11th

9 5 0
                                    

Mirae berlari keluar dari rumahnya yang baru. Jarum jam menunjukkan pukul 8.47, yang menandakan bahwa tersisa sedikit waktu untuk menuju pukul 9 pagi. Mirae berlari sambil mengenakan blazer hitam.

Mirae sampai tepat pukul 9, dan membuatnya menghela napas lega.
Mirae bekerja di kantor pusat pembelajaan di Seoul. Hasil dari kerja kerasnya selama ini membuahkan hasil. Ia berhasil membeli rumah di daerah *Gangnam dan tinggal bersama ibunya.

*Gangnam: Kota elit yg isiny org2 kaya

"Mirae! Tolong sebentar!" teriak wanita yang kelihatan lebih tua dari Mirae.
"Kenapa, sunbae?" tanya Mirae.
"Kerjakan ini!" wanita yang di panggil sunbae itu menyuruhnya mengerjakan tumpukan kertas yang tinggi itu.

*Sunbae: senior*

Tetap saja, kehidupan Mirae tak semulus yang dibayangkan, kerjaan menumpuk dan senior yang menyebalkan selalu menghampirinya, namun ia tak menghiraukannya. Menurutnya, ada yang lebih menyakitkan daripada itu.
Kehilangan.
_______________________________________

3 tahun lalu

Jaeyoung keluar dari ruangan Mirae. Mirae mengejarnya sambil terisak, Jaeyoung merasa bersalah karena itu ia berlari menjauh dari Mirae. Jaeyoung menyebrang jalanan yang basah karena hujan, Mirae menyusulnya. Lampu penyebrangan berubah menjadi merah, yang menandakan bahwa pejalan kaki yang ingin menyebrang harus berhenti sebentar, tapi Mirae tetap mengejar Jaeyoung. Ada sebuah truk yang melaju cepat. Jaeyoung yang mendengar klakson di belakangnya berbalik. Ia melihat Mirae yang hampir tertabrak dan-

*CKIIT* /anggep aj suara rem
*BRUUK* /anggep aja suara tabrakan

Darah segar mengalir membuat aspal jalanan berwarna merah.
Mirae membuka matanya perlahan dan melihat Jaeyoung memeluknya erat. Kepala Jaeyoung cedera dan mengeluarkan banyak darah. Mata Mirae tak bisa terbuka lebih lama dan akhirnya pingsan.

Ambulans pun datang dan membawa kedua orang yang terkapar di jalanan yang basah karena hujan itu.

_______________________________________

Mirae melihat jam tangannya. Sudah pukul 10 malam tapi pekerjaannya masih menumpuk. Ia frustasi dan mengacak rambutnya.
"Lebih baik aku mencari kopi" monolog Mirae. Ia berjalan ke vending machine dan memasukkan beberapa koin. Koinnya terjatuh dari tangan Mirae. Koin itu menggelinding ke sepatu sneakers seorang pria. Mirae terkejut saat melihat wajahnya. Pria itu tersenyum ke arah Mirae dan memberikan koinnya. Lalu ia pergi meninggalkan Mirae.
"Jaeyoung!" panggil Mirae namun tak di gubris pria itu. Mirae menarik tangan pria itu.
"Maaf, aku salah orang" Mirae salah mengenali pria itu.

Jaeyoung yang sudah tewas saat kecelakaan 3 tahun yang lalu. Ia tewas saat dilarikan ke rumah sakit.

'Kuharap aku bisa menghentikan pikiran tentang kesialanmu itu'

Sejak kejadian 3 tahun yang lalu, Mirae mengalami depresi berat. Ia sering salah mengenali orang yang berperawakan sama seperti Jaeyoung.
Belakangan ini kondisinya membaik namun entah kenapa gejalanya muncul lagi.

Mirae kembali masuk ke kantornya dan menyelesaikan pekerjaannya. Namun ada sosok pria misterius yang menanti didepan pintu kaca kantor Mirae. Mirae menjatuhkan kopinya. Pria itu tersenyum kepada Mirae.

_______________________________________

maap kalo endingny maksa, mimin gabs dpt ide yg mencerahkan cerita ini ㅠㅠ jd tlg maafkan dan makasi sama yg udh dukung story ini dr awal.. terimakasi gaiss..
jgn lupa vomment dan krisarnya gaess..

Miss FortuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang