Steve, mantan pacar Lia, sedang menuju tempat tinggal Mirae. Ia merasa tidak adil karena Lia memutuskan hubungannya. Steve sudah hampir sampai, ia melihat sesuatu yang tidak asing dari sebrang. Ia melihat Lia dengan preman-preman itu.
"Kau, kau bahkan bermain dengan preman sekarang? Cih.. Tak kusangka" Steve bermonolog. Tapi keadaan mulai aneh saat Lia di seret ke dalam gang. Ia mulai membuntuti mereka.
'Bodoh sekali aku berpikir yang tidak-tidak' batin Steve."Preman br*ngs*k! K*parat si*l*n! Apa yang kalian lakukan!!!"
Hampir saja terjadi kejadian yang tidak diinginkan.
"Siapa kau, b*jing*n?!" teriak preman itu sambil mengambil besi didekatnya. Anak buahnya pun ikut mengambil senjata yang ada di dekatnya.
Steve menelan ludah melihat jumlahnya yang tidak sedikit.
"B-baiklah. Kalian maju satu persatu" Steve menantang.
"Omong kosong apa, sial" preman itu mendengus kesal. Anak buahnya serentak maju menyerang Steve. Untungnya ia berhasil menghindar.
"Lihat bed*bah ini" preman itu melakukan pemanasan dan siap untuk memukul kepala Steve. Steve baru melihat ke arah belakang.Terlambat.
Kayu sudah menghantam kepalanya. Wajah Steve shock melihat darah yang menetes ke tanah. Lia membeku di tempat sambil memegang kayu di tangannya.
"Dia tidak mati kan?" ucap Lia gemetar ketakutan.
Reflek anak buah preman-preman itu menyerang Lia. Salah satu dari preman itu memukul iga Lia. Lia terjatuh ke tanah. Matanya menatap Steve, ia menangis sebelum akhirnya pingsan. Steve murka dan menghabisi preman-preman itu dengan besi si ketua preman itu._______________________________________
Lia mengintip Steve yang membaca buku dibalik rak buku perpustakaan. Mirae yang di samping nya menyikut pelan.
"Hei. Sedang apa?" bisik Mirae.
"Kau lihat pria itu? Dia tipeku" jawab Lia berbisik.
Mirae terkekeh.
"Coba dekati saja." ucap Mirae.
Lia menatap Mirae, lalu ia tersenyum dan mengangguk.
_______________________________________Mirae sampai di rumh sakit. Ia berlari mencari Lia yang kolaps. Jaeyoung membuntutinya.
"Lia!" Mirae teriak sambil menangis.
Lia masih terbaring tak berdaya di kasur rumah sakit.
"Apa yang terjadi?" Mirae bertanya kepada Steve. Steve menjelaskan apa yang terjadi. Mirae shock dan panik.
"Dokter juga bilang kalau rusuk kanannya retak" lanjut Steve.
Mirae menangis tersedu melihat sahabatnya terbaring lemah.
"Kau pulanglah," ucap Steve.
"Aku akan menjaganya." lanjutnya.
"Kau sudah beritahu orangtuanya?" tanya Jaeyoung.
Steve menggeleng.
"Mereka akan menggila kalau tahu anaknya patah tulang" jelas Steve.
Jaeyoung berdehem.
"Tolong jaga dia. Aku akan membawa Mirae pulang" ucap Jaeyoung.
Steve mengangguk.
_______________________________________Mirae masih sesenggukan. Ia masih menangisi sahabatnya.
"Jangan menangis. Ia pasti siuman dalam waktu dekat." Jaeyoung menghibur Mirae.
"Belakangan ini aku sering mendapat keberuntungan. Apa karena itu Lia jadi sial? Apa Lia masuk rumah sakit karena aku?" tangis Mirae semakin pecah.
"Omong kosong apa itu? Tidak ada hubungannya" Jaeyoung menyangkal dan memeluk Mirae.***
Siklus keberuntungan <yang tidak masuk akal>Kalau Mirae beruntung
Orang terdekatnya sial
Kalau Mirae sial
Orang terdekatnya beruntung
***Jaeyoung bisa di bilang orang yang penuh dengan keberuntungan. Baik untuk dirinya atau orang sekitarnya. Namun sepertinya tidak berlaku untuk keluarganya.
_______________________________________
Mirae melanjutkan studi kuliahnya tanpa Lia. Ia juga beraktivitas seperti biasa. Namun wajahnya masih sedih. Ia merasa kalau Lia terluka akibat dirinya.
Jaeyoung, yang sedang menjadi pengangguran, menemani Mirae di tempat tinggalnya. Jaeyoung selalu berkata bahwa semua kejadian itu bukan salahnya. Tetapi Mirae tetap mengelak dan merasa semua itu salahnya. Jaeyoung lelah dan frustasi untuk menghibur Mirae, namun Mirae selalu menolak.
"Terserahlah" ucap Jaeyoung.
Mirae cukup kaget dengan perubahan sifat Jaeyoung.
Mirae hanya menatap Jaeyoung.
"K-kenapa?" Mirae mulai menangis.
"Kenapa?! Kau selalu menyalahkan diri sendiri padahal kau tidak ada sangkut-pautnya! Aku sudah bilang berkali-kali, kau selalu menolak. Kenapa kau seperti ini!" Jaeyoung berbicara dengan nada membentak.
"Bukan seperti itu. Aku hanya merasa-"
"Baiklah. Terserah saja! Aku tidak peduli" potong Jaeyoung.
Jaeyoung keluar dan membanting pintu. Meledaklah tangis Mirae. Sepertinya langit memahami perasaan Mirae, hujan deras turun, menutupi suara isakan Mirae._______________________________________
3 tahun kemudian.
***
apa yg trjd 3 taun kemudian??? author pun juga tidak tahu:v
hae gays(?) kita bertemu lg di chap 10
saya akuin kalo jalan ceritany makin absurd :") *gomenasaii /bungkuk 180°
ya tp author akan berusaha buat bkin alur yg lebih bagus lg, biar kelyen ena bacany:vyah vomment kl suka ceritany, kalo gasuka juga vomment:v
dukung author supaya bs bkin cerita lebi baik lg, jgn lupa krisar nyatengkyu:*
![](https://img.wattpad.com/cover/226808112-288-k487026.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Fortune
Teen FictionMirae, seorang wanita berumur 21 tahun selalu membawa keberuntungan bagi semua orang disekitarnya, layaknya Dewi Keberuntungan. Tetapi keberuntungan itu hanya berlaku bagi orang lain. Hidupnya sangat sial. Di sisi lain, Jaeyoung, seorang aktor...