6th

23 7 2
                                    

Tangan Jaeyoung mengambil panci dari belakang Mirae. Sontak Mirae berbalik dan sialnya, ia terpeleset dan jatuh menimpa Jaeyoung. Mata mereka saling bertemu dan menjadi canggung.
"Haha. Maaf," ucap Mirae sambil tertawa kikuk.
Tapi tangan Jaeyoung menahan Mirae  dan Mirae terjatuh untuk kedua kalinya, namun bukan mata mereka yang bertemu.

_______________________________________

Momen awkward menghampiri ruangan itu. Bagaimana tidak, mereka berciuman tanpa sengaja.
Mirae hanya duduk disofa dan Jaeyoung mondar-mandir didepannya.
"Kita anggap kejadian ini hanya-"
"Kecelakaan!" Mirae memotong ucapan Jaeyoung.
"Ya! Mari kita anggap seperti itu." Jaeyoung setuju.
"Ya," Mirae mengangguk
"Kalau begitu, aku permisi" Mirae keluar dari ruangan itu dan langsung masuk ke kamarnya.

"Gila! Dasar gila! Kenapa kau membuat ulah!" Mirae mengetuk kepalanya sendiri.

Di waktu yang sama Jaeyoung juga melakukan hal serupa.

_______________________________________

Mirae tak dapat fokus bekerja sama sekali. Sentuhan lembut dibibirnya semalam tak dapat ia lupakan. Mirae tersadar dan menggelengkan kepalanya.
"Hei! Kau kenapa?" tanya Younghee.
"Tidak," Mirae menggeleng.
"Wajahmu memerah! Apa kau punya pacar?" Younghee menggoda Mirae.
"Tidak, jangan berkata seperti itu" melas Mirae.
"Yasudah. Memang aku bicara apa?" Younghee dan Mirae kembali bekerja.

_______________________________________

"Cut!" teriak pria paruh baya di tengah keramaian itu.
"Jaeyoung! Apa yang kau lakukan?! Kenapa tak fokus? Kau mau kupecat?"
omel sutradara.
"Maaf, pak!" Jaeyoung membungkuk.

Jaeyoung sedang syuting untuk dram terbarunya. Kali ini ia mendapat peran yang cukup menonjol, walaupun bukan peran utama.

Jaeyoung mengingat kejadian semalam. Saat bibir lawannya menempel dibibirnya.
"Lembut" gumam Jaeyoung.

"Jaeyoung!!! Cepat ambil posisi!" teriak sutradara memecahkan imajinasinya.

_______________________________________

"Lelah sekali," Mirae memijat pundaknya.
"Oh? Jaeyoung?" Mirae panik dan bersembunyi di belakang pohon.
Jaeyoung belum menyadari dan masih berjalan santai.
"Untungla-,"
"Astaga!" Mirae terkejut.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Jaeyoung dibelakang Mirae.
"A-anu itu," Mirae menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Haha. Tadi banyak sekali serangga. Kenapa banyak sekali serangga?" ucap Mirae sambil mengibas-ibas tangannya seolah mengusir serangga.
"Kau tidak menghindariku karena kemarin kan?" tanya Jaeyoung.
"T-tidak! Tentu saja tidak!" teriak Mirae. Orang-orang yang lewat melihat Mirae.
"Kenapa kau berteriak, aku hanya bertanya," kata Jaeyoung.
"Ayo pulang" Jaeyoung menggenggam tangan Mirae.

_______________________________________

Mirae merasa bosan karena selalu berada dikamarnya. Ia keluar ke taman.
"Aku baru tahu ada taman didaerh ini," Mirae duduk di ayunan kosong.
Ponselnya berdering. Ia membuka notifikasi yang masuk, ternyata pesan dari Jaeyoung.

'Halo. Ini aku Jaeyoung. Maaf, aku mendapat nomormu dari rekan kerjamu. Hari ini drama terbaruku tayang di TV. Tolong tonton dan nilai kemampuanku'

Mirae tersenyum. Ia langsung pulang kerumahnya dan menonton drama terbaru Jaeyoung.

"Ia tampan," cengenges Mirae.
"Aduh! Apa yang barusan ku ucapkan?" Mirae memukul bibirnya sendiri.
Ia menonton dan tertidur.

_______________________________________

"Materi selesai sampai sini. Saya minta kalian tidak terlambat untuk mengumpulkan salinan materi kepada saya" ucap dosen sebelum meninggalkan kelas.
"Mirae! Hari ini kau bisa ikut?" tanya Lia.
"Sepertinya tidak. Nanti malam akan kukirim bagianku. Maaf Lia" kata Mirae.
"Tak apa, pasti berat kuliah sambil kerja," Lia memeluk Mirae.
"Tapi jangan sampai terlambat mengumpulkan materinya. Kau tahu kan aku ini kejam?" tatap Lia intens.
"Baiklah" ucap Mirae sembari tertawa.
"Sudah waktunya aku pergi," Mirae bergegas pergi.
"Sampai jumpa" teriak Mirae di depan kelas.

_______________________________________

Mirae berlari ke kafe agar tidak terlambat. Rutinitasnya setiap hari tidak membuatnya lelah atau marah.
Saat itu juga Jaeyoung di sebrang jalan melihat Mirae. Ia gemas dengan tingkah lakunya.

Mirae terhenti sejenak. Ia melihat ada motor yang kehilangan keseimbangan. Didepan motor, ada nenek yang tidak bisa menghindari motor tersebut. Mirae kebingungan dan panik.
Mirae berlari ketengah jalan dan mendorong nenek tersebut. Namun naas, Mirae tak sempat menghindari motornya dan ia tertabrak. Mirae terbaring di jalanan dengan kepala yang bersimba darah.
'Kesialan yang terakhir' batin Mirae. Ia melihat orang-orang mengerumuninya. Pandangannya berbayang dan kabur. Sebelum berubah menjadi gelap, ada sosok yang menggendong Mirae.

_______________________________________

helaw, setelah hampir seminggu author ga ada ide. muncullah ide tak terduga ini.

yauda tidak prlu cangcingcong
silakan enjoy cerita asal2an gua
dan jgn lupa buat follow, vote, dan komen bila ada masukan, krisar, dsb.

tencu

Miss FortuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang