'Ahhh...'
'Ouhh...'
'Yeah! OH. MY. GOD-hhh! Mhh...'
Desahan menggema di sebuah kelas kosong, kedua paha nya terbuka lebar sempurna, sang dominan terus menekan tubuh yang lebih kecil di bawah kungkungan nya, hingga kedua lutut lelaki submisif itu bersentuhan dengan bahu karena tubuh nya di tekuk.
Tidak perduli dengan darah dan sperma yang bercampur, sehingga menetes keluar dari sela lubang anus nya yang sedang di gempur.
Tangan si dominan kemudian terulur, lalu jemari itu melingkar di leher lelaki submisif dan mencengkeram nya.
Terdengar nafas terputus putus, persis seperti suara orang sekarat, lidah nya terjulur hingga saliva lelaki submisif mengalir keluar.
"Ggrrrhhh... so fucking needy! Ahh... your ass so damn good, Mark." Geraman seksi si dominan adalah tanda kepuasan sang pelanggan, lelaki submisif yang di panggil Mark itu terus menjepit kan anus nya.
"P-please use me morehhh..." racau nya lagi.
Sang dominan menyeringai mendengar permintaan itu, dia tidak perlu menahan diri lagi, segera ia raih dildo yang tak jauh dari jangkauan, kemudian di jejal kan ke dalam anus submisif, padahal anal beads di dalam sana pun belum di keluar kan, kini sebuah dildo kembali mengisi anus nya.
Jeritan panjang dan pilu kembali terdengar, kali ini anus nya benar benar di buat menganga, rasa di perut nya sudah tidak karuan, sakit, perih, nyeri, dan sesak.
Dan di ujung rasa sakit itu semua ada rasa nikmat.
Setelah berpuluh puluh menit bercinta— maksud ku, bersetubuh, dominan itu akhir nya mencapai klimaks, dan mengeluarkan muatan sperma untuk ke enam kali nya, di dalam anus si submisif itu.
Submisif yang dia panggil Mark itu merintih kesakitan, torso nya benar benar remuk, bahkan untuk duduk pun rasanya mustahil.
Dominan itu pun menarik penis, dildo, dan anal beads nya begitu saja, mengindahkan Mark yang meringis kesakitan."Perlu bantuan?" Tawar nya, Mark hanya bisa mengangguk dan lelaki itu membantu nya turun dari meja, begitu kaki nya berpijak, rasa sakit dan remuk itu berlipat kali lebih mengerikan.
Lelaki dominan itu asik membersih kan pusaka kebanggaan nya, dan sudah berpakaian rapih. Dia memandang Mark yang tertatih memungut pakaian nya, melihat Mark mengeluarkan baby wipes dari tas, lelaki dominan itu merampas dari tangan nya.
"Tidak boleh, jika kau membersih kan itu, aku tidak akan membayar mu."
"T-tapi... bau nya sangat menyengat Renjun ah!"
"Aku suka bau sperma, cepat kenakan jeans mu, aku suka melihat mu basah seperti itu."
"B-baiklah." Mark menuruti perkataan dominan bernama Renjun itu, lalu mengenakan pakaian nya seperti semula.
Saat Mark ingin mengambil tas nya, Renjun dengan sengaja mengambil tas itu kemudian melempar nya ke lantai beserta wadah baby wipes tadi.
Mark terdiam, lalu memandang wajah tampan Renjun.
"Ambil dan merangkak lah, Mark." Renjun menyeringai penuh ke menangan.
Mark lalu berjongkok dan merangkak seperti kata Renjun, sial, ia bisa merasakan sperma dan anal juice nya mengalir keluar dari anus nya, membuat jeans yang ia kenakan menjadi basah di bagian pantat.
"Anjing pintar, akan ada bonus untuk anak penurut seperti mu." Entah itu bisa di sebut pujian atau tidak.
"Tersenyum, aku suka saat kau tersenyum."
Renjun semakin terhibur, Mark benar benar penurut. Renjun kemudian melumat habis senyuman Mark, bukan sebuah lumatan beringas.
Renjun melepas pagutan mereka dan menampilkan senyum menawan nya.
"Terima kasih, Mark hyung! Mari pulang bersama!"
Renjun mencengkeram tangan Mark dan membawa nya keluar bersama dari kelas itu.
——
'Halo? Mark? Bagaimana?'
"Dia benar benar menghajar ku, Yeri ah."
'Maaf kan aku, Mark, seperti itu lah Renjun.'
"Ya, bipolar-nya benar benar mengerikan."
'Tapi bagaimana bayaran yang di berikan?'
"Umm... dia memberi ku 10 juta Won."
'Wow! Seperti nya tubuh mu benar benar hancur, Mark Lee.'
"Ya sudah, aku tutup dulu. Tubuh ku sakit sekali."
'Sampai jumpa!'
pip!
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT's Fictions by Hala
FanfictionSebuah kompilasi fiksi boys love NCT by Hala! WARNING MATURE CONTENT 🔞⚠️🚨