Punishment - JaehyunxHaechan

10.3K 197 2
                                    

- Haechan -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Haechan -

(kindly click vote before you read)

Keringat bercucuran dikening hingga membasahi poni golden brown nya, Haechan berlari terengah engah di jalanan yang sunyi, tidak terlalu sunyi, ada segelintir orang masih berlalu lalang membawa kendaraan seperti mobil walau waktu menunjukan pukul satu dini hari.

Haechan mengumpat pada dirinya sendiri karena bermain Overwatch bersama Jaemin, hingga dia lupa waktu. Seseorang tidak akan senang dengan perbuatan nakal nya.

Ia terus berlari tanpa henti, kakinya terasa kebas dan sedikit sakit saat ia menaiki jalan menanjak, sepertinya ia harus diet karena seminggu yang lalu ketika ia berlari menaiki jalan ini tidak masalah, tapi sekarang nafas nya hampir putus.




Sebuah mansion diujung jalan mulai terlihat, ada dua orang berjas hitam menunggu di gerbang.

"Hufft... a-ahjusshi, apa kalian tidak kedinginan berada disini...?" Kedua penjaga itu saling bertukar pandang.

"Lebih baik tuan muda cepat masuk." Peringat salah satu diantara mereka.

Rambut rambut halus di belakang lehernya meremang, melihat wajah khawatir kedua penjaga itu Haechan sudah menduga, jika kelalaian nya berujung fatal. Ia pun mengangguk dan melenggang memasuki pekarangan mansion bertulis marga 'Jung' di depan nya.

Penerangan di mansion itu padam dan hanya sebuah kandil mewah yang cukup besar memberi penerangan temeram di ruang tengah yang luas.

Haechan berjalan mengendap ketika di lihat nya sebuah ruang kerja di lantai dua sedikit terbuka, hingga...

"JUNG HAECHAN!" Sebuah suara husky yang berat meneriaki nya dari atas, ia berjengit karena terkejut, sangat terkejut. Haechan tahu berjalan sepelan apapun keberadaan nya akan diketahui oleh penghuni mansion besar ini.




Siluet Jung Jaehyun, pria tinggi nan kekar keluar dari ruang kerja nya dan berdiri di bawah penerangan yang temeram, dengan balutan robe piyama hitam bermotif emas membungkus dirinya, bagian dada bidang dan abs nya yang sedikit mengintip, di biark...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siluet Jung Jaehyun, pria tinggi nan kekar keluar dari ruang kerja nya dan berdiri di bawah penerangan yang temeram, dengan balutan robe piyama hitam bermotif emas membungkus dirinya, bagian dada bidang dan abs nya yang sedikit mengintip, di biarkan sedikit terbuka. Perlahan menuruni anak tangga menghampiri bocah yang baru saja ia teriaki namanya.

"D-daddy?! Ehehe— eh!" Haechan terkejut ketika sebuah tangan mencengkeram bagian belakang leher nya dan membawa Haechan menaiki tangga itu kembali, menuju kamar tidur utama.

"Anak nakal! Berani berani nya pulang selarut ini! Kau sudah membuat isi kepala ku mendidih!"

Ucap Jaehyun geram, Haechan tidak bisa mengucapkan sepatah kata, matanya hanya membola sempurna dengan mulut sedikit terbuka, jujur ia takut kalau pria ini sedang marah.

Begitu memasuki kamar utama, Jaehyun membanting Haechan di kasur dengan sekali dorongan, membuat bocah itu melayang begitu saja.

"Ugh!" Haechan merintih pelan, setidak nya ia tidak mencium permukaan marmer yang keras.

"Dari mana saja, hm? Baru pulang jam segini! Lihat seragam mu, kotor dan kumal! Kau puas bermain seharian hingga membuat daddy mu ingin mati karena khawatir menunggu mu?!" Cerca pria tinggi itu.

Haechan menatap daddy nya dengan mata memelas, dia tahu kalau perbuatan nya salah karena tidak pulang seharian selepas sekolah usai, dan bermain di apartemen Jaemin dan baru kembali dini hari.

"Tidak menjawab rupanya? Apa si Minhyung itu sudah merusak mu?! Apa dia membayar mu untuk menjadi pelacur nya, Haechan?!" Haechan menatap nyalang pada daddy nya.

"Minhyung hyung tidak seperti, daddy!" Balas Haechan tak kalah nyaring.

PLAK!

Sebuah tamparan keras hingga tubuh mungil nya terjungkal menghantam marmer, ia tidak percaya jika daddy nya sudah melayang kan tamparan ke wajah nya.

"Sudah berani melawan ku rupanya? Kau bajingan kecil."

Haechan terisak, rasanya sakit, sangat sakit dan panas terasa membakar pipi nya, daddy nya tidak pernah sekasar ini.

Jaehyun meremat kerah blazer Haechan hingga ia terbangun dari posisi bersimpuh nya, dalam sekali tarik blazer dan seragam nya sudah terlepas dengan beringas.

"Kau harus ku hukum, Haechan, kali aku akan bermain... Dengan. Sangat. Sangat. Kasar!" Geram Jaehyun, ditambah setiap penekanan kata katanya.

Haechan menggeleng ribut, "tidak! Daddy! Chanie mohon jangan seperti ini! Hiks! Ampuni Chanie daddy! Chanie salah, Chanie salah daddy! Chanie—"

BUGH!

Belum sempat Haechan menyelesaiakan kata katanya, Jaehyun dengan tega meninju perut Haechan sebanyak tiga kali, hingga bocah itu memuntah kan saliva yang sangat banyak dan meringkuk kesakitan.

"Kau benar benar anak tidak tahu diri, Jung Haechan." Entah dari mana asalnya Jaehyun sudah memborgol kedua tangan Haechan di balik punggung nya dengan sangat kencang.

Air mata membanjiri wajah tembam nya, ia sudah tidak bisa lagi memberikan perlawanan atau protes, belum hilang bekas tamparan di wajah manis nya, kini tinju Jaehyun melayang keras menghantam perut bagian atas nya.

"Uhuk! Hiks— s-sakit..." rintih Haechan.

Jaehyun sudah menanggalkan seluruh kain yang menutupi tubuh Haechan, matanya yang membola nyalang dibutakan oleh nafsu memandang lapar tubuh telanjang anak nya. Kulit kecokelatan yang eksotis begitu kontras dengan kulit Jaehyun yang seputih susu.

Jaehyun menyeringai melihat rambut tipis yang tumbuh di bawah ketiak Haechan, sebagian tumbuh di sekitar penis nya, membuat Haechan terlihat semakin menggiur kan.

Harum kokoa dan keringat basah Haechan yang masih menempel, membuat hormon Jaehyun semakin bergejolak.

Jaehyun membalik tubuh Haechan yang meringkuk kesakitan, diserang nya bibir yang bergetar ketakutan itu, Jaehyun mengecap rasa manis permen ketika ia melumat bibir Haechan, dan terus melumat dengan sangat kuat hingga Haechan merintih tanda ia mulai kehabisan oksigen.

"Mmh... daddyhhh~ umhh..." mendengar desahan lemah Haechan membuat nafsu Jaehyun semakin besar.

"Sebut namaku anak manis, aku tidak ingin di panggil daddy." Sebulir air mata kembali lolos dari pelupuk nya, bila Jaehyun tidak ingin dipanggil daddy lagi berarti amarah Jaehyun sudah tidak bisa ditawar.

"J-Jaehyun... Jaehyunie..." pria berusia duapuluh sembilan tahun itu menyeringai seram, penis nya yang sudah menegang sempurna ia posisikan di depan lubang Haechan, tanpa ada penetrasi atau pelumas Jaehyun menghunus kan penis tigapuluh sentimeter itu menerobos liang hangat nya.

Haechan berteriak pilu, rasanya sangat mengerikan, meskipun Jaehyun sudah sering memasuki nya—itupun memakan waktu penetrasi yang melelahkan, namun kini Jaehyun tidak melakukan nya dan langsung memasukan penis nya raw kedalam lubang Haechan.

Gigi gigi putih Haechan mengatup kuat hingga gusi nya mengeluarkan sedikit darah karena menahan sakit yang benar benar mengerikan.

Pelaku nya? Hanya menyeringai nikmat tanpa ada rasa bersalah, dilubuk hati terdalam nurani nya menjerit sengsara untuk berhenti, namun ia tidak bisa, rasa kesal dan kecewa terhadap kenakalan anak ini sudah tidak bisa di toleransi.




TBC... 🔜

NCT's Fictions by HalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang