Punishment - JaehyunxHaechan (extremly mature 21+)

9.4K 216 22
                                    

...namun ia tidak bisa, rasa kesal dan kecewa terhadap kenakalan anak ini sudah tidak bisa di toleransi.

(kindly click vote before you read)

"J-Jae... Nghh! Berhentihhh... Akh!"

Haechan memelas belas kasihan dengan menyuarakan rintihan nya yang menyakitkan, hanya saja apa yang ia lakukan hanyalah memperburuk keadaan, rintihan itu semakin memancing sisi kelam Jaehyun untuk berbuat lebih brutal.

Tangan Jaehyun terulur lalu menarik helai golden brown Haechan, menjambak kepala nya hingga membuat ia terbangun dari posisi tengkurap dari ranjang milik Jaehyun.

Hanya dengan satu tangan seperti itu ia mampu membuat tubuh Haechan terangkat, dan membuatnya terpaksa berdiri di tepi ranjang dengan posisi yang sangat tidak nyaman, Haechan harus berjinjit jika tidak penis Jaehyun akan semakin masuk lebih dalam, setengah saja sudah membuat paru paru nya kembang kempis.

"Berjalan." Ujar nya sambil melepas kan borgol dari kedua tangan Haechan yang sudah membiru.

"Nghhh! Jaehyun—"

"Ku bilang berjalan! Ke meja rias sebelah sana!" Titah Jaehyun, Haechan pun menuruti saja.

"Haaaaaahhhh~ hiks! Akhhh—" Haechan berjalan tergopoh, dengan penis yang tidak terlepas dari penyatuan mereka.

Jaehyun kemudian menarik paha kiri Haechan dan meletak kan nya di atas meja rias, Jaehyun mengeluarkan penis nya hingga tersisa kepala nya saja yang berada di mulut anus Haechan,

"Buka matamu, cepat." Bisik Jaehyun di telinga Haechan, anak itu membuka matanya dan disuguhi pantulan nya sendiri yang terlihat menjijikkan.

Mulutnya sedikit terbuka dan mengalirkan banyak air liur, matanya sembab dan air mata membasahi pipi tembam nya, Haechan bisa melihat lebam tinju pada perut bagian bawah dada, lebam ungu kekuningan terlihat jelas pada kulit cokelat nya.

Oh, jangan lupa pada kepala tangan Jaehyun yang menggenggam helai rambut nya.

Haechan kembali meringis saat Jaehyun meremat rambut nya semakin kuat, "bersiap lah..." ucap Jaehyun lirih.

Jaehyun kembali menghentakkan pinggul nya dengan kuat, penis monster itu melesak masuk sepenuhnya kedalam tubuh Haechan, sedangkan ia hanya menjerit kesakitan sambil memegangi perutnya yang seolah sudah di robek oleh penis Jaehyun.

Jaehyun sudah tidak lagi menjambak kepala Haechan, kini kedua tangan itu memegang erat pinggang Haechan dan menancapkan kuku nya, ia sejajarkan pinggul Haechan dengan posisi pinggul nya yang lebih tinggi, seolah Haechan sedang di setubuhi sambil melayang karena sebelah kaki yang terjuntai tidak lagi berpijak pada marmer, sedangkan anak manis itu terus berteriak kesakitan, semua yang dilalukan Jaehyun jauh dari kenikmatan yang sering mendera tubuh nya.

Ini bukan seks yang sering mereka lalukan, melainkan sebuah pemerkosaan.

Jaehyun menenggelamkan wajah nya di punggung Haechan, menjilati keringat dan menyesapi rasa kulit yang lebih muda, sesekali ia bubuh kan hickey disana.

Jemari mungil Haechan terus memegangi perut nya yang seolah tidak berbentuk lagi karena ia merasa penis Jaehyun sudah melesak masuk hingga ke usus.

Tangan kanan nya meraih jemari dingin Jaehyun, mencoba menggenggam jemari itu berharap Jaehyun mau mengurasi rasa sakitnya barang sedikit.

Ketika mata Haechan terbuka ia melihat sebuah amplop yang bergesekan di bawah penisnya, samar samar ia melihat tulisan Romawi Jaehyun yang rapi.

'Daddy's birthday, February 14'

Hati Haechan terhenyak, ternyata hari ini adalah ulang tahun Jaehyun—ah bukan, tepat nya kemarin, karena ia kembali dini hari berarti ulang tahun Jaehyun telah berlalu.

Haechan memejam kembali dan air matanya semakin deras mengalir, ia memang bodoh dan kekanakan.

Kedua tangan Haechan berpindah meraih kedua bongkahan pantat sendiri dan melebarkan lubang anus nya.

"Lebih keras Jae! Angghhh... lebih keras daddy!" Lirih nya, mungkin ia sudah gila berkata seperti itu, tapi tidak ada pilihan lain selain mengikuti permainan Jaehyun, yang brutal.

Sang dominan tersenyum jahat, tangan nya segera meraih leher jenjang Haechan, kemudian mencekik pemuda itu sambil terus menghantam lubang nya yang sudah lecet.

Mendengar suara Haechan yang putus putus Jaehyun segera melepaskan cekikan nya, membuat pemuda itu terkulai lemas hingga wajah nya membentur cermin itu hingga pecah dan menorehkan luka pada kening nya.

Sebuah kebisingan tercipta dari ponsel seseorang, alarm pukul lima dini hari sudah berbunyi.

Jaehyun pun sudah mencapai klimaks nya yang ketujuh, darah dan sperma bercampur di dalam tubuh Haechan, setelah merasa puas dengan perbuatan nya Jaehyun menarik penisnya keluar hingga tubuh Haechan terhempas di marmer, sudah tidak ada tenaga lagi yang tersisa.

Tangan Jaehyun terulur dan kembali meremat rambut Haechan, menyeret pemuda itu ke tempat tidur dan membaringkan nya disana.

Mata sayu Haechan menatap nanar wajah Jaehyun yang serata marmer dingin yang ia pasang di mansion ini.

"Buka mulut mu, aku tau kau haus, son."

Haechan tersenyum kecut, ini benar benar hukuman paling menyakitkan.

Haechan membuka mulut nya, dan Jaehyun pun mengarah kan penis nya kesana.

"Telan, dan jangan ada yang tersisa." Haechan mengangguk pasrah, dan cairan bening keluar dari lubang kencing Jaehyun.

"Telan semua nya Chanie, jadilah anak baik." Ujar Jaehyun terkekeh.

Haechan memejam matanya rapat, membuah semua rasa jijik yang menyelimuti dirinya ketika air kencing Jaehyun menuruni tenggorokan nya.

Di rasa sudah selesai Jaehyun pun mencium bibir Haechan, dan berbagi rasa asin pahit air kencing nya sendiri bersama Haechan.

"Tidak secepat itu, anak manis." Ujar Jaehyun menahan wajah Haechan yang ingin berpaling, Jaehyun masuk kan sebuah vibrator dengan panjang yang sama dengan penis nya sedalam mungkin, Haechan kembali memekik sakit.

"Sekarang tidur lah, daddy ingin bekerja, vibrator ini akan menemani mu, sayang." Ucapnya mengecup kening Haechan, dan kembali memborgol kedua tangan nya.

"Ahh~ nghh! Mmmahhh~ h-happy bdayhh daddyhh... haaahh~" desah Haechan.

"Thanks baby." Ujar Jaehyun dingin, dan meninggalkan Haechan yang mendesah pilu sendiri di dalam kamar besar itu.

Sekarang sudah jam enam pagi, Jaehyun harus bersiap ke kantor, tak lupa ia tinggal kan pesan pada perawat mansion untuk mengobati Haechan jika dia sudah sadar, Jaehyun tahu Haechan tidak tertidur, melainkan pingsan.




END.

NCT's Fictions by HalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang