[silahkan klik vote sebelum atau sesudah membaca, dan silahkan tinggal kan komentar untuk membantu penulis meningkat kan karya nya.]
-Unspoken-
.
.
.
.
.Mark memandang kosong langit kamar Doyoung, entah roh mana yang merasuki nya, sosok Johnny Seo tiba tiba saja memenuhi isi kepala Mark, bayangan teman lelaki Doyoung itu terus berputar di kepala nya. Seperti ada ribuan kupu kupu yang memenuhi tubuh nya, wajah Mark akan bersemu kalau ia mengingat jelas bagaimana lekuk bibir lelaki itu, tubuh nya pun seolah gerah jika ia mengingat suara berat nya.
Mark bangkit dari ranjang itu dan mengambil jaket serta waist bag yang berisi switch, sticky note, dan dompet nya. Tak lupa ia mengirim email kepada Doyoung ia akan meninggal kan rumah untuk jalan jalan sebentar lalu mematikan iPad milik nya, dan berlari keluar rumah.
Doyoung dan Jungwoo sedang berada di kampus, Dejun sudah pergi dengan lelaki sebaya nya bernama Hendery, sedang kan paman dan bibi juga sedang pergi.
Johnny baru saja pulang dari kafe Taeyong, dengan sebungkus sandwich yang di berikan lelaki mungil itu, hari ini sungguh melelah kan, bekerja di perusahaan milik nya sekaligus menempuh gelar magister bisnis.
Suasana hati nya buruk sekali, ia terus memikir mantan kekasih nya—Ten, ia masih begitu mencintai lelaki mungil itu, memang tidak mudah berpisah setelah tiga tahun menjalin kasih. Ah Johnny memang seperti itu, ia selalu memikir kan mantan kekasih nya, dia memang selalu bertingkah posesif kepada kekasih bahkan mantan nya sendiri.
Ini sudah jam tujuh malam, ia harap sandwich dari kafe Taeyong ini cukup untuk makan malam nya, ia merogoh ponsel di balik jaket kulit hitam nya, saat ia meraih sesuatu itu bukan lah ponsel nya, melain kan sebuah kertas.
Ia mencoba mengingat kembali, ternyata itu secarik sticky note yang di berikan Mark tiga hari yang lalu. Ia terkekeh sendiri, bagaimana Mark sekarang? Apa yang sedang di lakukan anak itu?
Mark menyusuri sebuah taman di pinggiran kota, Mark menggosok kan kedua telapak tangan nya dan menghantar kan arus listrik hingga terasa sedikit hangat. Ia duduk di sebuah ayunan, sensasi dingin menyapa begitu bersentuhan dengan bagian besi dari ayunan itu, ia memejam kan matanya seraya mendengar gemerisik ranting yang tertiup angin.
Damai dan tenang, Mark suka suasana seperti ini, hati nya tidak lagi ber gemuruh meski nama Johnny kembali terulang di kepala nya.
Untuk beberapa menit Mark menikmati dunia yang ia cari hingga...
"Hei... apa yang kau lakukan di sini?"
Mark membuka mata nya cepat, siapa lelaki yang duduk di ayunan di samping nya? Dia muncul begitu saja.
"Maaf jika aku tidak sopan," lelaki itu tersenyum, namun senyuman itu ramah sekali. "Aku melihat mu sendiri di taman, dan hari sudah gelap. Kau tidak apa apa? Apa kau melarikan diri dari rumah?"
Mark menggeleng kan kepala nya, lalu mengangkat telapak tangan untuk mengisyaratkan tunggu saat ia hendak mengambil sticky note nya, namun Mark terkejut, lelaki itu malah menggenggam tangan nya dan membuat Mark menoleh heran dan menatap lelaki itu.
"Apa kau... tunawicara?" Tanya nya, Mark mengangguk, lelaki itu terkekeh dan berdiri di hadapan Mark.
"Perkenal kan, aku Nakamoto Yuta." Ucap nya sambil memperagakan bahasa isyarat. Mark melebar kan mata nya,
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT's Fictions by Hala
FanfictionSebuah kompilasi fiksi boys love NCT by Hala! WARNING MATURE CONTENT 🔞⚠️🚨