Unspoken - 4

3.4K 129 26
                                    

[please click vote before/after you read, your votes means lots for me. ty ❤️]


Pagi sekali Mark sudah bangun, ia membantu Doyoung dan bibi menyiapkan sarapan untuk semua orang, di tambah dengan janji nya untuk ikut bersama Doyoung ke kampus. Lelaki kelinci itu terkesima dengan tehnik pisau Mark yang elegan.

"Aku akan membangun kan yang lain, Mark tolong tata meja makan." Ujar Doyoung, ia berlari menuju kamar Jungwoo dan Dejun, lalu tak lupa menyiapkan jas kerja ayah nya.

"Mark tolong cicipi omelet ini, apa enak?" Ujar bibi menyuapkan potongan omelete pada Mark, ia mengacung kan jempol dengan senyuman, bibi tersenyum tak lupa mengucapkan terima kasih.


"Kau baik baik saja, Mark?" Ia mengangguk menjawab pertanyaan Jungwoo, sejak memasuki area kampus ini Mark terlihat murung, mungkin karena kejadian itu.

"Mark!"

Mereka bertiga menoleh mendengar suara yang begitu familiar, itu Yuta. "Hei Mark! Apa kabar? Lama tidak berjumpa Doyoung, Jungwoo~~~"

"Yuta~~~"

"Jungwoo~~~"

"Halo Yuta, lama tidak berjumpa." Ujar Doyoung tersenyum dan menyambut bro fist dari Yuta.

"Aku hanya cuti kuliah, tidak pergi dalam waktu lama, dan... apa Mark berkuliah di sini?" Doyoung menggeleng, ia menjelas kan ada hal yang harus di selesaikan antara Mark dan seseorang.

Yuta pun ikut berembuk mereka bertiga dan berjalan menuju kafetaria, di sana terlihat Johnny sedang duduk bersama seorang perempuan.

Ah perempuan itu... Mark membatin,

"Sup John" ujar Yuta lalu duduk di samping nya.

"Ekhem!" Doyoung berdehem lumayan keras, sehingga membuat perempuan itu tersentak.

"Mark, perkenal kan dia adalah mahasiswa di sini dan rekan kuliah ku, Ayu a-g-a-s-h-i..." Doyoung memberikan penekanan pada kata Agashi (tuan putri).

"H-halo... Mark-ssi, a-aku mmm... meminta maaf atas perbuatan ku minggu lalu, aku... aku sungguh sungguh minta maaf dan menyesali cacian ku—" Mark terkejut, ia tidak menyangka jika perempuan itu akan meminta maaf, lebih jelas nya Mark tidak mengharap kan permintaan maaf nya, karena masalah itu sudah berlalu, namun tidak bagi Doyoung, perempuan yang di manja harta oleh kedua orangtua nya ini harus mendapat kan sedikit pelajaran tentang tata krama.

Mark melirik tatapan sinis seorang Kim Doyoung, ia terlihat mengerikan dengan ekspresi dingin nya, Mark hanya tidak tahu saja Doyoung adalah lelaki yang sangat perhitungan, di balik sosok berwibawa dan tenang itulah, dia menyembunyikan taring nya.

Setelah itu Ayu mengangkat kepala nya dengan wajah masam, bisa di bilang dia tidak tulus mengucapkan maaf, di tambah ia di permalukan di area terbuka kampus.

"Kau puas, Kim?" Ujar nya sinis, "kau yang memiliki urusan dengan adik ku, jadi ku pikir kau yang harus menyelesaikan urusan mu, Mark... bagaimana?" Doyoung melirik Mark yang ber keringat gugup memandang situasi konyol ini, dan mengucapkan sesuatu.

"Yuta hyung, apa yang di katakan Mark...?" Jungwoo mem beo.

Yuta berdecih, "kau sungguh ingin tahu...?" Mereka semua mengangguk.

"Mark bilang... apa kau sedang membaca puisi cinta? Enyah lah." Wajah Mark panik luar biasa, ia tidak percaya dengan apa yang di kata kan lelaki itu, sedang kan tawa Kim bersaudara sudah membahana mengisi kafetaria. Ayu yang malu pun mengumpat dan lari dari situ, ia sungguh menyesal telah berurusan dengan Doyoung.

NCT's Fictions by HalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang