Masih ingat dengan penyakit Vinaya?
Yang waktu itu dia bilang dia sudah sembuh, padahal kenyataannya itu sama sekali tidak benar. Penyakitnya tidak akan pernah bisa sembuh, Vinaya harus terus terusan ber ketergantungan dengan obat.
Terus kenapa Vinaya bilangnya udah sembuh?
Dia pengen pergi dari dunia ini dengan tenang tanpa membuat sahabatnya terpukul dan terutama orang yang ia cintai, Vinaya gak mau dia tau tentang penyakit yang di deritanya.Makanya sekarang Vinaya ingin minta satu permintaan pada orang itu,
"Yo," panggil Vinaya.
Sekarang mereka lagi diatas motor Gio, duduk sambil nunggu pesanan corndog cheesee milik Vinaya selesai.
"Apaan?" sahut Gio masih fokus pada layar hape.
"Lo tau gak kalo gue abis nolak cowo?" ujar Vinaya.
Gio menoleh penuh pada Vinaya. "Ha apaan? Siapa yang abis nembak lu?"
"Ada cowo, lumayan ganteng lah. Awalnya mau gue terima tapi gue langsung inget seseorang, jadi gue tolak deh" cerita Vinaya.
Gio terkekeh kembali menatap layar hape nya. "Bagus lah, lagian ngapain sih tu cowo gak tau apa lu punya delapan cowo yang harus dia lewatin dulu"
Vinaya ketawa. "Emang harus di ospek dulu kayak gitu?"
"Iyalah, biar keliatan bener apa engga tu cowo"
"Lo gak penasaran siapa orang itu?" tanya Vinaya
"Apa? Yang nembak lu?" jawab Gio, sibuk main game online.
"Bukan, seseorang yang jadi alasan gue buat nolak semua cowo" kata Vinaya.
"Emangnya siapa?"
"Elo yo—"
"AKKHH!!! Gimana sih, mati kan gua! Elah" seru Gio.
Sial. Kenapa harus pas Vinaya ngomong sih Gio teriaknya? Vinaya gak mungkin ngomong untuk yang kedua kalinya.
Itu aja dia degdegan setengah mati.
"Siapa nay? Sori, tadi gua gak denger" tanya Gio.
"Eh itu udah jadi, gue ambil dulu" kata Vinaya mengalihkan topik pembicaraan.
Gio mengerutkan alisnya. "Siapa sih anjir bikin penasaran aja," gumamnya
🎬🎬🎬
Vinaya menggulumkan bibirnya. Permintaan nya sama sekali belum ia bicarakan dengan Gio tapi pemuda itu sudah mengacaukannya sejak awal, terus sekarang gimana coba ngomongnya.
Kini mereka berpindah jadi ke rumah Vinaya, tepatnya diatas rooftop dengan penerangan yang cukup remang dan angin bertiup kencang.
Dingin.
"Sepi juga ya kalo cuma berdua gini," ujar Gio.
"Iya, tapi kalo rame berisiknya nauzubillah" sahut Vinaya.
"Gak kebayang kalo kita pisah, udah gak bareng bareng lagi. Sedih banget kali ya" kata Gio
"Yo, lo mau tau gak doa gue setiap sholat itu apa?" ucap Vinaya tiba tiba, membuat Gio sedikit terkejut.
"Apa?"
"Gue berdoa semoga gue panjang umur, terus juga gue berdoa semua sahabat gue bahagia dan sehat selalu" kata Vinaya.
"Kenapa lu berdoa buat yang lain juga?" tanya Gio.
KAMU SEDANG MEMBACA
District 14 | Millenium
Ficção Adolescentemake some happiness with us! ⚠ harsh word start : 3 Jun 20 end : 14 Augst 20 ◼ high rank; #1 - kimchaewon 20200925 #2 - leechaeyeon 20200616 #5 - shinryujin 20200929 #20 - millenium 20201011 #5 - millennium 20210609 #3 - leeseoyeon 20221118