Jangan lupa VOTE sebelum membaca^•^
"Pergunakanlah waktumu sebaik mungkin karena waktu tak akan bisa diputar kembali."
***
Hari-hari terus berganti. Dari Senin menuju Minggu. Minggu menuju Senin.
Hidup ini layaknya air yang terus mengalir. Bila sudah berhenti mengalir, di situlah akhir dari segalanya. Jadi, pergunakanlah waktumu sebaik mungkin karena waktu tak akan bisa diputar kembali.
Tak terasa waktu kelulusan sudah di depan mata. Tak terasa pula putih abu-abu akan segera menjadi MABA.
Rambut Rexa yang dulunya botak sebelah kini telah tumbuh semua.
Seluruh murid kelas XII di SMA Twilight berdesak-desakan melihat pengumuman nilai UN mereka di mading sekolah. Pasalnya hari ini, nilai UN sudah keluar mereka tak sabar melihat hasil kerja kerasnya.
"Lihat nilai di mading yuk. Udah keluar tuh nilainya." ajak Tomi kepada ketiga temannya.
"Selain diambek doi. Ini nih hal yang paling gue takutin. Lihat nilai hasil ujian gue sendiri." ucap Zion. "Pasti nilai gue telor ceplok semua."
"Positive thinking aja." ujar Tomi.
"Ya elo mah enak Tom, otaknya pinter. Lah, gue? Remahan peyek gini bisa apa?"
"Jangan insecure."
"Gue nggak percaya diri ngeliat nilai gue." jujur Zion. Meskipun ia sudah melakukan double effort untuk ujian nasional ini tetapi ia masih tidak percaya diri.
"Lo harus percaya sama diri lo sendiri. Percaya sama kemampuan lo."
"Iya Tom."
***
"Eh, kaleng Khong Guan minggir dulu napa, gue mau liat nilai gue!" ujar Rexa menerobos antrean. Sekarang ia sedang berada di halaman sekolah. Lebih tepatnya di depan mading.
"Heh, botol Baygon, emangnya lo aja yang mau liat nilai? Gue juga mau liat nilai gue kali!" jawab siswa yang tak terima dengan Rexa yang menerobos antrean.
Berbeda dengan yang lainnya,
Alex sendiri tak mau lelah menghabiskan tenaganya untuk berdesak-desakan, ia memilih makan di kantin dan menunggu gerombolan murid kelas XII pergi.Rexa, Tomi, dan Zion akhirnya dapat melihat nilai mereka setelah menunggu beberapa murid yang lainnya pergi.
"Alhamdulillah nilai gue kecil." ucap Rexa bahagia saat mengetahui nilainya berada di bawah rata-rata.
"Kok lo seneng?" heran Tomi.
"Kalau nilai gue kecil otomatis gue nggak kuliah dong. Kampus mana yang mau nerima MABA guoblok kayak gue?" jawab Rexa.
"Memangnya lo nggak mau kuliah?"
"Nggak ah, males. Gue mau langsung kawin aja sama Keysha."
"Mau makan apa ntar Keysha kalo lo nggak kuliah dan kerja?"
"Makan hati."
"Bener-bener suami yang nggak bertanggung jawab lo, Xa!"
Pandangan Tomi dan Rexa beralih kepada Zion.
Zion tersenyum kecut saat melihat nilainya berada di posisi kedua dari bawah.
"Udah goblok, humornya rendah. Kurang bodoh apalagi gue ini?" kata Zion insecure.
"Tenang, Yon. Lo nggak sendirian. Gue juga ada di posisi ketiga dari bawah kok." ucap Rexa sembari menepuk bahu Zion.
"Lo kan emang anaknya santai Xa. Tapi kalau nilai gue kecil, kampus mana yang mau nampung gue? Lo mau langsung kawin kan? Kalau gue mau sukses dulu. Kesuksesan gue bisa tertunda kalau kayak gini. Papa sama Mama gue pasti kecewa." kata Zion merasa tak percaya diri. Ia takut orangtuanya kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Absurd Boyfriend (SELESAI✔️) #Wattys2020
Novela Juvenil(SELESAI) Bagaimana jadinya jika cewek galak bertemu dengan cowok absurd seantero sekolah? Inilah kisah tentang yang tidak mungkin menjadi mungkin. Tentang yang tidak bisa menjadi bisa Keysha Pratiwi seorang siswi pindahan dari SMA Dharma Sakti yan...