Lima Belas🐋

34 6 0
                                    

'Bir, emang hubungan lo sama Gibran itu apa sih?'

'Temen'

.

.

.

Ujian sudah selesai sekitar 4 hari yang lalu. Classmeet, itu yang ditunggu-tunggu. Tapi berbeda dengan anggota ekstra teater. Mereka sibuk dengan latian drama untuk pertunjukan.

Biru sebagai penulis teks hanya melihat para pemain latian. 

"Bir! Lo ngga bosen gitu lihat mereka latian?" Biru menggeleng. "Gue kok bosen ya?" Biru tersenyum kecil. Biru membuka minuman sodanya. Kemudian meneguknya sampai habis.

"Jangan buat bosen! Buat seneng aja!" ucap Biru. Ia mengeluarkan ponselnya. 

"Bir! Ini ponsel kan keluaran terbaru! Ya Tuhan... Lo udah punya?" Biru melihat ponselnya. 

"Ini?" Putri mengangguk. "Gue dikirimin ini sama kakak! Katanya ponsel gue yang sebelumnya sangat jadul. Padahal gue baru beli saat pindah" mata Putri berbinar. 

"Lo punya kakak?" Biru mengangguk. "Dia perhatian ngga?" Biru mengangguk. "Wah... Calon gue tuh kakaknya" Biru tersenyum kecil. 

"Tapi dia agak gila" Putri mengerutkan dahinya. Putri tersenyum kecut. Biru tertawa keras melihat ekspresi Putri. Hingga membuat semua yang berada dirooftop menatapnya. 

'Ups' Biru tersenyum malu. 

"Bir! Kalau gila mana mungkin dia ngirimin ginian  ke lo coba? Lo bohong kan?" Biru menggeleng. 

"Ngga! Cuma menurut gue aja gila" Putri menatap Biru malas.  

"Dasar ya!" Biru menyengir. "Oh ya! Sekarang latian terakhir kita! Besok udah terima rapor! Dan kita bisa tau! Mana yang nilainya tinggiiii.... Mana yang nilainya rendah! Dipanjang di mading dekat kantor" ucap Putri. 

"Emang iya?" Putri mengangguk antusias. 

"Tahun kemarin yang dapet nomor satu Samuel. Dan keduanya itu Gibran. Ketiga kalau ngga salah itu yang jadi Cinderella itu" Putri menoleh ke arah cewe dengan paras cantik yang duduk dengan minum susu strawberry. 

'Ngga salah emang kalau si Gibran pinter' batin Biru. 

"Siapa dia?" tanya Biru. 

"Raya" Biru mengangguk. 

"Cantik kok" Putri mengangguk. 

"Tapi ada yang ngga kalah cantik dari dia" Biru mengerutkan dahinya.

"Siapa?" tanya Biru.

"Gue!" Biru tersenyum.

"Yaa... Lo cantik banget kok!" Putri tersenyum lebar. 

"Bir! Gue tanya. Emang... Hubungan lo dengan Gibran apa sih?" Biru diam. 

"Temen"

'Sampai kapan kata temen menjadi kata lain Ya Tuhann?'

"Tapi... Lo berdua kaya deket bangeeettttt... Katanya sih, saat Anin ngga masuk. Lo duduk dengan Gibran. Lo juga sering canda dengan Gibran saat di kelas. Lo juga sering ngerjain tugas dengan Gibran" ucap Putri. 

"Tapi emang gue dan dia temen kan?" Putri mengangguk.

"Yaa... Temen" ucap Putri dengan pelan.

Just a Friend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang