Dua Puluh🐋

35 6 0
                                    

'Yang Buruk itu lupakan'

.

.

.

Biru masih mendumel tidak karuan sampai memasuki kelas. Biru merasa jam berikutnya itu jam kosong. Omongan Gibran memang tepat.

"Pura-pura tidur aja" Biru tersenyum saat idenya muncul.

"Pura-pura tidur? ngga boleh" ucap Gibran tiba-tiba.

"Kok lo denger sih Gib?" tanya Biru sedikit jengkel.

"Emang gue punya telinga" ucap Gibran dengan senyumnya.

"Semua orang juga tahu kalau lo punya telinga!" ucap Biru. "Noh telinga lo udah kepasang" Gibran tersenyum lebar.

"Terus, ngapain lo tanya?" tanya Gibran. Biru tersenyum kecut.

"Serah!" Biru berjalan cepat mendahului Gibran. Saat Biru masuk kekelasnya, Biru melihat Samuel di bangkunya.

"Sam? ngapain?" tanya Biru. Samuel berdiri, ia tersenyum manis.

"Selamat ulang tahun Biru!" ucap Samuel. Biru tersenyum manis.

"Makasi, lo kesini cuma mau itu doang?" Samuel menatap Biru aneh.

"Maksud lo?" tanya Samuel.

"Yaa... kan antara kelas lo dan disini lumayan jauuuhhhh banget" Samuel tersenyum lebar.

"Terus apa hubungannya?" tanya Samuel.

"Yaaa... ngga papa sih. Baru kali ini gue lihat lo keuar kelas" ucap Biru.

"Lo ngejek? gue dikelas itu ngga asal diem, gue itu-"

"Pasti game kan?" Biru menatap malas Samuel. "Udah gue duga. Oh ya! tapi gue makasih" Samuel mengangguk dan tersenyum.

"Tapi Bir" Samuel mendekatkan wajahnya ke telinga Biru. "Kenapa ada yang meluk lo selain gue? Gibran contohnya" bisik Samuel. Biru menatap samuel aneh.

"Emang apa hubungannya?" tanya Biru polos. "Kan semua juga berawal dari kata tidak ketersengajaan kan?" tanya Biru.

"WOY! GURUNYA MAU MASUK!" teriak Gibran dari pintu kelas. Biru dan Samuel melihat kearah Gibran.

'Bukannya Pak Ari udah izin pertemuan ini ngga akan masuk ya?' batin Biru. Biru kembali menatap Samuel.

"Bir, kapan-kapan gue akan temuin lo lagi. Kita juga akan ngobrol banyak hal!" ucap Samuel. Biru mengangguk. Samuel pergi dari kelas Biru.

Biru duduk di bangkunya. Febrian dan Anin sudah berada di bangkunya. "Bir, lo deket dengan Samuel?" tanya Anin. Biru menghadap ke belakang. Ia menggeleng.

"Cuma temen ekstra" jawab Biru, kemudian ia tersenyum.

"Beneran?" tanya Anin. Biru mengangguk.

"Dia kesini cuma mau ucapin selamat ulang tahun doang" Anin mengangguk. Gibran duduk di bangkunya. Kemudian ia langsung menatap Biru lekat. Sedangkan Biru merasa diperhatikan oleh Gibran langsung menoleh. Seketika tatapan mereka terkunci sejenak.

"Lo kenapa natap gue kaya gitu?" tanya Biru. Biru mengalihkan tatapannya ke Anin.

"Ngapain si Sam kesini?" tanya Gibran.

"Ngapain lo tanya kaya gitu? dan bilang kalau gurunya udah datang, padahal Pak Ari sekarang cuti" ucap Biru bertubi.

"Pertanyaan dibalas dengan jawaban" Biru menghembuskan nafasnya kasar.

Just a Friend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang