Dua Puluh Tujuh🐋

29 5 0
                                    

'Friendzone sesakit ini ya?'

.

.

.

Biru melepaskan helmnya. "Makasih" ucap Biru dengan memberikan helm ke Samuel. 

"Seharusnya gue yang makasih" ucap Samuel. 

"Gue, kan lo beri gue tumpangan tadi" Samuel menatap lekat Biru. 

"Kan lo juga traktir gue tadi" Biru menatap Samuel malas. 

"Lo tinggal bilang sama-sama kok susah banget sih. Malah kayak ngajak debat" Samuel tersenyum. 

"Sama-sama" Samuel mengubah ekspresinya kembali. "Lo juga bilang sama-sama kok susah banget?" Biru menatap Samuel datar.

"Sama-sama Saaam" Samuel tersenyum. 

"Oh ya Bir! Promnight, lo dateng sama siapa?" Biru mengedikkan bahunya. 

"Gue ngga ada niatan untuk dateng ke acara gituan" Samuel mengangguk. 

"Kenapa?" Biru mengedikkan bahunya kembali. 

"Ngga tau" Samuel tersenyum. 

"Serah lo Bir" Samuel meletakkan helm yang habis dikenakan oleh Biru dengan benar. 

"Lo mau mampir?" tanya Biru. Samuel menggeleng. 

"Ngga, makasih. Udah sore" Biru mengangguk. "Yaudah, gue pulang dulu ya" Samuel menjalankan motornya menjauhi tumah Biru.

Biru merenggangkan sedikit ototnya. "Mandi air anget enak ini" Biru masuk ke dalam rumahnya. 

🐋🐋🐋

Biru membuka kelopak matanya. Meskipun sangat berat, Biru harus melakukannya. Biru langit yang sudah sedikit cerah. 

"BIRUUU!" teriak Kirana dari balik pintu kamar Biru. 

"Iya Bundaaa... Biru udah bangun" ucap Biru sedikit keras. 

"Bunda tunggu di bawah. Sarapan udah siap!" Biru melihat jam dinding di kamarnya. 

"Masih jam setengah 6 udah siap semua," gumam Biru. Ia langsung ke kamar mandi dan bergegas. 

Hanya butuh beberapa menit, Biru keluar dari kamar mandi dengan seragamnya. Ia melihat di kaca. 

"Biruuuuu!" teriak Kirana dari lantai bawah. 

Biru langsung menggendong tasnya. Biru segera berlari keluar dari kamarnya. 

Saat ia turun, ia langsung duduk di kursi meja makan. Ia melihat gelas kosong bekas susu. 

"Bun... Bunda ngga buatin susu?" tanya Biru. Kirana mengangguk. 

"Bunda buatin" Kirana menunjuk depan Biru. "Kayanya di depan kamu!" Biru menatap depannya. 

"Mana? Kosong. Malah kaya bekas diminum seseorang" Kirana mendekat ke Biru. 

"Loh, tadi bunda udah taruh disini!" Biru mengerutkan dahinya. 

"Terus kok ini kosong" Biru langsung berdiri, ia sedikit merinding. Kirana tersenyum melihat tingkah anaknya. 

"Ngga papa, bunda buatin lagi" Biru bertambah menempel ke bundanya. 

"Nggamau, Bunda disini aja temenin Biru" Kirana tersenyum. Kemudian ia mengambil gelas itu. 

"Tapi, emang bunda udah taruh susunya disini kok" Biru menutup mulut Kirana. 

"Jangan gitu bun, ngga papa biarin aja" ucap Biru sedikit ketakutan. 

Just a Friend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang