5. Suspicious

346 61 2
                                    

Sudah hampir seminggu ini Gigi merasakan perubahan pada sikap suaminya itu, bahkan tempo hari Jevan hampir saja lupa untuk mengantarkan Gigi memeriksakan kandungannya, beruntung hal itu tidak sampai terjadi karena Jevan hanya terlambat beberapa menit ketika menjemput Gigi dikantornya. Dan sudah seminggu ini juga Gigi lebih sering tidur tanpa ditemani oleh Jevan yang tertidur di ruang kerja.

"mas?" Gigi mengetuk pintu ruang kerja setelah sebelumnya mengetuk pintu itu terlebih dulu.

"eh? Kenapa sayang?" Jevan buru-buru menutup laptopnya seolah menyembunyikan sesuatu dari istrinya. "mas, tidur yuk. Udah malem ini." Gigi mendekat lalu mendudukkan dirinya dipangkuan sang suami.

"kamu duluan aja sayang, kasian si dedek udah malem ini." Jevan mengelus perut Gigi yang mulai terlihat. "gak bisa tidur mas, adeknya pengen ditemenin papanya." Bujuk Gigi sambil berusaha melirik kearah laptop suaminya itu, namun tangan Jevan lebih cepat menutup layar benda itu sebelum Gigi benar-benar melihat isi laptop itu.

"sibuk banget sih mas, ada kasus gede? Atau ada masalah apa dikantor?"

"nope bae."

"terus kenapa belum mau ke kamar mas? Aku kangen sama mas, belakangan ini mas sibuk terus."

"maaf ya sayang, mas lagi bantuin temen mas garap kasus, gak gede kok."

"masa mas? Aku perhatiin mas sibuk banget, I know you mas." Gigi mulai menyentuh pipi suaminya itu dan mengelus dagu yang mulai di tumbuhi jangut pendek itu, dan itu adalah kelemahan seorang Jevan. "gak kok sayang, maaf ya emang mas belakangan ini sibuk terus, I just want this work going well dan cepet selesai." Ujar Jevan sudah merasa terintimidasi dengan setiap perlakukan istrinya yang saat ini mulai menginvasi tubuh lelaki itu. "heum gitu, kalo gitu ayo ke kamar mas, mas juga butuh istriahat." Akhirnya Jevan kalah dan menurut pada istrinya tentu saja kesempatan ini tidak akan dilewatkan oleh lelaki itu untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan, ya kalian tahu sendiri kan apa yang Jevan pikirkan.

--

Pagi ini Gigi bangun lebih awal dari biasanya, ia memakai kembali semua pakaiannya dan mengecup pipi sang suami yang kini masih terlelap dalam alam mimpi itu. Wanita cantik itu menelisik setiap inchi wajah suaminya itu dan terhenti di mata dengan lingkaran hitam yang terlihat disana.

"you've work hard love, thank you and I love you."

"I know." Gigi terkejut karena Jevan sudah membuka matanya dan kedua netra mereka bertemu. "aku masak dulu ya. Mas tidur lagi aja, mas pasti capek." Gigi buru-buru mengehentikan kegiatan mereka sebelum ia dan Jevan kembali hilang kendali dan berakhir dengan mereka bolos ke kantor pagi ini. Dengan susah payah akhirnya Gigi keluar dari kamar mereka namun tujuan utamanya bukanlah dapur, namun masuk ke ruang kerja suaminya itu, ia langsung menyalakan laptop biru milik Jevan dan ia sedikit mendecak karena rupanya benda itu dipasang kata sandi yang ketika ia coba mulai dari tanggal lahir Jevan, tanggal lahirnya, tanggal pernikahan mereka dan usaha terakhir adalah tanggal lahir Caca tidak bisa terbuka, akhirnya ia memilih untuk menyerah, sambil berusaha mengumpulkan pikiran positif kalau Jevan memang sengaja mengunci laptopnya karena benda itu sering digunakan oleh anak buahnya untuk dibawa ke pengadilan ketika sidang, sehingga kerahasiaan benda itu sangat Jevan jaga.

"sayang?" Jevan memeluk tubuh berisi Gigi ketika ia tengah tenggelam dengan segala pikiran positfnya. "mas nanti diliat teteh." Tegur Gigi karena putri belakangan ini sedang pandai-pandainya meniru, ia takut Caca akan meniru kelakuan Jevan.

Jevan terkekeh pelan sambil menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Gigi. "kamu lupa teteh kan lagi nginep di rumah orang tua kamu, sama Ken sama Kei." Baru saja Gigi ingin membalas ucapan Jevan, ponsel lelaki itu sudah berdering kencang di atas meja makan.

"oh shit! Masih pagi ini sialan!" makinya. Buru-buru Gigi mengecup bibir Jevan. "mas gak boleh ngomong kasar, adek denger ntar."

"hmm perasaan semalem kita sama-sama ngomong kasar yang, mana sambil nengokin adek hihihi."

"MAS JEVAN!" seru Gigi bersiap memukul Jevan namun lelaki itu keburu pergi meninggalkan istrinya yang tersipu karena ucapannya soal kegiatan mereka semalam.

"iya gimana mas?"

"hari ini 'bebek' bakalan diperiksa 'dokter', jadi kita harus siap semua 'buku' yang udah kita susun kemaren pak Jev." Jevan membuang napas berat ketika mendengar rentetan kalimat yang terucap dari lawan bicaranya.

"okay, pagi ini kita ketemu dikantor mas aja biar aman jangan di kantor ku. Eum, iya, okay mas." Jevan buru-buru menutup telponya sebelum Gigi menjadi curiga padanya, sudah cukup ia semalam ia hampir membuka rahasianya pada istrinya itu.

--

Sesuai dengan perjanjian mereka, akhirnya kedua pengacara itu bertemu di kantor Adrian, setelah cukup lama berbincang, Adrian mengajak Jevan untuk makan siang bersama lengkap dengan 'bebek', klien besar mereka, awalnya acara makan siang ini berjalan normal dan lancar namun seketika berubah menjadi pembicaraan mengenai bisnis mereka, dan sialnya tiba-tiba Satria datang bersama dengan istrinya juga mertuanya.

"Jev!"

'mampus gue!' 


===

[COMPLETE] Duplik (Sequel Of Replik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang