Gigi yang baru saja selesai membersihkan dirinya setelah pergumulannya dengan Jevan menghentikan langkahnya kala melihat ponsel suaminya yang sengaja ia taruh diatas meja dekat meja riasnya itu. Tanpa ragu Gigi menerima telpon itu.
"halo?"
"halo pak Jevan?"
"maaf pak, mas Jevannya lagi di kamar mandi pak, saya istrinya."
"ah, bu Jevan ternyata saya kira siapa, bu tolong sampaikan pak Jevan untuk nelpon saya balik ya bu. Terima kasih."
"yang?"
"mas, tadi ada yang nelpon kamu, aku gak merhatiin siapa tapi dia minta mas nelpon dia lagi. Sini rambutnya aku keringin mas." Jevan menyerahkan handuk yang ada ditangannya pada Gigi lalu duduk disebelah sang istri di sofa dekat meja rias itu.
"rambut mas mulai panjang, gak mau dipotong dikit mas?" Jevan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memeluk wanita itu.
"kamu mau bikin aku khilaf lagi ya yang?" tanyanya.
"mana ada mas, aku mau ngeringin rambutmu aja, udah lama aku gak gini ke kamu. Lagian adek udah seneng kok didatengin papa."
"adek yang seneng apa kamu yang seneng hihihi."
"ih! Dah sana keringin sendiri, aku mau ngeringin rambutku juga." Gigi melemparkan handuk kewajah suami tampannya itu, sedangkan sang korban hanya tersenyum gemas dengan tingkah sang istri.
Setelah menyelesaikan acara setelah mandinya Jevan keluar dari kamar dan masuk kedalam ruang kerjanya yang tak jauh dari kamar itu.
"ya pak Adrian, gimana?"
Jevan mulai menuliskan beberapa hal di buku catatannya, sambil sesekali mengerutkan keningnya ketika ada sesuatu yang menjanggal dipercakapan mereka.
Tok!tok!
"sebentar pak. Iya masuk!"
Gigi masuk dengan segelas teh hangat untuk suaminya itu, mau tak mau Jevan tersenyum lalu menutup buku catatannya itu sebelum Gigi semakin dekat padanya. "serius banget sih mas, nih aku buatin teh, jangan capek-capek ya." Ujar wanita itu setelah meletakkan cangkir milik suaminya itu.
"makasih sayang." Dan setelahnya hanya ada Jevan dan orang diseberang sana dengan pembicaraan serius mereka.
--
Pagi kembali menyapa, tidak ada yang berbeda dengan hari-hari biasanya dikediaman keluarga Jevan Adrio, hanya saja sejak pagi lelaki dewasa itu sudah sibuk dengan ponselnya dan itu bukan pemandangan yang biasa untuk Gigi mengingat kebiasaan suaminya yang jarang menggunakan benda canggih itu ketika di meja makan.
"pa, sarapan dulu. Hapenya disimpen." Tegur Gigi, Jevan yang sadar tingkahnya sudah keterlaluan memilih untuk menurut dan menyimpan ponselnya diatas meja setelah memasang mode diam agar acara sarapannya tidak terganggu.
"tumben banget serius sama hape pa, biasanya kalo mama yang serius sama hape pas makan pasti dimarahin." Ucap Gigi sambil melirik kearah Jevan yang hanya menyengir setalah ditegur secara halus oleh istrinya itu.
"hehe maaf ya ma, tadi ada kerjaan penting jadi kudu dibales cepet-cepet." Jevan tertawa garing sambil menggenggam tangan wanita yang kini tengah hamil itu. "iya, lain kali jangan gitu ya pa, kan papa sendiri yang ngelarang main hape di meja makan."
"papa, kelja?" Caca melihat kearah ayahnya yang kini berkutat dengan rotinya.
"iya sayang, papa kerja dulu. Nanti sore main sama papa ya teteh." Balita gemas itu mengangguk semangat.
"pa, lusa jadwal mama ke dokter, kalo papa gak sibuk mama boleh minta tolong anterin." Mata Jevan berbinar saat mendengar permintaan Gigi.
"sure! Nanti papa anterin, papa kosongin jadwal, bila perlu papa bolos dari kantor ma."
"papa ih, udah selesaiin sarapannya nanti telat ke kantornya kita pa."
Setelah melaksanakan tugasnya mengantarkan sang putri ke rumah iparnya dan mengantarkan sang ratu ke kantornya mobil Jevan sudah kembali bergabung dengan kemacetan kota pagi ini, sambil sesekali suara merdunya menggema mengikuti lagu yang terputar didalamnya, sepertinya suasana hati lelaki itu sedang baik setelah mendengar permintaan istrinya dirumah tadi, ia seperti tidak sabar untuk memeriksa keadaan adik Caca yang kini sudah memasuki minggu ke 20 itu, namun kebahagiaannya tidak berlangsung lama karena suara ponselnya.
"bajingan! Gak bisa apa sehari gak nelpon gue?!" rutuknya saat melihat siapa nama penelpon itu. "iya halo?"
===
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] Duplik (Sequel Of Replik)
FanficKehidupan Jevan Adrio Bhaskara setelah 'gugatan' nya di terima A sequel of 'Replik'