2. A Not Good Reunion

633 82 4
                                    

Jevan meraba meja disamping tempat tidurnya mencari benda persegi panjang yang terus saja berdering dan menganggu acara tidur siangnya. "halo?"

"besok pagi ketemu saya dikantor saja pak. Kita bicarakan di kantor." Lelaki kurus itu menaruh kembali ponselnya dan menoleh ke ranjang disampingnya, senyuman terpancar diwajah lelaki itu ketika melihat wajah sang istri yang tengah terlelap disampingnya.

"yang." Panggilnya dengan suara serak khas bangun tidur sambil perlahan membawa wanita itu kedalam dekapannya.

"siapa yang nelpon mas?" Gigi mengadahkan kepalanya untuk menatap wajah tampan suaminya itu. "calon klien,sayang. Dah bobo siang lagi, nanti sore kan kita mau jalan-jalan." Jevan memejamkan matanya sambil memeluk Gigi yang kini juga sudah kembali terlelap dalam dekapan Jevan dengan damainya.

Sesuai dengan rencana mereka sore ini keluarga kecil itu berniat untuk pergi ke mall selain untuk mengajak si sulung berjalan-jalan dan bermain, stok makanan dirumah mereka sudah mulai menipis setelah Jevan mengundang Satria, Warsa, Gilang dan juga Brian untuk berlatih bersama karena mereka akan tampil diacara reuni yang akan diselenggarakan bulan depan, kalau saja Brian bukan kakak Gigi mungkin Jevan akan meminta ganti rugi atas semua makanan yang lelaki itu makan dirumahnya.

"teteh mau main apa dulu?" tanya Jevan saat mereka sudah sampai diarena bermain, balita yang kini duduk manis di keretanya itu melebarkan matanya penuh semangat namun disaat bersamaan ia juga terlihat bingung akan memainkan permainan yang mana lebih dahulu.

"teteh naik poli yuk! Aduh anak papa yang cantik ini." Jevan mencium pipi Caca sebelum menaruh balita itu dimainan yang kosong itu, Jevan dan Gigi tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan mereka saat melihat senyuman diwajah putri sulung mereka itu.

"Gigi? Pak Jevan?" pasangan itu menoleh kesumber suara, rupanya panggilan itu berasal dari mereka seorang lelaki yang kini tengah menggendong anak lelaki yang sepertinya lebih muda dari Caca dengan gendongan didada bidangnya jangan lupakan troli berisikan beberapa kantung belanjaan dari supermarket yang kebetulan ada di dalam mall tersebut.

"Vero?"

Ya, yang baru saja memanggil mereka adalah Vero, semenjak berhenti dari kantor Jevan mereka memang sudah tidak pernah bertemu lagi, Gigi dan Jevan bahkan sudah lupa kapan terakhir mereka kontak dengan lelaki berlesung pipi itu. "astaga apa kabar Vero? Ini siapa?" Gigi terlihat antusias dengan pertemuan mereka.

"baik Gi, gimana kabarnya pak?"

"haduh ngapain manggil pak, ntar keliatan tua, baik-baik Ver, kamu gimana?"

"hahaha maaf mas, ya ginilah mas."

"gini gimana toh?"

"ya gitu, ngantor, pengadilan, ngurus rumah, ngurus anak." Jawab Vero dengan senyuman yang sedikit dipaksakan. "lho? Nyonya mu?"

Vero tersenyum kecut namun ia berusaha untuk terlihat baik-baik saja dihadapan mantan bos dan rekan kerjanya itu. "istriku meninggal setelah ngelahirin Kevin mas." Cicit lelaki itu pelan namun Jevan dan Gigi bisa mendengarnya dengan sangat jelas, belum lagi raut wajah yang ditampilkan lelaki tampan itu.

"oh my god! Maaf Ver, mas gak tau."

"astaga Ver! Kita turut berduka ya." Kedua pasangan itu jelas sangat terkejut dengan berita yang baru mereka dengar dari Vero, bisa mereka bayangkan betapa beratnya hidup Vero setelahnya, pandangan Gigi kini teralih pada Kevin yang tengah dalam gendongan ayahnya itu, bayi itu nampak terlelap di dada ayahnya itu.

"it must be hard for you Ver." Jevan menepuk pundak lelaki itu.

"ya mau gimana lagi mas, kudu kuat demi jagoan ini."

"eum, kalian udah makan? Makan yuk, kita kan udah lama gak ketemu." Ajak Jevan mengalihkan aura sedih yang menyelimuti mereka. Vero nampak menimbang ajakan Jevan barusan sambil melirik kearah Kevin yang tidurnya sedikit terganggu karena Caca terus saja mencolek pipi gembilnya.

"teteh, itu adeknya jangan digangguin dong nak." Gigi menegur putrinya itu.

"adek, bobo. Anun!" Caca terus saja menjalankan aksinya, hingga bayi lelaki itu terbangun dan memasang mimik hampir menangis.

"aduh, anak papa bangun ya. Ayo jagoan gak boleh nangis." Ajaibnya bayi itu mendadak mengurungkan niatnya untuk menangis setelah melihat sekelilingnya.

"wake up boy, teteh kenalan sini sama adeknya." Jevan menoel pipi Kevin lalu mengambil alih Caca dari gendongan Gigi dan mendekatkan tuan putrinya itu pada Kevin yang sejak tadi menatapnya.

"adek! Lutu." Caca perlahan memegang tangan kecil Kevin yang masih saja menatapnya.

"adek nama tapa?"

Vero tersenyum melihat interaksi kedua balita itu. "nama adek Kevin teh Caca."

"Epin?" Vero mengangguk menjawb pertanyaan Caca.

"adek Epin lutu, embem."

"ho kayak teteh gak tembem aja." Ledek Jevan.

"udah, udah yuk kita makan dulu." Ajak Gigi sebelum Jevan membuat putri mereka merajuk karena ledekkan ayahnya itu.


===

[COMPLETE] Duplik (Sequel Of Replik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang