16. A Hazard

249 48 8
                                    


Seminggu berjalan, tidak, ah belum ada pergerakan yang Jevan anggap mengancam dirinya dan keluarganya beruntung selama ini Gigi sama sekali tidak curiga setiap kali Jevan memintanya untuk ke rumah Brian atau kerumah yang lainnya ketika ia pergi bekerja, atau ketika istri dari teman-temannya itu berkunjung dirumah dan menemani Gigi saat dirinya tidak ada.

Penjagaan dikantor pun Jevan perketat, ia menitipkan pesan pada sekretarisnya jika ada yang mencarinya wajib menyebutkan nama, atau sudah membuat janji lebih dulu dengan dirinya, Raihan dan Juna sudah diberitahu soal perkara ini oleh Jevan langsung dan secara tidak langsung menjadi garda terdepan untuk melindungi Jevan ketika berada di kantor.

"seminggu ini ada pesen lagi gak Jev?" tanya Satria saat mereka semua tengah berkumpul di kantor Jevan sepulang jam kantor, bahkan Vero juga dilibatkan saat ini.

"belom sejauh ini, tapi kemaren rumah sempet nerima telpon gak dikenal kata si mbak."

"mbak sempet nanya?"

"gak, belom sempet udah keburu ditutup duluan."

"terus Gigi selama ini gak curiga emang kalo istri-istri kalian sering nemenin dia dirumah atau dia disuruh ke rumah kalian?" tanya Vero.

Jevan menggeleng sambil menyesap teh miliknya "untungnya gak Ver, alesan gue sih takut tiba-tiba kontraksi, kalo sendirian sama mbak dirumah gue kurang tenang jadinya."

"ah gitu, baguslah, tapi selama ini belom ada apa-apa kan ke Gigi sama Caca?"

Tangan jahil Raihan memukul lengan kekar Vero dengan keras. "mulut lu njir, ngadi-ngadi banget lu!"

"sakit cuy! Kan gue cuman nanya Jevan nya aja biasa kok lu yang ngegas elah."

"belom Ver, jangan sampe deh, ngeri gue kalo sampe Gigi sama teteh kena, ini masalah gue kalo sampe mereka keikut gue gak akan maaffin siapa pun pelakunya." Tegas Jevan.

--

Kalau para lelaki tengah berkumpul bersama, hal yang tidak jauh berbeda juga tengah dilakukan oleh para ibu-ibu ditemani anak-anak mereka yang kini tengah bermain bersama satu sama lain.

"Gi kapan due date nya?"

"kata dokter minggu depan sih, tapi mulai kerasa dari kemaren. Mas Jevan bilang besok atau lusa udah mau ke rumah sakit aja, takut ada apa-apa katanya, aku sih mikirnya kecepetan tapi kata mas gak ada salahnya aku sih nurut aja." Jawab Gigi.

"iya bener kata Jevan, dari pada nanti keburu-buru, nanti mbak temenin di rumah sakitnya." Jawab Rishi.

"aduh aku takut ngerepotin jadinya mbak, emang Ken sama Kei gak apa ditinggal?"

Rishi menggeleng pelan. "anak-anak itu kalo ada papanya aku dilupain Gi, mas mu itu kesayangannya anak-anak."

"makanya Rish nambah anak lagi, cewek satu lagi biar kamu ada temennya hihi." Ledek Kinar.

"pengen sih Nar, tapi ya gitu Brian masih sibuk banget."

"perlu honeymoon lagi gak nih Rish?" goda Kinar.

"hahaha ntar dulu Nar, nunggu Brian gak sibuk-sibuk banget dulu hihihi."

"iya mbak kayaknya mbak sama mas butuh pergi berdua aja ntar Ken sama Kei biar dititip dirumah aku atau dirumah ayah bunda mbak." Ujar Gigi.

"iya Gi, gampang lah itu."

--

Sejak pagi hari kediaman Jevan sudah disibukkan dengan persiapan sang nyonya untuk berangkat ke rumah sakit, sepulangnya para istri-istri itu tengah malamnya Gigi mengeluhkan perutnya yang mulai sakit dan pagi ini mereka segera begegas menuju rumah sakit. Namun rupanya sang calon adik Caca ini tengah mengerjai kedua orang tuanya, kata dokter itu hanya kontraksi biasa dan Jevan tidak perlu khawatir dengan itu, namun lagi-lagi demi keamanan sang istri Jevan meminta kepada dokter untuk mengijinkan Gigi menempati kamar yang sudah mereka pesan sejak jauh hari.

[COMPLETE] Duplik (Sequel Of Replik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang