10. Runaway

335 59 3
                                    

ps: siapkan makian kalian untuk episode ini (gak gak) heheh jangan lupa vote dan commentnya yaaa.. terima kasih ^^

==


Perang dingin antara Jevan dan Gigi semakin menjadi, Jevan jadi sering pulang dalam keadaan mabuk, lalu Gigi yang memilih untuk tidur dikamar tamu atau dikamar sang putri ketimbang dikamarnya. Seperti pagi tadi, seperti biasa keduanya sarapan dengan tenang, tidak ada tawa atau sekedar doa pagi bersama mereka dimeja makan, Gigi hanya meminum susu ibu hamilnya lalu menyuapi Caca sebelum berangkat lebih dulu dari Jevan karena ia harus mengantarkan sang putri ke tempat penitipan bersama dengan Rishi. Dan sudah satu bulan ini Jevan tidak pernah menanyakan soal kehamilan sang istri, bahkan kemarin yang menemani Gigi kontrol adalah Rishi. Tak terhitung berapa kali Gigi menangis di malam hari, terlebih ketika melihat Jevan yang terlihat kacau setiap pulang.

Matahari sudah akan kembali ke peraduannya, Gigi yang kini tengah bermain dengan Caca diruang tengah dikagetkan dengan kedatangan Jevan yang tanpa salam masuk kedalam rumah dan membanting pintu hingga sang putri menangis karena terkejut dengan perbuatannya, itu jelas membuat Gigi semakin kesal pada lelaki itu.

"teteh diem ya, jangan nangis lagi. Tuh liat meongnya tuh." Gigi berusaha meredakan tangisan balita itu namun Caca justru semakin kencang menangis, hingga Jevan membuka pintu kamar mereka dan menatap kesal kearah keduanya.

"BISA DIEM GAK SIH KALIAN!" Gigi tahu suaminya itu sedang dalam pengaruh alkohol namun rasa kesal sudah menutup mata hatinya akan kondisi suaminya itu, ditatapnya lagi pria jangkung itu dari kejauhan. "INI JUGA KARENA KAMU MAS! JADI KAMU YANG DIEM!" Jevan sedikit terkejut karena wanita yang kini tengah menggendong putrinya itu berjalan melewatinya dan masuk ke kamar yang terbuka lebar lalu menutupnya. Dengan susah payah belum lagi ditambah perutnya yang sedikit sakit karena sang bayi yang kini ada diperutnya itu sedikit berulah Gigi mengemas beberapa pakaiannya dan pakaian Caca kedalam koper yang dulu sering ia pakai ketika dinas ke luar kota, lalu mengeluarkan tas besar lainnya berisi peralatan milik sang putri.

"mau kemana kamu?" suara bariton Jevan menggema diruang keluarga ketika Gigi menarik kopernya keluar dari kamar dan melewati ruang keluarga.

"aku mau kemana pun kamu juga gak akan peduli mas." Jevan terdiam mendengar ucapan Gigi barusan, kakinya sangat ingin mengejar sang istri namun gengsinya berkata sebaliknya sungguh Jevan benci perasaan ini melebihi apapun yang ada di dunia ini.

Demi menghindari keributan yang lebih besar Gigi memilih menginap di hotel, selain karena ia ingin menenangkan pikirannya, ia juga tidak ingin menambah masalah dengan pergi ke rumah Brian dalam situasi seperti ini, karena sudah bsa dipastikan kakaknya itu akan naik pitam ketika mendengar apa yang terjadi sudah cukup Brian marah karena Rishi yang pergi menemanni Gigi kontrol beberapa waktu lalu.

"Gigi?" wanita itu berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya, matanya langsung menangkap sesosok lelaki dengan gendongan di depan dadanya.

"Vero? Kalian ngapain disini?"

"Kevin mau staycasion sama papa tante." Vero menirukan suara anak kecil seolah Kevin yang menjawab pertanyaan Gigi.

"adek! Adek!" suasana hati Caca menjadi baik setelah bertemu dengan Kevin.

"iya teteh Caca, teteh Caca ngapain sama mama disini?" sudah pasti pertanyaan itu bukanlah untuk Caca tapi untuk sang mama. "sama kayak kamu, staycasion" jawabnya asal.

"Jevan kemana?" tembak Vero dan bisa ia lihat seraut kesedian diwajah wanita itu namun Vero tidak ingin mengulik lebih dalam lagi masalah itu kecuali wanita itu sendiri yang menceritakannya sendiri. "kamu di kamar berapa Ver?"

"aku? 1220. Kamu?"

"aku 1211, yuk bareng aja."

Mari kita kembali ke kediaman Jevan, dimana ruang keluarga mereka sudah tidak berbentuk lagi karena ulah sang kepala keluarga yang kini tengah berbaring di sofa sambil menatap langit-langit rumahnya.

"Jev?" suara Satria menggema dari ruang tamu, ia tahu aura gelap dari rumahnya itu bisa saja mengundang Satria untuk masuk kesana. Dan benar saja Satria menyalakan flash diponselnya dan mencari saklar lampu ruang tamu dan ruang keluarga. "ya Tuhan Jevan!" serunya kala melihat beberapa serpihan kaca bekas gelas yang berserakan didekat meja, jangan lupakan sang tuan rumah yang masih terbaring di sofa.

"Gigi mana Jev?"

"Gigi? Pergi sama Caca, bawa koper hehe." Sudah Satria duga, pasti terjadi sesuatu dengan pasangan itu.

"Sat, gue bukan suami yang baik ya?"

"Gue gak bisa ngasi tau ke Gigi sekarang kerjaan gue gimana, gue udah bingung Sat, si buncit bikin gue pusing."

"Jev lu mabok, istirahat ke kamar aja yuk."

"kira-kira gue bakalan ikutan ketangkep gak ya Sat? kalo iya gue titip Gigi, Caca, sama si adek ya Sat." rancau Jevan.

"udah Jev, mending lu istirahat sini gue bantu." Akhirnya lelaki jangkung itu berhasil Satria pindahkan ke kamar mereka, setelah memastikan kondisi rumah aman Satria bergegas kembali ke rumahnya lalu meminta Kinar untuk mencoba menghubungi Gigi namun sayang ponsel wanita itu tidak aktif dan jelas membuat pasangan itu sedikit panik, dengan tenang Satria mencoba meminta tolong kepada Warsa dan Gilang untuk minta tolong kepada istri mereka agar mencoba menelpon Gigi, sedangkan Kinar sedang berusaha menelpon Rishi. Untuk saat ini hindari menelpon Brian, itu menurut Satria.

"ya Tuhan lindungin mereka dimana pun mereka berada." Tutur Kinar sambil masih berusaha menghubungi Rishi, karena sepertinya wanita itu sedang menyetir atau sedang ada di dapur dan meninggalkan ponselnya entah dimana.

--

Dengan napas tersengal Rishi masuk ke rumah Satria ia terkejut mendengar kabar dari Kinar soal adik iparnya yang tidak ada dirumah, namun ia harus menahan semua itu agar sang suami tidak curiga saat ia pergi dengan tergesa-gesa ke rumah wanita 3 anak itu.

"sekarang Gigi dimana Sat?"

"itu dia, gue gak tau Rish demi apapun tadi Kinar, Dena sama Kiara udah nyoba telpon dia tapi gak diangkat. Gue udah coba nelpon kantor Jevan kayaknya udah pada pulang semua. Gue masih nunggu balesan dari Raihan sama Juna, kali aja mereka tau."

"lagian kenapa sih mereka sampe berantem gitu astaga, apa Jevan udah nyeritain ke Gigi? Haduh kalo sampe Gigi kenapa-napa Jevan gak akan selamat ditangan gue sumpah." Rutuk Rishi.

"sabar Rish, kita doain aja semoga semua baik-baik aja." Kinar mengusap punggung Rishi untuk menenangkan emosi wanita itu.

"bun, ayah, Warsa sama Gilang mau nyari Gigi dulu ayah bawa hape satunya kalo ada kabar dari Juna atau Raihan kabari ayah." Satria bangkit lalu mengambil jaket dan kunci motornya sebelum pamit dengan mencium kening sang istri.

"iya yah, hati-hati ya. Nanti bunda kabari kalau ada kabar."

"pergi dulu Rish. Doain semoga ketemu malem ini." Hanya anggukkan yang Rishi berikan sebagai jawaban untuk Satria yang kini sudah menggas motornya meningalkan garasi rumah mereka.

"Rish, tenang ya, semuanya bakal baik-baik aja."

'kamu kemana sih dek?'-Kinar.


===

[COMPLETE] Duplik (Sequel Of Replik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang