2.

65 6 0
                                    

"Sore ini kakakmu kembali.." Rafa menghentikan kegiatan membaca berkas kasus milik ibunya.Ia mendongak menatap Ibu angkatnya dalam lalu kembali menuduk membaca berkas yg sedari tadi dibacanya.

"Mati gantung diri? Tapi mengapa pada hasil otopsi terdapat luka lebam di area perut dan tangan?" Monolog Rafa berusaha mengalihkan perkataan ibunya. Ia menggigit bolpoin yg digunakan mencatat, mata nya melirik lamat ibunya yg menatapnya sayu. Ia mendesah frustasi, tatapan ibunya selalu mengalihkan semuanya, ia tak bisa mengabaikannya.

Seberapa bencinya ia pada kakak angkatnya itu, ia tak akan bisa melawan atau mengabaikan ibunya. Ia cukup sadar diri jika tanpa beliau dirinya pasti akan bernasib sama seperti adik kandungnya. Membunuh orang orang yg tak bersalah demi memuaskan hasratnya untuk balas dendam.

"Kenapa?" Tanya Rafa pelan.

Santi tersenyum tipis, ia tahu Rafa tidak suka dengan Dhani tapi ia juga tahu jika di dalam lubuk hati Rafa ia sangat menyayangi kakaknya. Ia tahu itu juga karna alter Leya yg memberitahunya. Saat itu Leya berusaha mengakhiri hidup mereka dengan gunting dapur, untung saja saat kejadian Santi pulang cepat, saat itu juga ia dengan cepat merebut gunting itu dari tangan Leya yg sudah bercucuran darah. Saat itu keadaannya begitu kacau, Leya yg memang memiliki karakter sedih dan frustasi sejak terbentuk membuatnya kesusahan untuk menenangkannya. Dan saat itulah Leya tak sengaja merancau jika Rafa yg lemah begitu menyayangi kakak tirinya,Dhani.

Sesaat ia tertawa kecil,membayangkan betapa bahagianya ia mendengar pengakuan itu dari Alter putranya. Walaupun ia tak pernah mendengarkannya langsung dari Rafa, hal itu sudah sangat membuat perasaannya menghangat.

"Dia rindu dirimu katanya.."Santi terkekeh pelan, saat menatap wajah Rafa yg seketika pias.

Rafa menggeleng pelan, kemudian ia juga ikut terkekeh mengejek "tidak mungkin. Pasti ada hal lain yg harus ia kerjakan..dan aku yakin itu bukan hal yg mudah. Benar bukan?"

Santi mengangguk, memang benar yg dikatakan Rafa. Dhani pulang karna ada sebuah kasus besar yg belum terpecahkan sedari 1 tahun yg lalu. Pembunuhan berantai. Dhani sendiri sendiri sering menghubinginya untuk mengabari bagaimana keadaan di sana. Ia menangani kasus itu di Kanada. Dan menurut info, pembunuh itu bersembunyi di Indonesia sejak sepekan terakhir. Itulah alasan mengapa ia harus pulang. Karna pekerjaan.

"Sesuatu sudah terjadi. Sejak sebulan yg lalu kakakmu menangani kasus pemubunuhan berantai. Korbannya adalah anak kuliahan. Kakak mu beserta rekannya belum bisa mengungkap apa motif dan siapa orang dibalik insiden pemunuhan berantai tersebut. Dan menurut info yg ia dapatkan dari atasnya, pembunuh itu ada di Indonesia ia sedang bersembunyi dan mencari mangsa baru" terang Santi.

Rafa sedikit terkejut mendengar penjelasan ibunya. Kenapa harus pembunuhan berantai?, ia begitu trauma dengan pembunuhan berantai, bahkan pernah sekali ia disuruh Pak Wahid untuk menyelidiki kasus pembunuhan berantai yg ada di Malang. Kasusnya memang tidak besar hanya melibatkan keluarga besar korban. Pak Wahid saatvitu menawarkan bayaran tinggi untuk kasus itu, tpi ia menolaknya dan dengan jelas ia mengatakan jika ia tak akan menerima tugas untuk pembunuhan berantai. Ia hanya menerima tugas tentang pembunuhan, kecelakaan, dan kematian misterius.

Reyhan yg notabe nya adalah rekan kerjanya pun juga melakukan hal yg sama. Menurutnya ia tak perlu dibayar terlalu mahal jika itu menyulitkan Rafa dan keluarga besar mereka berdua. Ia tak mau kejadian 2 tahun silam terulang kembali.

"Jam berapa dia akan datang? " kata Rafa datar sembari menatap ibunya intens.

"Jam 3 sore. Kau ingin menjemputnya?" Rafa mengangguk pasti, ia akan membicarakan masalah kasus ini dengan kakaknya dulu sebelum semuanya menjadi semakin rumit nantinya. Ia benar benar trauma. Ia tak mau kehilangan orang yg ia sayang lagi. Tidak untuk keluarganya dan keluarga Reyhan.

Again Tragic StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang