10.

19 2 0
                                    

Sosok itu semakin mendekatinya, Rafa semakin waspada, ia sudah bersiap untuk mengeluarkan beberapa pisau kecil dari kantong belakang sekolahnya.

"Wah ada seseorang di sini.."
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Rafa kembali memasukkan pisau kecilnya ke dalam kantong setelah mengetahui jika orang itu adalah salah satu guru magang di sekolah.

Bu Andarin namanya jika tidak salah. Bu Andarin adalh guru magang fisika. Ia adalah lulusan S1 Perguruan di Inggris, katanya ia akan berencana melanjutkan sekolahnya ke S2 setelah ia magang di sekolah ini selama 2 bulan.

Ia akan menjadi guru nya nanti selama 2 bulan. Dia juga guru magang tercantik dan termuda yg ada di sekolah ini, wajahnya yg manis nan memukau mampu menarik perhatian setiap siswa siswa. Tak diragukan lagi dia adalah guru paling populer di sekolahan. Guru yg paling banyak di minati.

Selain wajahnya yg cantik, bu Andarin pun sangat sabar dalam mengajar. Gaya nya fashionnable, bahasa nya yg ke kekinian semakin menambah nilai plus dirinya.

"Ada ujian atau ada pr nih Rafa sampai dateng jam segini?"

Rafa menggeleng, ia memasukkan tangannya ke saku samping sembari menatap Bu Andarin dengan pandangan sedikit curiga. Jelas mencurigakan, di sini posisi Bu Andarin masih sebagai guru Magang, dan kemungkinan besar tugas tugasnya tidak sebanyak tugas guru guru tetap,yg bisa membuatnya datang sepagi ini.

"Ibu Sudah datang? Ada tugas juga?" Rafa memperhatikan raut wajah Bu Andarin. Mencari celah untuk melihat setitik kebohongan jika benar ia berbohong.

Bu Andarin sedikit terlonjak, namun dengan cepat ia menetralisir semuanya dengan senyuman manisnya. "Iya, saya lupa kemarin mengambil kertas ulangan anak anak kelas 12 yg seharusnya di bagikan hari ini. Ya sudah saya pergi dulu.." Rafa mengganguk, ia sudah menetapkan Bu Andarin sebagai seorang yg patut di curigai. Perubahan wajahnya saat ia bertanya tadi cukup menguatkan opini nya.

Ia menatap kepergian bu Andarin dengan tatapan sinisnya. Tertangkap. Ia tertangkap mencurigakan. Akan ia pastikan bahwa ia akan membuat Bu Andarin mengakuinya langsung di depan dirinya dan kepala kepolisian nanti.

Setelah bayangan bu Andarin tak terlihat, Rafa kembali melanjutkan langkahnya. Otaknya kini berputar menusun setiap peristiwa yg terjadi kemarin. Ia hanya mengingat saat ia menyelamatkan seorang perempuan yg kini ia ketahui bernama Rania. Selebihnya ia tak ingat.

Kepalanya berdenyut nyeri. Ia benar benar tak ingat kejadian seharian kemarin. Sial, bagaimana ia mengetahui kunci permasalahannya jika dirinya saja tidak mengingat kejadian kemarin. Jika saja kemarin ia tak diambil alih oleh Alternya mungkin ia sudah mengetahui ciri ciri Pembunuh itu. Setidaknya aroma dari tubuh pembunuh itu.

Ia membuka pintu kelasnya yg masih gelap, memasukan diri, tangannya meraba saklar lampu, lalu memencetnya. Seketika Rafa membeku, ia memundurkan langkahnya keluar.

Di dalam kelas tergantung mayat seseorang dengan keadaan mengenaskan. Kedua matanya terjahit, lehernya terdapat lubang, dan kedua lengannya yg tergores di mana mana. Bau amis darah, dan bau busuk pun menguar keluar. Membuat Rafa harus menutup hidungnya.

Ia kemudian menelfon Reyhan dan Pak Wahid. Memberitahu mereka tentang hal ini. Sesudahnya Rafa mengenakan sarung tangan plastik,masker dan mengambil pinset serta gunting, lalu ia menyusun kursi tepat di samping mayat tersebut, menaikinya dan menggunting tali yg mengikat leher mayat tersebut.

Brukk

Mayat tersebut jatuh, menyebabkan bau busuk semakin menguar. Rafa turun dari kursi, ia kemudian mengamati mayat siapa itu. Mayat itu mengenakan pakaian baset sekolah, yg artinya ia adalah anak basket di sekolahan ini, kemudian ia mengangkat sebelah tangan mayat tersebut, ada hal yg sedikit ganjal. Di sana, di jari tengah korban tertempel sehelai bunga apshodel. Bunga yg berkaitan dengan kematian.

Again Tragic StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang