3.

53 4 0
                                    

"Aku membuatnya kembali mengingat kenangan itu, bukan..aku bukan orang yg sama, hanya aku adalah orang yg akan membangkitkan kisah kuno itu kembali, kisah yg sempat menggembarkan seluruh pihak."
~Dreaming

🍃🍃🍃

pukul 16.40, aku baru keluar dari ruang kelas. Huh, guru tua menyebalkan itu membuatku terkena hukuman hingga hampir jam 5.

Ku langkahkan kaki ku melewati kolidor kolidor sekolah dengan langkah santai. Sekolahan sudah sangat sepi, tinggal pak Satpam yg menjaga gerbang di depan.

Angin sepoi sepoi menerbangkan beberapa anak rambutku, menambah sedikit rasa dingin pada Tubuhku. Ku tengok kanan kiri, memperhatikan beberapa kelas yg kulewati.

Angin kembali berhembus, kini tubuhku sedikit gemetar takut. Entah mengapa, rumor tentang pembunuhan berantai di sma ini terngiang-ngiang di kepalanya. Rumor yg mengatakan bahwa dua tahun yg lalu terjadi pembunuhan berantai yg memakan beberapa korban. Ia tak tahu rumor itu benar adanya atau tidak, tpi ia pernah membaca sebuah artikel yg menyatakan bahwa beberapa murid yg sekolah di sini sering bunuh diri karena depresi. Dan ia juga pernah membaca artikel yg sampai sekarang sering diperbincangkan di kelas, artikel tentang anak pemilik sekolah yg mati karena dibunuh seseorang.

Aku menggelengkan kepala pelan, mengapa aku harus memikirkan hal hal yg tabu seperti itu?. Aku bersenandung pelan guna mengusir rasa takut yg menyergapku sekarang.

Sring..sring..sret..

Langkahku berhenti kalaTelingaku menangkap suara gesekan benda tajam dari arah belakang. Ku putar tubuhku ke belakang, tak ada orang. Lalu suara yg ku dengar tadi?. Aku menelan salvinaku kasar, tubuhku mulai bereaksi mengantarkan sinyal darurat pada otak. Ku lanjutkan langkahku yg berhenti, sekarang ku percepat sedikit langkahku. Mataku tak henti hentinya menatap resah seluruh penjuru kolidor.

Dok..dok..dok..

Aku menggigit bibir bawahku, meremas tangan ku yg basah. Ku percepat langkah kaki ku, mataku masih menatap resah ke segala arah. Tubuhku sudah banjir keringat dingin, jantungku sudah serasa ingin meledak keluar saking cepatnya berdetak. Pikirannya terus memikirkan tentang Rumor yg beredar. Memikirkan segala kemungkinan kemungkian mengerikan yg akan terjadi.

Langkahku berhenti saat melihat perempuan berpakaian cleaning servise bertopi hitam berada tepat di hadapanku. Ku perhatikan wajahnya dengan jelas karna ia menunduk dalam dan tertutup topi. Baju terlihat kebesaran, tak sesuai dengan tubuhnya yg terlihat prosional. Tanngannya dimasukkan kedalam saku, lalu ia berbalik membelakaingiku. Ku lihat ia mengeluarkan sebuah masker lalu di pakainya. Aku tetap tak bisa melihat wajahnya, ia menunduk dalam saat memasang masker itu. Walaupun tadi dirinya berusaha mengintip lewat samping.

Ah, untuk apa aku terlalu memperhatikan cleaning servis ini?, aku jadi melupakan rasa takut ku tadi, aku segera melajutkan langkahku. Melewatinya beberapa langkah, namun tiba-tiba ia menarik lenganku kasar. Tunggu mengapa lenganku tiba-tiba ditarik? Brukk!! Ia menjanjambak rambutku kuat dan membenturkannya pada dinding di sampingku.

Damn..agghh..kepalaku pening..aku bahkan tak bisa berteriak. Aku sibuk meringis dan menangis. Ku pegangi kepalaku, berdarah..aku tejatuh di lantai.

Aku berusaha berteriak walaupun dalam kondisi lemah dan keadaan sekolah yg sepi, namun ia langsung berusaha menutup mulutku dengan sapu tangan yg ia keluarkan dari saku bajunya. Tubuhnya yg kuat menyilitkanku untuk mengindar. Ia naik dan menindih perutku.

Dengan sigap ia menutup kencang sapu tangannya ke mulutku, "berteriaklah, tak akan ada yg mendengarnya." Ia mengeluarkan sebuah pisau lalu mendekatkannya tepat di leherku. Air mata keluar, jantungku semakin berdegup tak beraturan, aku ketakutan. Tubuhku begitu lemas setelah kepalaku terbentuk dinding tadi, terlebih lagi ia langsung duduk di atas perutku, membuatku benar-benar tak bisa bergerak sekuat apapun. Tubuh perempuan misterius ini begitu kuat. Ia mengikat kaki dan tanganku dengan kencang. Ah kepalaku bedenyut nyeri. Wajahnya terlihat berlipat lipat di mataku.

Again Tragic StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang