Jangan Pergi Abah✔️

1.6K 83 10
                                    


Akhirnya mereka membagi tugas. Ada yang ke hotel buat ngambil pakaian mereka , ada yang jagain Mutiara dikamarnya , dan ada yang bayar bayar biaya yang belum mereka bayar selama disini. Pukul 09.00 pagi , mereka semua sudah dengan tugas masing masing dan berangkat menuju bandara. Sampai bandara mereka langsung memasuki pesawat karena pesawat mereka sudah hampir berangkat. Setelah beberapa lama di pesawat akhirnya mereka sampai di bandara Singapure. Tanpa menunggu lama mereka langsung ke rumah sakit abah Mutia di rawat.

Setelah sampai di rumah sakit tempat abah Mutiara dirawat. Mereka langsung mencari ruang rawatnya setelah tanya pada suster akhirnya mereka menemukan ruangan nya. Mereka pun masuk dan melihat para orang tua sedang duduk dengan wajah sedih. Mutiara sudah tidak bisa menahan tangisnya. Dia langsung memeluk Azka. Azka pun sebenarnya tidak bisa menahan air mata , tapi dia harus kuat demi sang istri. Umma Mutiara yang melihat anak anaknya datang , langsung memeluk ketiga anaknya. Tangis pecah diantara mereka. 3A , Thalia , Atifa , dan Rara juga ikut memeluk orang tua mereka masing masing. Seisi ruangan hanya ada suara tangisan saja. Semua sedih atas musibah yang sedang menimpa abah Mutiara. Sampai akhirnya ada satu suara yang mereka semua rindukan. Ya itu suara abah Mutiara yang lama koma.

Abah Mutiara : loh ada apa ini (suara lemah)

Mereka langsung mendekati bangkar abah. Mutiara , Alwi , dan Fadli langsung menangis di pelukan sang abah. Mereka tak kuat jika harus kehilangan pria yang paling mereka sayang dan cintai. Mereka tak henti hentinya menangis. Umma mereka pun menangis namun di dekapan Umik Azka.

Abah Mutiara : kalian kenapa menangis? anak anak abah kok cengeng sih.

Mutiara : abah kenapa ngga pernah bilang hiks hiks

Abah Mutiara : bilang apa sayang?

Mutiara : kalo abah sakit , kan kalo hiks hiks abah bilang dedek bisa jagain abah hiks hiks

Abah Mutiara hanya terseyum mendengar perkataan anak perempuannya.

Abah Mutiara : sayang , abah ngga papa kok. sudah kalian jangan nangis. abah ngga suka kalo kalian nangis.

Fadli : abah kenapa ngga pernah bilang sih kalo sakit hiks hiks abang ngga bisa kehilangan abah hiks hiks

Alwi : iya bah hiks hiks kaka juga ngga bisa kehilangan abah.

Abah Mutiara : siapa yang mau ninggalin kalian? abah kan ngga kemana mana.

Mutiara : bah jangan nutupin rasa sakit yang abah rasain hiks hiks. bagi sama kita bah hiks hiks. kita kan anak anak abah. abah jangan sakit biar kita saja yang sakit ya kan bang.

Fadli : iya bah hiks hiks yang dibilang adek bener. biar kita saja yang sakit abah jangan.

Abah Mutiara : hus kalian ini ngomong apa? jangan ngomong kayak gituu , abah tu ngga papa kok. Loh ini tangan dedek kenapa?

Abah Mutiara melihat tangan Mutiara yang bekas infus an tadi. Umma Mutiara juga orang tua yang lain ikut panik melihat tangan Mutiara.

Mutiara : hehe ngga papa kok bah.

Umik Azka : loh kepala kamu juga kenapa nak? kamu habis masuk rumah sakit ya?

Mutiara : eh umik ngga papa kok , cuma lecet dikit.

Abah Mutiara ; anak jawab abah , ini semua kenapa? bukanya kalian habis liburan kan?

Fadli ; biar fadli saja bah yang jelasin.

Lalu Fadli menceritakan semuanya tanpa ada sedikit pun yang disembunyikan. Semua orang tua yang mendengarkan kaget. Pikir mereka , mereka semua liburan tanpa ada kendala sedikit pun.

Abah Mutiara ; ya Allah nak. kenapa bisa terjadi seperti itu , lain kali kalo ada apa apa kabari nak.

Mutiara ; iya bah maafin kita yah.

SUAMIKU IDOLAKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang