💜6💜

661 96 11
                                    

Hinata membuka matanya, sepertinya Hinata pernah mendengar suara ini. Masih sangat asing, tapi Hinata yakin suara ini bukan dari suara salah satu anggota Akatsuki.

Penasaran, Hinata pun menoleh dan tercengang saat mengetahui seseorang yang menahannya itu ternyata Naruto.

Bagaimana bisa? Atau jangan-jangan Naruto anggota baru Akatsuki yang disiapkan untuk menangkapnya. Pantas saja cara menatapnya seperti itu.

“Tidak untuk hari ini,” ucap Hinata berusaha bersikap netral sembari mencoba menarik pergelangan tangannya, tapi Naruto menahannya.

“Mungkin kita bisa melakukan kontrak waktu,” Naruto sedikit memaksa.

“Tapi, aku sedang buru-buru,” ucap Hinata masih enggan, karena takut Naruto adalah bagian dari Akatsuki.

“Hey itu dia,” teriak salah seorang dari anggota Akatsuki.

Hinata langsung terperangah, sekarang benar-benar di posisi terjepit, seandainya tidak ada yang menahannya mungkin dirinya sudah bisa meloloskan diri dari tadi.

“Kumohon aku harus segera pergi,” ucap Hinata sambil berusaha melepaskan tangannya.

“Baiklah, tapi kau harus pergi bersamaku,” ucap Naruto tanpa mau melepas genggaman tangannya lalu mengajak Hinata berlari. Hinata jadi semakin tidak mengerti sebenarnya siapa pria misterius yang sedang menuntutnya ini.

“Tap…..” Hinata ingin menjelas bahwa kakinya sedang cedera tak memungkinkan untuk di berlari kencang, Naruto yang tak tahu apapun begitu saja menarik Hinata untuk berlari, alhasil salah satu anggota Akatsuki berhasil meraih pergelangan tangan Hinata yang satunya.

“Mau kemana kau?” ucapnya dengan bengis.

“Auh,” Hinata meringis.

Mengetahui hal itu, bak superhero spontan Naruto melayangkan pukulan kepada salah satu anggota Akatsuki yang berhasil meraih pergelangan tangan Hinata.

“Berani sekali kau merebut wanitaku,” ucap Naruto marah, dan perkelahian pun tak dapat dielakkan.

Hinata yang panik menutup matanya dengan kedua tangannya, tak menyangka perkelahian akan terjadi di depan matanya. Hinata khawatir sesuatu yang buruk akan menimpa Naruto, karena pastinya Naruto mungkin takan mampu melawan beberapa orang Akatsuki seorang diri.

Antara ingin segera pergi dan bertahan, entah mana yang harus Hinata pilih. Di satu sisi ini adalah kesempatan Hinata untuk meloloskan diri, disisi lain hati kecilnya menolak untuk pergi meninggalkan seseorang yang telah membelanya.

‘Tapi jika Naruto babak belur dan dirinya tertangkap, bagaimana?’ kultur dalam dirinya berbicara.

“Hey mengapa kau masih disini?”

Hinata membuka matanya, dan terkesiap saat melihat Naruto tampak baik-baik saja, sementara beberapa orang dari Akatsuki tampak tersungkur.

“Cepatlah atau mereka akan menangkapmu,” ucap Naruto kembali mengajak Hinata berlari sambil mengulurkan tangannya.

“Aku…..,” kembali Hinata ingin menjelaskan jika dirinya tak bisa berlari kencang.

“Ah, kau ini lambat sekali,” ucap Naruto, lalu membungkuk memposisikan Hinata di belakang tubuhnya dan menggendong Hinata. Tak peduli membawa beban berat di punggungnya, Naruto segera berlari menuju mobilnya. Dalam hati Hinata lagi-lagi bertanya, siapa sebenarnya seseorang yang sudah menolongnya ini?

"Ayah doakan semoga kau bertemu dengan laki-laki yang baik, yang akan mengeluarkanmu dari kesulitan ini,”

My Sweet GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang