Hinata mengunjungi tempat yang sudah lama tidak ia kunjungi. Ia lupa kapan terakhir kalinya mengunjungi tempat ini. Banyak hal yang telah berubah disini dan Hinata hampir saja tak mengenalinya.
Dulu bangunan ini hanyalah sebuah bangunan rumah sederhana dan sekarang telah berubah menjadi salon.
Jika melihat dari nomor jalan dan nomor rumah, Hinata memastikan dirinya tidak keliru. Tapi ragu, bisa saja bangunan ini telah berganti pemiliknya Hinata mengintip ke dalam salon dari balik pintu kaca memastikan ia datang ke tempat yang tepat.
Sepi, tanpa tidak ada siapapun.
Hinata pun berinisiatif masuk, sehingga saat pintu terbuka memunculkan gemericik suara yang menarik si empu pemilik bangunan untuk menghampiri.
"Se-la," belum sempat Hinata menyelesaikan kalimatnya, Hinata di kejutkan oleh seseorang yang datang wajah shocknya.
"Nata, kau kah itu?" ucap wanita bersurai pirang itu.
"Ino?" ucap Hinata sama shocknya.
Keduanya menjerit girang lalu saling berpelukan melepas rindu. Keduanya berteman baik sejak masa SMA.
"Oh rupanya kau benar-benar jadi hair stylis," ucap Hinata kagum sambil matanya menatapi seisi ruangan.
Sejak masa sekolah Ino memang hobi dalam bidang kecantikan.
"Lalu bagaimana denganmu," tanya Ino balik.
"Ya begitulah," ucap Hinata kurang antusias, dirinya memang tak seberuntung Ino yang bisa mewujudkan cita-citanya.
"Sudah lama sekali sejak terakhir kali kau berkunjung ke sini, apa kau akan lama disini?" ucap Ino.
"Entahlah, aku belum memiliki rencana jangka panjang,"
"Kalau begitu menginaplah!" pinta Ino.
"Sebenarnya aku ada pekerjaan," jawab Hinata sekedar ingin terlihat sibuk.
"Bekerja? Dimana?" tanya Ino penuh antusias.
"Maksudku ini masih tahap interview," ucap Hinata tak ingin jujur.
"Oh ya, kalau boleh aku ingin meminta bantuanmu," ucap Hinata ragu.
"Tentu saja," ucap Ino tanpa ragu.
"Aku ingin menumpang mandi dan meminjam pakaianmu. Mereka mengharuskanku berpenampilan sopan, dan aku tak punya banyak waktu untuk mencari pakaian yang pantas, dan yang terpenting harus terlihat seperti gadis manis," ucap Hinata masih tampak ragu.
Spontan Ino tertawa, ucapan Hinata terdengar begitu lugu.
"Kau ini kan memang gadis yang manis, aku akan memilihkan yang cocok untukmu,"
Tak perlu waktu lama bagi Hinata untuk membersihkan dirinya, yang penting badannya terasa segar dan warna warni di rambutnya terbilas bersih. Untungnya pewarna rambut itu bukan pewarna rambut yang permanen jadi saat memakai sampo khusus warnanya akan terurai dan menampilkan kembali warna rambut asli Hinata yang hitam kebiruan.
Selesai mandi Hinata memakai pakaian yang sudah di siapkan oleh Ino, sebuah short dress dengan motif bunga dan menggulung rambutnya yang masih basah.
Sejenak Hinata bercermin, dan Hinata rasa ini sudah cukup. Ya masih terlihat lebih baik dari yang sebelumnya.
"Ino, aku harus segera pergi," ucap Hinata dan Ino tak bisa menahan wajah shocknya saat melihat penampilan Hinata yang menurutnya sangatlah buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Girl
Historical FictionDi daur ulang dari drama korea berjudul "my girl" yang populer di tahun 2010an, penasaran? Baca aja Happy reading