💜16💜

481 54 5
                                    

Keadaan Ketua Uchiha memang belum sepenuhnya membaik. Jika kabar baik yang tiba-tiba bisa langsung membuatnya seketika pulih, maka kabar buruk yang tiba-tiba pun akan membuatnya kembali sakit.

Mikoto menjadi sangat resah, rasa bahagia yang baru seumur jagung telah berubah kembali menjadi kesedihan dalam waktu sekejap, bagaimana Sasuke akan mudah menghadapi ini? Keadaan yang sudah dikira membaik kembali menjadi sangat genting.

Walau Ketua Uchiha sudah tertangani, namun sepertinya ia enggan membuka mata, memilih menahan semua tangis dan luapan emosinya dalam kelopak matanya yang tertutup.

Baik Sasuke maupun Hinata, keduanya tidak bisa dihubungi. Saat sedang bekerja Sasuke memang selalu mensetting ponselnya dalam mode silent, sehingga berapa banyak panggilan ataupun pesan Sasuke tidak mengetahuinya. Pikirnya kondisi Kakeknya sudah lebih baik, jadi ia hanya fokus bekerja saja. Sementara Hinata, sampai sore ini pun Mikoto belum mendapatkan kabar tentang keberadaannya.

"Apa Hinata sudah kembali?" tanya Mikoto dengan resah kepada salah satu asisten rumah tangga yang berada di kediamannya.

"Belum Nyonya," hanya jawaban itu saja yang Mikoto dapatkan.

"Baiklah, jika Hinata pulang katakan untuk segera ke rumah sakit!" ucap Mikoto segera menutup telponnya.

"Kemana anak itu?" tanya pada dirinya sendiri, tidak tahu harus menghubungi kemana. Mikoto belum tahu no kontak Hinata, dan Hinatapun sepertinya sama. Pertemuan ini masih singkat, jadinya tak terlalu memperhatikan no kontak person. Siapa sangka keadaan seperti ini akan terjadi.

Disisi lain Sasuke merapikan semua file yang ada di mejanya, sampai detik ini ia berpikir semuanya masih berjalan dengan baik, meskipun sedikit ketegangan sempat terjadi tadi pagi. Tapi ya semua itu memang tidak perlu dianggap serius. Meskipun belum bisa sepenuhnya untuk percaya kepada Hinata, setidaknya Hinata bisa membuat kondisi Kakeknya menjadi sedikit lebih baik, jadi untuk sementara biarkanlah seperti ini dulu. 

Sasuke meraih ponselnya yang sudah seharian ini terbengkalai, tak sedikitpun menaruh curiga akan sesuatu hal yang serius yang terjadi di rumahnya. Belum sempat membuka ponselnya, dari layar depan saja sudah langsung terlihat ada beberapa pesan dan panggilan masuk dari ibunya. Tanpa membaca semua pesannya, Sasuke langsung saja menekan icon panggilan.

"Ibu," ucap Sasuke khawatir.

"Kau kemana saja? cepat datang atau kau akan menyesal," ucap sang ibu dengan sedikit gertakan, terlalu membuang waktu jika harus menjelaskan semuanya dengan detail.

Tanpa menunggu, tanpa berpikir panjang, tanpa bertanya, Sasuke langsung melesat menuju ke rumah sakit.

Mengapa selalu saja seperti ini? Tanya dalam hati kecilnya.

Setiap kali Sasuke menganggap situasi sudah membaik, setelahnya selalu saja ada hal yang tak terduga.

Dan Hinata, sebenarnya hal apa yang sudah dilakukan oleh wanita itu?

Jika seperti ini, Sasuke jadinya akan selalu berpikiran buruk lagi dan lagi. Apa mungkin karena tersinggung atas insiden tadi pagi, Hinata jadi mengatakan yang sebenarnya kepada Kakeknya?

Tiba-tiba Sasuke menginjak remnya, terkejut sendiri. Jika benar, apa yang akan terjadi selanjutnya? Dan apa yang harus dirinya katakan pada Kakeknya? Tak terbayang akan sebesar apa kemarahan kakaknya nanti. Sasuke kembali melajukan mobilnya, apapun itu yang terpenting dirinya harus segera sampai dulu. Dirinya harus mengetahui dulu apa yang sebenarnya terjadi, baru nanti memikirkan langkah yang selanjutnya.

Sasuke berlari sekencang yang ia bisa, derap kakinya begitu menggema hingga sedikit memicu kegaduhan dalam lorong rumah sakit.

"Ibu apa yang terjadi?" pertanyaan itu langsung begitu saja terlontar di sela nafasnya yang terengah-engah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sweet GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang