"Aku menemukanmu," ucap Sasuke dengan menunjukan wajah datarnya perpaduan antara ekspresi rasa kesal dan lelah, kedua tangannya di silang di depan dadanya.
Naruto terkekeh seperti orang yang kepergok mencuri. Tangannya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, walau usianya beberapa tahun lebih tua dari Sasuke tapi jika sudah di hadapkan dengan wajah Sasuke yang sedang serius, Naruto jadi cengengesan.
"Kali ini jangan harap aku akan membiarkanmu pergi," ucap Sasuke dengan tampang juteknya.
Sesampainya di hotel, keduanya duduk di mini bar sembari memainkan gelasnya masing-masing. Meski keduanya memiliki karakter yang saling berlawanan, tapi mereka tetaplah sahabat yang saling melengkapi.
"Kau kemana saja? Bukannya membantuku mengurus perusahaan, malah bersenang-senang sendiri," ucap Sasuke mengeluh, wajahnya tertunduk menatapi gelas minum miliknya.
"Hey kau kan pewaris utamanya, jadi tidak perlu diriku untuk ikut-ikutan mengurusi perusahaanmu," ucap Naruto santai.
"Heh apa kau lupa, jika orang tuamu juga yang ikut membangun perusahaan ini, jadi kau pun harus ikut andil," ucap Sasuke sembari senyiku tangan Naruto.
"Kalau kau mau kau bisa mengurus hotel ini, Pulau Hokaido pasti sesuai dengan espektasimu, karena akan ada banyak turis dari berbagai macam negara yang datang ke sini. Kau tidak perlu harus jauh-jauh keluar negri untuk memenuhi jiwa petualangmu, dengan begitu aku bisa fokus mengurus hal yang lain,"
"Hey, ada apa ini, sejak kapan kau jadi suka mengeluh soal pekerjaan? Kau tidak seperti yang ku kenal," ucap Naruto sambil menepuk pundak Sasuke. Sebagai orang yang sudah bersahabat lama dengan Sasuke, tentu Naruto memiliki intuisi yang tajam terhadap sahabatnya ini. Sudah sangat hafal dan tahu apa yang di rasakan Sasuke walaupun Sasuke tidak menceritakannya.
Sasuke sedikit terkesiap tak menyangka jika Naruto bisa membaca pikirannya. Sasuke akui semenjak mendapat tugas mencari sepupunya, ia jadi kehilangan konsentrasi dalam hal pekerjaan.
"Apa benar ini soal pekerjaan, ataukah ada hal yang lain?" tanya Naruto meminta penegasan.
Sasuke tidak menjawab hanya tersenyum bodoh lalu menundukan kepalanya pertanda mengakui.
"Naru, apa kau percaya jika aku memiliki sepupu?" akhirnya Sasuke mengakui.
Selama ini yang Sasuke ketahui dan semua orang ketahui, bahwa dirinya adalah seorang anak tunggal dari seorang Ayah yang juga semata wayang.
"Mengapa tidak, aku sudah mengetahuinya," ucap Naruto tanpa ada ekspresi terkejut maupun syok.
Mendengar itu Sasuke langsung mengeluarkan tatapan nyalangnya terhadap Naruto, bagaimana bisa Naruto mengetahui perihal sepupunya padahal Sasuke belum menceritakan apapun.
"Aku mengetahuinya dari ibuku," ucap Naruto menjawab pertanyaan Sasuke yang tersirat dari tatapan matanya.
Keluarga Namikaze dan keluarga Uchiha telah lama bersama menjalin kerja sama bisnis, segala rumor apapun tentang keluarga Uchiha tentu keluarga Namikaze mengetahuinya. Tak peduli keluarga Uchiha menutup rapat soal skandal yang dilakukan Uchiha Miyako dan mengenai insiden kecelakaan itu dari publik, sedikitnya keluarga Namikaze mengetahuinya. Hanya saja demi keutuhan kerja sama yang telah berlangsung lama, keluarga Namikaze ikut tutup mulut dan tidak ikut campur dalam masalah interent keluarga Uchiha.
"Jadi selama ini kau mengetahuinya? Dan tidak mengatakan apapun padaku?" keluh Sasuke.
"Aku tahu tapi bukan berarti aku harus ikut campur masalah keluargamu. Kau ingin Ketua menganggap keluargaku sebagai penghianat karena menceritakan hal itu? Jika Ketua yang mengatakannya sendiri, baguslah. Itu artinya sudah tidak ada rahasia lagi diantara kalian," Naruto menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Girl
Historical FictionDi daur ulang dari drama korea berjudul "my girl" yang populer di tahun 2010an, penasaran? Baca aja Happy reading