24 : Last

8.8K 805 301
                                    

Happy Reading

.

.

Volume televisi yang menayangkan pertandingan tinju mengisi keheningan malam. Jimin sang pelaku terfokus menatap layar di depan dengan khidmat, sesekali tangan mungilnya meraup popcorn yang berada di pangkuannya untuk ia makan.

Bibir tebalnya ikut menggerutu saat pemain andalannya terserang. Sebelum sebuah dobrakan pintu membuyarkan kesenangannya. Sedikit terkejut, sontak Jimin menoleh untuk melihat sumber masalahnya.

Netranya melotot sempurna kala ia melihat Taehyung berlutut dalam keadaan mengenaskan di depan pintu rumahnya. Dengan cepat Jimin menghampirinya

"Taehyung! Ada apa?" Jimin berujar panik melihat Taehyung menangis keras. Dirangkulnya pundak sang teman agar segera berdiri

"L-lisa-- Jim Li-sa" ucapannya tersendat dan bergetar, seolah mengerti Jimin mensejajarkan tubuhnya dengan Taehyung lalu menepuk punggungnya mencoba menenangkan

"Li-sa pergi Jim. D-dia meninggal-kanku. T-tolong bawa Lisa kembali padaku. A-aku sayang dia Jim aku sayang lisa" Taehyung meraung, suaranya bergetar ketakutan.

Jimin memeluk Taehyung erat, membisikkan kalimat penenang.

Rose yang sejak tadi ada didalam kamarnya keluar mendengar suara keras Taehyung, pun dengan beberapa pelayan berhamburan keluar.

"Tae--"

Ucapan rose terhenti kala Jimin menempelkan jari ke bibirnya. Menyuruhnya diam. Lalu Mengibaskan tangannya agar semua orang pergi.

"Tae tenang, oke?" Ujarnya, setelah dirasa keadaan cukup tenang

"Bagaimana aku bisa tenang jika Lisa pergi dariku. Dia bilang d-dia lelah denganku. Bagaimana.." tak sanggup melanjutkan, Taehyung terisak kembali. Rasanya sangat menyesakan dada

Taehyung merasa separuh jiwanya pergi.

"Tidak Tae, Lisa hanya emosi saja. Dia sangat mencintaimu tidak mungkin Lisa akan meninggalkan mu"

Kalimat apa itu? Jimin mengutuk ucapannya sendiri, dia tidak pandai menenangkan seseorang. Jimin hanya ahli mengumpat.

"A-aku mau Lisa Jim, bawa dia kemari"

"Iya, aku akan membawa Lisa. Kau bisa melihatnya besok, aku janji" ucapnya seraya mengelus surai tebal Taehyung.

"Aku sayang lisa, sayang Lisa.." suaranya melemah. Taehyung tertidur, mungkin efek kelelahan karena menangis sejak tadi. Mulutnya terus mengigau mengucapkan kata maaf.

Jimin iba melihatnya, mengingat Taehyung orang yang ceria. Dia tidak pernah melihat Taehyung tidak berdaya seperti ini. Rasanya Jimin bisa ikut merasakan sakitnya.

Menghela nafas, Jimin memanggil Choi ahjusi untuk membawa Taehyung ke kamarnya dan menyuruhnya menelpon dokter. Karena tubuh Taehyung terserang demam.

"Tolong jangan beritahu ibunya, beliau akan panik jika tahu Taehyung sakit. Bisa-bisa Taehyung langsung dibawa ke California" pinta Jimin, Choi ahjusi mengangguk mengiyakan. Karena semua yang dikatakan Jimin benar adanya.

Cat & DogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang