Part 10

4.7K 526 51
                                    

"Chim lo tau gak apa yang bikin orang jadi bego?"

"Paan dah bang? Gaje lo," balas Chimon tanpa mengalihkan pandangannya dari layar macbook.

"Ada korek gak?" Bright mengalihkan pembicaraan.

Chimon yang tadinya sibuk bikin poster langsung nyari-nyari pemantik api miliknya.

"Lah lo nyebat, bang?"

"Lagi pengen."

"Ada masalah apaan si? Cerita coba sama gue."

Setelah pertanyaan itu keluar dari mulut Chimon, ruangan sekre mendadak sepi karena Bright tidak kunjung menjawab.

"Gue suka sama orang, Chim."

"Ngapa dah emang?"

"Masalahnya gue naksir sama cowok."

Chimon menghentikan kegiatannya lalu berdehem pelan. Ia sedikit terkejut lantaran Bright ini sebenarnya straight. Temen-temen yang lain juga tahu kalau Bright bucin banget sama mantan ceweknya.

"Ya ya udah si kenapa gitu?" jawab Chimon sok tenang.

"Gue ragu."

"Ragu gimana dah?"

"Gue ragu sama orientasi seksual gue sendiri. Gue juga takut kalo gue lanjut hubungan gue sama dia juga gak bakal berjalan baik."

"Lo naksir siapa dah? Singto?"

"Gak anjir. Yakali."

"Terus siapa? Gun?"

"Bukan."

"Ya terus gimana?"

"Gak tahu. Grace juga udah mau balik dari Aussie."

"Bukannya lo udah putus sama dia?"

"Gak sepenuhnya putus si. Susah juga gue jelasinnya. Udahan lah pusing gue, mau cabut dulu."

Bright mengambil tasnya lalu menuju ke mobilnya. Pas dia udah masuk ke mobil dia lihat Win dari kejauhan, Win lagi masangin helm buat cewek dan mereka keliatan bahagia banget. Abis itu si cewek naik ke boncengan motor vespanya Win.

"Kenapa juga gue harus berharap sama cowok yang bahkan juga naksir sama cewek. Sinting kali gue."

*****

Win masangin helm di kepala Lily. Rencananya mereka mau main bareng, sekalian Win mau ngajak motor vespanya jalan-jalan setelah selesai diservice.

"Mau makan apa?" Tanya Win sambil melihat kaca spion yang menampilkan wajah Lily.

"Serah si. Gue ngikut aja."

"Oke. Pegangan gue mau ngebut."

"Iih jangan Win hati-hati aja."

Win cuma balas dengan tertawa. Karena bingung jadi Win memutuskan makan di foodcourt mall saja sekalian cuci mata.

"Mau pesen apa biar gue pesenin. Lo duduk aja di sini."

"Samain aja deh sama lo."

"Serius? Gue mau beli seblak loh. Lo suka pedes gak?"

"Sukaa."

"Oke oke. Bentar, ya."

Setelah menunggu beberapa saat, pesanan mereka akhirnya datang.

"Iih gue udah lama tau pengen makan seblak."

"Lah emang iya?" tanya Win.

"Iya. Sama lagi pengen martabak juga."

"Ntar ya pulang kita mampir beli."

"Iih gak usah. Gue gak serius kali, gak bermaksud gitu kayaknya elo salah paham deh."

"Gak kok, gue juga suka martabak soalnya. Selera kita mirip deh kayaknya."

Abis makan dilanjut ngobrol-ngobrol Win ngajak Lily buat main ke Timezone. Abis ngisi saldo kartu timezone, mereka langsung puas-puas main.

Pas nungguin Lily masukin bola basket, Win terus memperhatikan Grace. Kalau dipikir-pikir Lily anaknya asik juga, selera mereka juga sama, gak ribet. Apa dia jadian aja kali ya sama Lily?

Be With You; BrightWinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang