Part 13

4.4K 526 19
                                    

"Win," panggil Ohm yang lagi sibuk ngobrak-abrik lemarinya.

"Paan dah?" sahut Win sambil makanin chiki.

"Bantuin gue ngapa. Ini banyak bat anjir susah bawanya."

"Lah barang-barang siapa? Rumah-rumah siapa?"

"Yaelah. Gitu ya lo sama temen sendiri."

"Minggir biar gue yang ambil." Win mengambil tumpukan buku dan kertas yang sudah diikat. "Emang mau lo apain sih udah bener di lemari juga."

"Sebagai anak hukum yang mau bikin lemari buku. Gue mau nyingkirin barang-barang yang udah gak kepake."

"Eh ini album foto jaman kita smp ya?"

"Oh iya. Kakak gue beliin album foto yaudah gue isi aja buat foto-foto kita sama temen-temen."

"Eh anjir ini pas kita nonton konser, ya?"

"Mana coba liat? Oh iya pas itu kan elo yang ngebet banget ngajakin nonton."

"Ini sapa si? Mukanya familiar banget."

"Yang mana? Oh yang ini? Kayak lagi liatin elo gak si."

"Iya kek kenal."

"Oh ngerti nih gue. Mukanya mirip Bright anjir, mirip Bright sebelum glowup."

"Eh iya juga. Gue simpen boleh gak?"

"Ambil aja gue masih ada file nya kok."

*****

Bright merasa kesal karena merasa tidak bebas setelah Yeji tinggal di apartemennya padahal ia sudah susah-susah bisin sepatu dan kaos untuk mengumpulkan uang. Lihat saja, bahkan kini mejanya dipenuhi alat-alat kecantikan milik Yeji.

Dan lagi, Yeji seringkali mendengarkan musik dengan pengeras suara padahal Bright harus belajar untuk ujian tengah semester.

"Bisa gila gue lama-lama di sini," keluh Bright.

Setelah berpikir cukup lama. Bright memutuskan untuk bermalam di tempat Win, ia memasukkan beberapa baju dan buku ke dalam tas lalu mengambil kunci mobilnya.

Setelah menjelaskan dengan nada memohon, Bright berusaha metakinkan Win.

"Boleh kan? Gue janji gak bakal ganggu elo kok asli."

Win menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Gimana, ya? Gue gak biasa sekamar sama orang soalnya."

"Gue beneran enggak bisa belajar kalo Yeji terus-terusan gangguin gue."

"Yaudah masuk dulu."

Setelah meletakkan tasnya, tiba-tiba perut Win berbunyi karena lapar.

"Eh lo laper ya? Apa mau pesen makan? Biar gue pesenin?"

"Kelamaan. Ke kantin aja lo juga pasti belum makan kan?"

Setelah makan di kantin asrama. Kini keduanya duduk berjauhan. Win duduk di meja belajar sementara Bright duduk di kasur, keduanya sama-sama mempelajari materinya masing-masing hingga menciptakan suasana yang benar-benar hening.

"Udah mau tidur?" tanya Bright sambil melepaskan kaca matanya saat Win naik ke tempat tidur sambil mengambil selimutnya.

"Iya. Kalo gue matiin lampunya gak papa kan?"

Bright berinisiafit mematikan lampu tidur di sebelah Win hingga Win memundurkan tubuhnya.

"Kenapa?"

"Hah enggak. Gak papa."

Saat Win tidur, Bright terbangun karena mendengar Win mengigau. Melihat hal itu, Bright mengusap rambut Win lalu memijat alis Win.

Win mencengkeram tangan Bright dengan erat, membuat Bright balas menggenggam tangan itu.

Menyadari hal itu Bright kembali menyalakan lampu tidur lalu mengecup kening Win sambil menaikkan selimut agar benar-benar membalut tubuh Win.

Wkwk segini dulu, ya. Jangan lupa vote sama komen.


Be With You; BrightWinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang