Part 11

4.4K 501 15
                                    

Niatan buat nembak Lily masih belum juga dilakukan oleh Win. Apalagi akhir-akhir ini dia makin deket sama Bright karena Bright sering mampir ke asramanya, mampir doang nginep kaga.

"Win? Lo dengerin gue gak si?"

"Hah iya? Kenapa Ohm?"

"Lo ngelamun mulu daritadi kayak orang susah."

"Gak kok lagi kepikiran uts aja. Gue takut banget soalnya."

"Oh kalo itu sih sama. Santai aja. Btw lo gimana sama Lily?"

"Ya gak gimana-gimana."

"Lo suka gak sama dia?"

"Suka."

"Lah?"

"Iya sama kayak perasaan gue sama lo."

"Homo najis."

"Serius jir. Maksud gue tuh rasa sukanya beda, ya cuma suka aja. Sebatas sahabat. Gitu."

"Kenapa si? Lo suka sama cewek lain ya?"

"Dih kaga. Paan si lo nanya-nanya mulu, ribet amat jadi kayak cewek."

"Yang ada tuh elo yang akhir-akhir ini kayak cewek. Atau jangan-jangan lo naksir sama Bright ya? Ngaku lo."

"Yakali. Gak lah anj."

"Mending ntar malem lo ikut gue sama Nanon."

"Ngapain? Cari cewek? Males banget ya anjir kalo ke club, gue anti cewek club yang perutnya kemana-mana pake lipstik merah."

"Dih. Gue juga ngerti lo demennya sama cewek-cewek imut, kan?"

"Ya terus?"

"Maksud gue ikut gue sama Nanon ngajar bimbel. Lo kan jago bahasa inggris kan? Nah mending lo ngajar aja."

"Yakali. Mana bisa gue ngajar."

"Udah coba dulu aja."

*****

Bright menatap kesal ke arah adiknya. Sementara perempuan yang ditatap hanya mengedikkan bahunya.

"Mah? Mamah yakin mau ninggal dia di sini?"

"Iya. Biar enak kalo mau bimbel."

"Ya gak harus di sini juga kali, mah."

"Kamu gak boleh gitu sama adik kamu. Lagian dia cuma bentar aja, sampe nanti ujian masuk universitas."

"Mah ujiannya tuh masih lama astaga."

"Udah gak papa. Lagian dia juga gak bakal gangguin kamu kok. Kamu juga kalo sempet ajarin adik kamu."

Bright masih kesal. Ia sebenarnya juga mengharapkan yang terbaik untuk adiknya, bahkan Bright adalaj orang pertama yang menyemangati adiknya karena harus gap year.

"Yaudah mamah tinggal dulu. Yeji kamu jangan bandel, ya."

"Siap, mah."

Setelah mamah pergi, Bright duduk di sebelah Yeji sambil menatap koper yang masih belum dibuka.

"Kamu mau tidur dimana?"

"Ya di kamar lah masa di lobby."

Bright menghela napas berusaha sabar.

"Iya maksudnya kamu mau tidur di ruangan apa?"

"Kamarnya kan cuma satu, lagian tempat tidurnya king size. Hayo kakak sengaja ya kok kebetulan banget?"

"Apasih kamu tuh. Yaudah kamu tidur bareng kakak."

"Asiik. Mandi bareng juga enggak?"

"Kamu tuh ya kalo ngomong."

"Kenapa si kan becandaa. Lagian pas kecil juga udah sering. Dah aku mau bersihin muka terus tidur."

"Ya udah kakak tidur di ruang tengah aja."

"Beneran? Nah gitu dong." Yeji berteriak girang lalu masuk ke kamar.
"Anjir. Bocah. Dik! kakak tidur bareng kamu! Pintunya jangan dikunci!"

Jangan lupa vote sama komen ya hehe. Gua mo sering update soalnya mo bikin work baru owuwowow. Kalo gua bikin work baru tapi ceritanya bukan bl kira2 pada mo baca gak ni?

Be With You; BrightWinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang