.

16 2 0
                                    

Kini rinjani duduk bersama raga,di satu sisi rinjani memang sebal sekali pada cowok disampingnya ini karna selalu berbuat semaunya.tapi di sisi lain ia sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan raga,jujur perlahan hidup jani jadi berwarna,tak ada lagi abu-abu yang gelap.

Bukan hanya rinjani yang terkejut akan tulisan-tulisan diatas mejanya,tapi juga raga yang melihat itu tak bisa menahan rasa kesalnya ia mengepalkan jarinya hingga meninggalkan bekas.

Jujur raga pun heran kenapa bisa sekesal ini melihat rinjani seperti ini.

"Kok diluar rame banget,terus ini emang gurunya kemana?" Tanya raga heran.

"Ada rapat jadi ya gitu ude kek anak ayam kehilangan induknya" jawab riyan.

"Kok kalian duduk berdua?leon mana?" Tanya rinjani heran tumben sekali dua kembar itu tak lengkap.

"Tuh kesenengan dia duduk sama si dina" tunjuk reon kesal.

"Oh itu yang KATANYA mau serius sama satu cewek?" Ledek raga dengan penekanan dikata 'katanya'

Mereka semua terkekeh,namun senyum itu luntur ketika melihat kertas yang menempel kecil-kecil dan banyak sekali kata-kata menyakitkan disana.

Bitch
Jalang
Cewek murahan!
Anak baru aja belagu!
Udah diapain aja sama raga?!
Ketemu diclub,berakhir dirumah ya haha!
Dasar cabe!
Pengkhianat!
Sahabat macam apa lo?!

Dan masih banyak lagi...

Entah kenapa raga merasa tak terima saat melihat rinjani menangis.

"Brengsek" lirih raga serta mendekap jani dalam diam.rinjani merasa nyaman,ia merasa sangat aman berada dipelukan raga,hangat.

Berkali-kali raga mengelus bahu rinjani guna menenangkan sang empu-nya.

Untung saja guru rapat begitu lama jadi raga bisa membantu rinjani membersihkan kertas-kertas itu dari meja nya.

"Jadi kita kapan nih kerja kelompoknya?" Tanya ariyan tiba-tiba.

"Hm...gue,gue kurang enak sebenarnya karna keadaan nya lagi engga kondusif,lo sama mody kan lagi berantem" ujar reon

"Kok lo yang gak enak?emang kita sekelompok?" Tanya rinjani heran.

"Lo pasti gak baca digrup line ya?" Tanya ariyan heran.

"Lah emang?" Rinjani bertanya balik.

"Kan si mody minta tuker sama sireon"

"Segitu benci nya ya dia sama gue" lirih rinjani.

"Kalian berantem kenapa sih?" Tanya raga heran,rinjani hanya menggeleng lemah.

"Gak papa kan kalau gue ikut kelompok kalian?lagi juga gue gak betah punya ketua tukang korupsi gitu"

"Siapa dah?" Tanya ariyan heran.

"Siapa lagi noh adek lo si lala" ujar reon asal.

"Sialan lo" sembari menoyor kepala reon.

Saat mereka sedang sibuk berbincang tiba-tiba kelas menjadi hening seketika,ah..ternyata ada bu tiwi-walikelas 11 ipa 2.

"Selamat siang anak-anak"

"Masih pagi bu" saut reon asal dan disambut gelak tawa dari murid lain,bedanya bu tiwi memberikan pelotottan maut yang mampu membuat mata reon bagai tercolok.

"Bilang apa tadi kamu leon?" Tanya bu tiwi salah menyebutkan nama.

"REON BU REON!" Kesal reon.

"Oh nama kamu udah ganti?" Ledek bu tiwi.

"Engga-engga ibu bercanda reon yang ganteng tapi boong" lanjutnya mampu membuat kelas hening itu menjadi menggelegar karna tawa.

"Udah-udah jangan berisik semuannya,ibu cuma mau umumin kalau minggu depan kalian udah mulai libur karna kelas 12 akan mengadakan ujian akhir" umum bu tiwi hingga satu kelas hanya terdengar teriakan syukur.

"Yess bisa nongki-nongki kita" seru reon.

"Gue gak bisa kayaknya" ujar raga membuat tawa reon dan ariyan terhenti.

"Kok tumben?" Heran reon.

"Hm..itu gue ada urusan" alibi raga.

"Oh..oke lah" ucap reon.

"DIEM!!" teriak bu tiwi karna jengkel.

"Jadi hari ini kalian pulang cepat ya" lanjutnya.

Setelahnya semua murid pun duduk dan mengucap salam serta pergi satu persatu.

ariyan,reon,dan leon memutuskan untuk pergi nongkrong ke kafe langganan mereka.berbeda dengan raga dan rinjani sedaritadi raga terus menerus memaksa untuk mengantar rinjani pulang.

Akhirnya mereka berdua pun sampai diapartement rinjani.

"Bye sayang" ujar raga mampu membuat rinjani bergidik geli.

"Jijik anjir"

"Gak bisa romantis dikit ya sama pacar"

"Sejak kapan kita pacaran?halu lo!" Setelahnya rinjani memutuskan untuk turun sebelum perdebatan makin panas.

//

Sesampainya depan pintu rinjani terkejut saat melihat kanya,megan,dan bella membuka pintu berbarengan dengan rinjani yang mau mengetuk pintu.

"Kok pada bawa koper" tanya jani.

"Sorry jan tapi tadi bokap gue telfon nyuruh balik atau fasilitas gue dicabut semua" keluh megan.

"Iya jadi kita mau gak mau ikut balik,see you soon baby" peluk kanya.

"Bye kalian,sorry ya kalau gue sibuk" ucap rinjani di sela-sela pelukan mereka.

"Gak papa kok gue sebagai sahabat yang baik pasti ngertiin kalau lagi punya gebetan pasti repot ya" sindir bella mampu membuat muka sedih mereka menjadi rekah.

"Ayo gue anter ke parkiran" ajak rinjani namun setelah di lift ucapan bella mampu membuatnya panik.

"Oiya jan tadi ada orang serem banget kesini terus nanya in lo gitu,katanya suruhan bokap lo"

"Terus dia ngomong apa?" Tanya jani penasaran.

"Katanya ririn demam karna khawatir sama lo gara-gara lo gak balik semalem" jelas bella.

"RINDU DEMAM?!" teriak jani untung saja lift hanya berisikan mereka berempat.

setelah pintu lift terbuka jani terburu-buru lari mencari taxi.tak butuh waktu lama taxi pun mendarat di depan gerbang yang menjulang.

Votment nya thank you!
Terimakasih sudah baca cerita RINJANI ANASTASHA😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RINJANI ANASTASHA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang