"Hm ngapain lo bisa ada disini?" Tanya jani pada seorang cowok tersebut.
"Ini salah satu cabang toko boneka mami gue kali jan-" ucapannya terhenti karna jani.
"Stop it! Jangan pernah panggil gue dengan sebutan itu bangsat!" Teriaknya..rasanya menjijikan jika harus mengatakan cowok itu orang dekat jani.
"Okey..okey..gue gak akan gitu lagi" ujarnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Lo sekolah dimana?" Tanya nya lagi setelah cowok itu memberikan banyak boneka untuk rindu.jengah rasanya jika harus melihat tampang menjijikan itu.
"Bukan urusan lo!" Jawab jani dan segera menarik rindu masuk ke mobil.
Sementara jani menjauh dari toko.senyum devil itu muncul.
"Liat aja..gue gak akan pernah ngelepasin lo can.tik." ujarnya dengan penekanan.
//
"Kakak,kakak jangan ngomong kasar lagi ya?" Tanya rindu sendu.ia sungguh tak tega melihat kakaknya emosi.lelaki jahat!. Pikirnya...karna sudah berani membuat jani marah didepan rindu.
"Kakak cowok tadi itu siapa?" Tanya rindu lagi dan dijawab gelengan oleh jani.jani pun memberhentikan mobilnya kepinggir.
"Sayang...maafin kakak ya karna udah buat kamu ngerasa gak nyaman" ujar jani dengan menangkup pipi chubby rindu.
Ia pun mengiyakan seraya memeluk jani dengan erat.sungguh ia sangat menyayangi jani...baginya jani kakak terhebat diseluruh dunia!
"Dia siapa sih ka?kok kasih aku boneka banyak banget?" Tanya rindu..
"Nanti kita bakar aja ya boneka yang dikasih nya" ujar jani dan diangguki lemah oleh rindu.ia sebenarnya suka sekali dengan boneka itu...tapi karna orang yang memberikan itu sudah berani membuat jani marah ia pun tak sudi menerimanya.
Flash back on.
Saat jani sedang mabuk..ia bingung dimana dave?saat datang ia bersamanya.
Jani pun menyusuri area dalam club.betapa terkejutnya dia saat melihat adegan yang menjijikan seperti itu.
Dave digerumuti para jalang murahan itu?!
Saat dave bersama para jalang nya itu ia mengikutinya dari belakang.masih untung jani bisa menyadarkan diri saat tadi meminta air putih ke pelayan.
'Kamar?' Tanya jani dalam hati.
Hingga saat jani mencoba mengintip mereka dari luar bagusnya tak ada yang menyadar jika sedari tadi jani melihat adegan itu..lelaki macam apa dave itu?! Ia bahkan tak menolak sedikitpun saat jalang itu membuka sleting celananya.
Jani memutuskan untuk pergi dari club dan pulang ke rumah.
//
Saat ia baru sampai sekolah tiba-tiba ia merasakan ada yang merangkul pinggangnya.
'Sial lelaki itu lagi' ujar jani dalam hati.
Plak
Jani menampar dave.dave yang bingung bukannya bertanya tapi malah menampar balik.banci!
"Kenapa lo nampar gue?!" Tanya janiblantang sungguh kemarahannya sudah diujung tanduk.
"Seharusnya gue yang nanya!" Jawab dave tak kalah lantang.
"Jan..jani kenapa?" Tanya teman-temannya saat mereka datang ke arah jani.
"Lo tau lelaki di depan gue ini?!bersyukur banget tuhan masih sayang sama gue sampe gue bisa kiat langsung gimana murahnya lo saat digrepe sama jalang!" Ujar jani lantang bahkan kini ia sudah menangis...menjikikan rasanya jika harus mengingat kejadian tadi malam.
Bersyukur ia belum pernah memberikan apapun miliknya kepada dave (tubuhnya).
"Lo gak usah ngarang deh!" Ujar dave dan segera pergi.
"Sebenarnya apa yang terjadi sih jan?" Tanya kanya dan tak mendapat jawaban apapun dari jani.
//
Saat orangtuanya memintanya ikut pindah ke bogor.ia memanfaatkan keadaan itu untuk pergi dari hidup banci itu.
Flash back off.
Votment nya ya guys..
Terimakasih sudah baca cerita RINJANI ANASTASHA...
Maaf ya chapter ini sedikit vulgar dan kasar bahasanya..
KAMU SEDANG MEMBACA
RINJANI ANASTASHA.
Novela Juvenildont forget buat follow akunku,vote, and comment juga yess... // Raga itu sayap untuk jani terbang kembali... Raga itu tempat jani menenangkan diri... Raga itu satu-satunya orang yang bikin jadi bahagia lagi... Raga itu orang spesial kedua setelah r...