1;

3.1K 290 35
                                    


Ini tahun ketiga aku mengenalnya. Si rambut sewarna bara api itu baru saja mondar-mandir di koridor kelas, sesekali menggoda adik kelas yang sedang lewat hingga ia tertawa terbahak-bahak sendiri.

Tawanya selalu mengundang orang-orang untuk memukulnya.

Tawanya berhenti ketika matanya menemukannku.

Tubuh tinggi kurus itu berlari kearahku, tangannya melambai-lambai dan bibirnya tersenyum lebar, "Wakatoshi-kun!" sapannya.

Tendou Satori namanya. Siswa tahun ketiga sama sepertiku. Guees Monster, senior berambut aneh, dan maniak ice krim coklat adalah nama lain yang sering orang-orang sebutkan saat melihatnya. Ya, orang-orang mengenalnya.

"Wakatoshi-kun, lihat aku menemukan ini!" tangannya bergerak menunjukkan DVD horor padaku. Alisku bertaut, untuk apa ia tunjukkan padaku? "Ayo kita nonton! Semi-semi juga akan ikut!" katanya. Wajahnya seperti biasa, berbinar senang.

Aku menggeleng.

Matanya mengerjab, kepalanya dimiringkan. "Kenapa?"

"Aku ada latihan."

Tendou merengut, bibirnya dimajukan dan mencibir, "kau tak lelah berlatih sendirian lagi?"

Aku menggeleng, "tidak. Shirabu bersamaku."

Dan aku lihat ia semakin merengut.

____

Spike terakhir tepat menyentuh garis. Shirabu bertepuk tangan, dan memuji. Aku hanya balas mengangguk.

Aku kembali keasramaku, kulihat Tendou yang menenggelamkan dirinya dalam selimut. "Wakatoshi-kun!" sapannya riang. Ia bergerak cepat, lupa bahwa tubuhnya masih terbungkus selimut hingga ia tak leluasa bergerak.

Duak

Tendou terjatuh.

"Wakatoshi-kun, bantu aku!" rengeknya. Dahinya memerah karena terbentur marmer. Aku tersenyum singkat, Tendou masih seperti biasa, kekanak-kanakan.

"Wakatoshi-kun," panggilnya sekian kali. Ia sudah terbebas dari seprei yang melilitnya dan juga sudah duduk ditepi kasur. "Ayo nonton film tadi," ajaknya.

"Kau belum menontonnya?"

Dia menggeleng, "Semi-semi tidak jadi datang," ia cemberut.

Aku hanya mengangguk. Dengan senang hati ia memutar film dan menonton disampingku.

Yang kuingat terakhir kali adalah aku yang ketiduran dan kami yang dihukum karena terlambat esoknya.

~Tbc.

(F)unTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang