8_

973 182 48
                                    

"Aku kembali Wakatoshi-kun!" Tendou tiba-tiba menerobos masuk. Tangannya memegang koper mini berwarna hitam dengan stiker bendera-bendera dunia.

Aku berdiri.

Tangannya ia lentangkan, membuat gestur ingin dipeluk.

"Ini baru 4 hari Tendou," kataku.

Ia merenggut. Tangannya ia turunkan karena aku tak menyambut pelukannya. "Ibuku mengusirku," katanya. Ia mulai membuka koper miliknya.

"Kenapa?"

"Ibuku bilang adikku selalu menangis saat melihatku, ibuku juga bilang aku terlalu berisik hingga membangunkan adikku."

Aku mengangguk-anggukkan kepala, paham.

"Wakatoshi-kun, aku punya oleh-oleh untukmu!" ia berseru. Tangannya mengeluarkan benda berbentuk lingkaran dengan bulu-bulu serta manik-manik sebagai hiasan.

"Itu apa?"

"Penangkap mimpi!" Tendou berseru. "Dengan ini kau tak perlu risau dengan mimpi buruk lagi! benda ini akan menangkap mimpi buruk dan memberimu mimpi yang luar biasa," katanya lagi.

Aku meneliti benda ditangannya.

Bentuknya unik, aku belum melihat ini sebelumnya.

Tapi apa benar itu menangkap mimpi buruk?

"Apa benda ini benar-benar bisa melakukan itu semua?" tanyaku, dan Tendou mengangguk.

Ia memasang benda itu di jendela, angin sepoi-sepoi membuat bulu-bulunya bergerak halus.

Tendou membereskan semua barangnya. Lalu bergegas tidur, mungkin lelah karena melakukan perjalanan cukup jauh.

Aku pun sama, aku tertidur karena terlalu lelah berlatih voli.

Esoknya, aku terbangun setelah memimpikan Oikawa yang setuju untuk masuk Shiratorizawa.

~Tbc.

.

.

.

Bonus:

Bonus:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(F)unTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang