13)

862 174 7
                                    


Aku dan Tendou duduk dipinggir lapangan, menunggu para Junior yang sedang melakukan latih tanding dengan para mahasiswa.

"Wakatoshi-kun, ku pikir setelah inter-high berakhir aku tidak akan bermain voli lagi."

Aku agak terkejut. Kupikir kemampuan Tendou sudah cukup baik dalam olahraga voli.

"Mengapa?"

Tendou diam sebentar.

"Entahlah," ia mengubah posisi menjadi terlentang. Tangannya ditautkan, mata Tendou menatap langit-langit gym.

"Lalu kau mau apa?"

Tendou masih diam. Ini bukan seperti ia yang biasanya.

Biasanya ia akan menjawab dengan candaan, atau dengan teriakan heboh hingga Semi gemas dan melemparinya dengan bola.

"Apa kau punya cedera kaki? Tendou aku sudah bilang jangan bermain Voli sebelum pemanasan," kataku.

Tendou malah terkekeh. Ia kembali duduk, kemudian melihat kearahku.

"Aku pemanasan kok," sahutnya.

"Lalu?"

"Ha--ah lupakan. Wakatoshi-kun, apa yang akan kau lakukan setelah lulus dari sini?"

"Bermain voli."

"Hahahaha, tentu saja." Ia tertawa, tapi tawanya tak seheboh biasanya. "Wakatoshi-kun, suatu saat kalau kau diwawancarai kau harus menyebut namaku sebagai teman terbaikmu!"

Tendou tersenyum lebar. Tangannya menyentuh pundakku, mirip seperti Ayahku ketika menenangkanku waktu kecil.

Dan permintaan Tendou, tidak akan aku abaikan.

Aku mengangguk.

Pasti.

~Tbc

(F)unTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang