4"

1.1K 208 12
                                    


Tendou terlihat cemberut, kakinya dihentak-hentakan dan bibirnya manyun. Dahinya agak benjol, itu ulah Semi Eita yang terlalu kesal dengan Si kepala merah itu.

Kami baru saja menginjak asrama, dan mood Tendou belum membaik.

"Tendou," panggilku.

Si kepala merah menoleh.

"Ayo ku traktir."

Mata Tendou terbelalak kaget, tangannya menggapai ku dan bergelayut dipunggungku. Moodnya naik drastis, mungkin karena faktor ia akan mendapatkan makanan favoritnya secara gratis?

"Wakatoshi-kun, belikan aku 50 bungkus," katanya. Telapak tangannya ia goyang-goyangkan didepan wajahku.

"Tidak boleh. Kau bisa sakit perut jika makan sebanyak itu," sahutku.

"Tenang saja, Reon punya obat sakit perut," kata Tendou, tapi aku tetap menggeleng.

"Kalau begitu 45."

"Tidak."

"40."

"35."

"25."

Aku tetap menggeleng. "3," kataku.

"Eh, itu sedikit Wakatoshi-kun. Berikan aku 10!"

"3 saja. Besok ku traktir lagi."

Tendou melompat turun, lalu berseru girang. Tangannya cekatan menarikku, "ayo Wakatoshi-kun! hari ini panas!"

Ngomong-ngomong, punggungku sakit sekali.

~Tbc.

(F)unTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang