Yang tak diharapkan

83 34 4
                                    

Perkenalan direktur baru terjadi di aula kantor. Disana Reno mengenalkan dirinya kepada semua karyawannya dan memberi pidato singkat.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi semuanya perkenalkan nama saya Reno Afrinanda Putra Handoko, ya saya putra tunggal bapak Handoko. Disini saya akan menggantikan Papa saya sebagai Direktur perusahaan ini. Saya harap bisa bekerja sama dengan baik bersama kalian..........
Sekian dan terimakasih Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh"

Di sisi lain di kursi penonton

"Wahhh ganteng banget vio, lu bisa merasakan aura ketampanan dan kewibawaannya kan? Lu bisa taukan kalau dia jodoh gw vi" Reina melihat kearah Vio yang memejamkan mata dan mengabaikannya. Seketika Dia mencubit Viola

"Auh... kau mau mati?" vio meremas tangannya seakan ingin memukul Reina.

"Lu sih gadengeri gw ngomong apa" Reina memanyunkan bibirnya

"Lu bisa merasakan kalau dia jodoh gw kan vi? Iyakan?" Sambung Reina. Khayalan Reina terlalu ekstrem bagi Vio.

"Hmm" Jawab Vio singkat

"Gw pasti cewe beruntung itukan vi?"

"Hmm"

"Wah gakebayang kalau dia jadi tunangan gw dan ngajak gw nikah vi" Tetiba Reina mengucap kata-kata kutukan bagi Vio

Seketika mata Viola terbuka dan menahan emosi. Viola memang sensitive dan trauma dengan kata "Tunangan".

Trauma kedua yang membekas dihatinya terungkit kembali ketika mengingat Abian mengecewakannta dan membuat Vio harus mengakhiri kisah cinta yang sudah terjalin 6 tahun bersamanya dan memutuskan hubungan tunangan Mereka.

Viola terdiam dan tidak mendengarkan ocehan Reina lagi ketika itu. Air matanya membendung di balik pelupuk mata hingga membuat mata nya berkaca-kaca. dan akhirnya Reina bertanya.

"Vio lu kenapa?" Reina langsung memegang bahunya karena sepertinya dia sudah merasakan kesedihan Vio.

"Gw mau ke toilet dulu" jawab Vio

"Yah... gw salah ucap ya vi?". Tanpa menjawabnya lagi Vio bergegas pergi dari situ dan menuju toilet.

Dari ujung matanya Viola melihat seseorang memperhatikannya berjalan keluar namun Dia mengabaikannya.
***

Di toilet dijatuhkannya tiap tetesan air mata yang tak terbendung lagi, hari ini entah kenapa hatinya begitu lemah dan kacau. Biasanya Viola masih bisa menahannya, namun kali ini tidak. Mungkin karena sudah lemah ketika kejadian tadi pagi dirumah.

Viola tak bisa membohongi dirinya sendiri ketika tahu kalau Papanya sakit parah dan kritis. Tapi Dia bisa apa? Rasa bencinya sepertinya lebih besar pada Papanya yang membuat dadanya sesak dan tak tahu harus bagaimana.

Terlalu dalam lukanya setelah dikecewakan dan dikhianati oleh 2 orang laki-laki yang begitu dicintai dan dipercaya oleh nya. Kenangan itu terbayang ketika tepat didepan mata kepalanya mereka melakukan kesalahan fatal yang sama yaitu tidur dengan wanita lain ketika Ia benar-benar mempercayai mereka sepenuhnya.

Viola sangat membenci perselingkuhan apalagi sampai tidur dengan wanita lain. Namun jika ditanya Vio lebih membenci dirinya sendiri daripada mereka karena Dia tidak bisa mengendalikan dirinya hanya karena lelaki.

MELT MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang