Cahaya matahari perlahan mulai muncul dan menari-nari di wajah kami. Hangatnya sang surya menghilangkan ketegangan yang baru saja kami alami semalam. Tidak ada kebisingan pagi hari oleh kendaraan-kendaraan seperti biasanya. Semuanya tampak sunyi. Sesekali kami mendengar suara decitan sepatu yang tentunya berasal dari ZoClown, dan tentu saja itu membuat kami tegang.
Kami membasuh muka menggunakan air keran yang ada di tempat ini untuk menghilangkan kantuk dan menyegarkan kembali wajah. Mbak Nadia dan Mbak Rina yang kebetulan mempunyai baju ganti—yang mungkin diambilnya dari toko baju—memutuskan untuk mandi, menghilangkan rasa lengket karena keringat. Sedangkan Mas Agus sibuk mengecek kondisi mobilnya yang akan kami gunakan untuk perjalanan lebih jauh lagi. Dengan katana dan sebuah pistol Mas Xarvius berjaga-jaga mengantisipasi jika kalau-kalau ada ZoClown yang menyerang.
Aku dan Bori yang tidak ada kerjaan memutuskan untuk menelusuri Lawang Sewu ini. Ternyata benar, semuanya masih dalam kondisi bagus. Tempat ini sama sekali tidak terserang oleh ZoClown. Tetapi anehnya tidak ada satupun orang yang menginap atau mengungsi di tempat ini. Padahal tempat ini bisa menamapung sangat banyak orang—seribu orang mungkin, aku tidak tahu pasti.
"Kak, ayo cari makanan."
Puas menjelajah tempat ini, kami memutuskan untuk menuju sebuah kios makanan yang tentunya menyediakan makanan. Pintu-pintunya masih berdiri dengan kokoh tanpa ada tanda-tanda kerusakan. Ada perasaan tidak enak ketika kami terus melangkah menuju tempat yang dibuat menyerupai balok-balok kayu itu. Aku merasa ada sosok yang tentunya tidak ingin aku temui sedang menunggu kami.
Suara gesekan yang ditimbulkan dari pintu tua ini sangat membuatku tidak nyaman. Rasanya telingaku ngilu ketika mendorongnya. Tetapi aku tidak terlalu mepedulikannya. Debu menyelimuti ruangan yang penuh makanan ini. Dinding, meja, rak makanan, semuanya.
Kami mengambil beberapa makanan yang dirasa dapat mengenyangkan juga dapat bertahan lama. Ada roti, air mineral, makanan ringan, minuman berkarbonasi, dan masih banyak lagi. Tetapi yang terpenting dari semuanya adalah kopi, karena aku sangat suka kopi.
Dengan makanan di keranjang belanjaan kami meuju ke kasir dan menanyakan berapa totalnya. Tentu saja ini hanya sebuah candaan, soalnya tidak ada siapapun disana. Semua makanan yang sudah diambil kami masukkan ke kantung plastik yang ada di meja kasir. Banyaknya makanan yang kami bawa membuatnya menjadikan tiga kantung plastik.
Gambar oleh Mg
Pandanganku tertuju kepada pintu yang ada di belakang meja kasir. Di atasnya tertulis 'Staff Only' yang menurut dugaanku tempat itu digunakan untuk istirahat para pegawai disini.
Setelah semuanya selesai, kami berjalan menuju pintu keluar. Tinggal beberapa langkah lagi kami keluar tiba-tiba kami dikejutkan dengan suara pintu dibanting. Suara itu berasal dari pintu yang ada di belakang kami. Seorang pegawai—tidak—lebih tepatnya badut yang berpakaian seperti pegawai muncul dari balik pintu. Wajahnya dipenuhi berbagai riasan, seperti badut umumnya, tetapi badut kali ini tidaklah seseram badut yang kami temui ketika sedang berada di kantor polisi. Tidak ada luka di wajahnya yang membuatnya tampak menyeramkan. Hanya saja ditangan kanannya memegang pisau berlumuran darah dan ditangan kirinya sebuah balon yang tersambung dengan tali terbuat dari daging (aku mengetahuinya dari tekstur dan bentuknya yang menjijikkan).
KAMU SEDANG MEMBACA
ZoClown [TAMAT]
HorrorBagaimana jika ketika kamu membuka mata dan semua mimpi burukmu menjadi kenyataan? Pilihan mana yang akan engkau pilih. Berdiam diri atau menghadapi. Riko akan menghadapinya!