13 | Badut dan Saudara

13 0 0
                                    

Kejadian-kejadian aneh dan tidak pernah kuduga sebelumnya datang silih berganti. Seperti saat ini misalnya, gadis cantik juga imut tiba-tiba muncul entah darimana. Aku harap ini hanyalah mimpi belaka dan saat ini aku sedang tertidur di kelas seperti biasanya. Karena. Aku sangatlah lemah dengan anak kecil. Rasanya gemas saja melihat mereka-mereka yang masih polos, tidak berdosa, dan masih belum mengenal kerasnya dunia ini. Kuharap mereka bisa seperti itu selamanya.

Ada hal yang mengganjal pikirannku saa ini, aku merasa pernah mengenal anak ini. Apakah mungkin dia adikku? Tapi seingatku aku tidak pernah mempunyai adik secantik atau seimut dirinya. Atau mungkin aku pernah punya lalu melupakannya karena tergantikan hal-hal aneh yang sedang terjadi. Begitulah diriku, mudah melupakan hal-hal yang menurutku tidak penting atau tidak menarik minatku. Bahkan mungkin—mungkin saja—saat ini aku sudah lupa apakah aku punya keluarga atau tidak.

Dengan otak yang di atas rata-rata ini aku mencoba untuk menelusuri ingatan demi ingatan yang kupunya. Tetapi tidak ada satupun ingatan yang berhubungan dengan keluarga. Tidak! Jangan-jangan aku mengalami amnesia dan sedikit demi sedikit ingatanku semakin memudar. Aku pernah membaca kasus seperti ini, yang akhirnya membuat si penderita menjadi depresi lalu gila.

"Si...siapa kau?" tanyaku dengan kesulitan karena tubuh ini masih saja terasa kaku.

"Kakak...nggak ingat sama aku ya?" matanya mulai bebinar dan dari tatapannya itu menunjukkan kekecewaan yang amat mendalam. Sial, inilah yang kutakutkan jika berurusan dengan anak kecil. Dia akan menangis.

"E-eh, jangan nangis. Tapi maaf, sepertinya aku memang tidak ingat." Seketika tatapannya menjadi seram dan tajam. Wajahnya melukiskan kemarahan karena ucapanku barusan. Aura kegelapan di sekelilingnya menjadi lebih berat dari sebelumnya.

"Cih..." ia meludah ke tanah di kirinya lalu menjentikkan jarinya. Beban yang sangat berat seperti sedang mendorongku setelahnya. Gravitasi bumi menjadi lebih kuat dari biasanya dan aku yakin itu hanya terjadi di sekitarku saja. Tak kuasa menahan beban ini aku pun jatuh berlutut di hadapannya.

Dengan tangan mungilnya ia mendongakkan kepalaku menghadap dirinya. "Kak, kamu itu sangat-sangat-sangat-sangat jahat! Bisa-bisanya lupa sama adiknya sendiri. Sungguh kakak keterlaluan," ia mencubit gemas pipiku.

"Ta-tapi aku memang tidak ingat denganmu." Aku mencoba untuk bangkit, tetapi percuma saja. Malahan itu membuat gravitasi yang menarikku semakin kuat saja.


Ilustrasi oleh Mg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi oleh Mg


"Hmph. Baiklah jika kakak tidak percaya, aku akan menunjukkan sesuatu yang akan membuat kakak percaya bahwa aku itu adikmu."

Dengan tangan mungilnya ia mencoba melepaskan gaun yang dikenakannya. Sontak aku langsung mencoba menutup mata. Tetapi itu tidak bisa, seperti ada sesuatu yang menahan kedua kelopak mataku. Untuk beberapa orang yang memang menyukai anak kecil pasti akan bernafsu setelah melihat apa yang ada di depanku. Bagaimana tidak, gadis yang mengaku-ngaku sebagai adikku kini telah menanggalkan gaunnya. Tetapi dia tidak benar-benar telanjang. Tubuhnya yang putih mulus tertupi perban putih yang menutupi beberapa bagian penting. Kulitnya sangat indah dan bersih, terlihat kalau dia merawatnya dengan baik.

ZoClown [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang