03 | Badut dan Teman

27 3 0
                                    

Kami yang hampir saja kehilangan nyawa sangat bersyukur telah diselamatkan oleh sekumpulan mahasiswa yang baik hati. Kemudian kami saling berkenalan siapa nama kami dan juga sedikit cerita tentang kehidupan kami.

Dimulai dari wanita paling cantik di van mini itu. Ia mengenakan hoodie berwarna merah dengan rambut diikat kuncir kuda. Mbak Nadia namanya. Ia merupakan salah satu mahasiswa di universitas ternama di kota ini. Saat itu ia dan teman-temannya sedang meneliti penyebab orang-orang berubah jadi badut dan saling menyerang. Tetapi universitasnya malah terserang oleh salah satu mahasiswa yang terinfeksi. Mbak Nadia berhasil selamat, tetapi teman-temannya tidak. Sampai sekarang ia berhasil bertahan hidup dan berniat memecahkan masalah badut ini. Aku dan Bori yang duduk di kursi paling belakang mendengarkan dengan serius.

Duduk di sebelahnya, seorang gadis berambut pendek yang mengenakan daster putih—yang lebih mirip baju tidur—dengan renda di bagian lengan dan lehernya. Kacamata berangka hitam yang menghiasi wajahnya membuat dirinya tampak imut. Dan kuketahui kemudian bahwa hobinya itu adalah tidur—karena tepat setelah mengenalkan dirinya secara singkat ia langsung terlelap. Gadis bernama Mbak Rina ini merupakan lulusan SMA yang telah mencoba berbagai universitas, tetapi selalu gagal.

Sopir dari mobil van ini bernama Mas Agus. Dengan kepala terhiasi blangkon dan logatnya yang khas memberi tahu kita bahwa ia berasal dari kota Yogyakarta. Katanya ia datang ke Semarang karena salah satu sahabatnya meminta bantuan tepat setelah kota ini diserang. Tetapi hingga sekarang ia masih belum bisa menemukan sahabatnya itu.

Duduk di sebelah supir, seorang pria dengan rambut tajam seperti duri yang berwarna pirang. Di telinga kanannya terpasang sebuah anting-anting berwarna hitam yang membuat tampilan dirinya seperti anak nakal. Mas Xarvius namanya. Kulitnya sangat putih bebeda dengan kebanyakan orang Indonesia. Mata birunya mencermikan bahwa ia adalah seorang anak blasteran. Kedua orang tuanya saat ini sedang pergi dalam urusan luar negeri yang membuatnya ditinggal sendirian di Semarang. Kurangnya perhatian orang tua membuat dirinya menjadi kacau. Terlihat dari cara berpakaian dan juga cara bicaranya yang kurang sopan.

Aku sendiri sebenarnya juga ingin bercerita banyak seperti yang lainnya. Tetapi ingatan yang hilang membuatku hanya bisa sedikit menceritakan tentang hidupku. Seisi van memahami perasaanku saat ini karena mereka memang juga pernah mengalami hal yang sama sepertiku. Ingatan yang samar-samar yang sampai sekarang masih jauh terkubur di dasar pikiran mereka. Agak aneh kupikir ketika mereka mengatakan pernah mengalami hal yang sama denganku. Apa ini yang dinamakan takdir?

"Mas, sekarang kita akan kemana?" Tanya Bori ke Mas Agus yang sedang sibuk mengemudi sekarang.

"Saat ini mas masih ingin mencari sahabat mas dulu. Tetapi jika nanti sudah tidak ada tanda-tanda dari keberadaannya kita memutuskan untuk melanjutkan perjalanan." Sesekali Mas Agus mengamati sekitar berharap menemukan tanda-tanda kehidupan yang kemungkinannya sangat kecil.

"Kita akan ke Bali jika teman dia tidak ditemukan. Menurut beberapa info yang beredar bahwa Bali telah membuat sebuah tempat yang aman dari serangan ZoClown. Sekarang diamlah aku mau tidur!" kata Mas Xarvius dengan jengkel.

Suasana menjadi hening setelahnya. Aku yang masih tidak bisa terlelap hanya memandang keluar jendela—mengamati kekacauan yang dimulai seorang badut. Di luar tampak sepi dan gelap. Lampu jalanan yang biasa menerangi beberapa mati. Bahkan ada yang hingga jatuh tertabrak mobil. Suhu dingin yang menyelimuti diriku ditambah suara mobil yang sangat-sangat tenang dan tidak berisik membuat suasana menjadi mencekam.

Dari info yang diceritakan oleh teman-teman baruku ini ZoClown itu sangat tertarik kepada suara dan cahaya. Pendengarannya yang tajam dan telinganya yang mampu mendengar dengan sangat baik membuatnya sangat berbahaya, walaupun itu siang hari. Tetapi beberapa ZoClown memang sensitif terhadap matahari. Sehingga mereka lebih memutuskan untuk bersembunyi dan keluar saat malam. Itulah mengapa van ini dimodifikasi agar tidak terlalu mengeluarkan banyak suara dan ketika malam hari Mas Agus mematikan lampunya.

ZoClown [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang