17 | Badut dan Akhir

13 1 0
                                    

Semuanya diam mematung ketika bertemu dengan sosok yang tak diduga. Raut wajah mereka menunjukkan kebingungan akan kejadian ini. Tetapi semuanya tidak ketakutan, hanya aku sajalah yang mulai mengucurkan keringat dingin.

Gadis itu melangkah dengan santainya menuju kami. Sesekali ia melompat kecil kegirangan—seperti seseorang yang teramat senang. Tanpa sadar tubuhku bergetar ketakutan. Belum pernah aku merasakan ketakutan seperti ini. Bahkan ini lebih mengerikan dibandingkan jika berhadapan dengan ZoClown sebanyak apapun.

Kurasa ini dikarenakan hawa yang dipancarkan dari tubuh gadis itu. Hawa mengerikan yang berbeda jauh dari tampilannya. Aku menampar diriku sendiri untuk menyadarkan diri dari lamunan ketakutan ini. 'Kamu pasti bisa' kata insting yang selalu berada di kepalaku.

"Berpencar!" teriakku yang kemudian dilakukan oleh semuanya.

Aku mengarahkan senjataku dan siap menembaknya kapan pun itu. Ia terhenti tepat setelah melihat ekspresi ketakutan yang kutunjukkan.

"Kak..." wajahnya mulai memelas, walaupun kutahu itu hanyalah sandiwaranya. "Kamu memang jahat. Adikmu sendiri juga mau kau tembak? Kakak macam apa kamu ini!"

"Diam! Aku tahu kekuatan tersembunyi yang kau miliki. Dan aku tidak akan tertipu karenanya!"

"Cih." Ia menatapku dengan tatapan jengkel yang memuakkan. "Sekarang aku punya alasan untuk membunuhmu. Aku yakin ayah—maksudku master juga tidak suka kepadamu. Lebih baik kau cepat mati Kak."

Ia berlari dengan cepatnya ke arahku. Aku yang sudah tidak tahu harus berbuat apa hanya bisa menembakinya terus menerus. Tetapi refleksnya dalam menghindar lebih cepat dibandingkan peluru yang keluar dari senjataku. Tepat ketika berada di depanku, kaki mungilnya menendang perutku dengan kerasnya. Membuatku harus terlempar ke belakang dan menabrak pintu tempat kami datang juga merobohkannya.

Sakit sekali rasanya. Sepertinya organ dalamku rusak dibuatnya. Tetapi entah mengapa rasa sakit itu tidak berlangsung lama dan aku kembali sehat lagi. Teman-temanku kebingungan—lagi—dengan apa yang terjadi. Aku mencoba bangkit dan membidiknya lagi.

"Semuanya, tembak gadis itu. Dia monster!" teriakku kepada semuanya.

Semuanya segera mengarahkan bidikannya ke tubuh gadis mungil yang terdiam di tengah ruangan luas ini. Wajahnya tertunduk, tertutupi rambut hitam panjangnya.

"TEMBAK!" teriakku.

Ratusan peluru meluncur dengan cepatnya ke arah gadis mungil itu. Tetapi ia tidak gentar, malah ia menangkis semuanya dengan tangan mungilnya itu. Sangat cepat juga hebat. Kuyakin tangannya itu sekuat baja, tidak, mungkin lebih. Tidak ada satupun peluru dari kami yang berhasil menggores tubuhnya. Semuanya berhasil digagalkan hingga tidak ada peluru tersisa.

Sepertinya aku harus maju dan menebasnya secara langsung. Senjata yang sebelumnya kugunakan untuk menembakinya kubuang begitu saja dan segera berlari ke arahnya. Katana yang selalu melekat di punggangku kutarik dari sarungnya dan kugenggam dengan eratnya menggunakan kedua tangan. Kuayunkan ke arah kepalanya ketika jarak kami tinggal beberapa meter saja.

Tetapi itu berhasil di tangkisnya menggunakan tangan yang telah dirubahnya menjadi besi panjang menyerupai pedang. Aku mundur beberapa langkah setelahnya. Napasku terengah-engah dibuatnya walaupun aku tidak bergerak terlalu banyak.

Lagi dan lagi, aku terus menyerangnya bertubi-tubi walaupun dia juga berhasil menangkisnya. Tenagaku sepertinya hampir habis sebelum gadis itu menerjangku yang membuatku jatuh terduduk. Hampir saja tangan besinya itu menebas leherku sebelum sebuah suara menghentikannya.

"Cukup sampai di situ Natasha, selanjutnya biar aku yang urus."

Pria berjas putih muncul dari balik pintu. Matanya tertutupi kacamata hitam dan dia menghisap seputung rokok. Inilah yang kucari-cari, pria yang membunuhku di kehidupan sebelumnya.

ZoClown [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang