Eleven.3

762 116 45
                                    

"Oppa."

"Hm?"

"Perasaanku saja, atau wajahmu terlihat lebih pucat dari biasanya. Oppa kelelahan?"

"Aku tidak tahu, Baekhyun-ah... Apa kentara sekali, hm?"

"Yup!" Angguk Byun Baekhyun. "Oppa sudah bekerja keras hari ini. Karena itulah oppa jadi selelah ini,"

Sehun hanya tersenyum menanggapinya.

Bukannya sang istri, justru adiknya yang menyambut kepulangan Sehun. Baekhyun membantu Sehun melepas mantelnya. Dia lalu menyerahkan mantel itu pada Yuri untuk dicuci para pelayan. Sedetik kemudian, pelayan lainnya mendorong kereta makan. Baekhyun mengambil secangkir teh gula batu hangat. "Oppa minum dulu ya, baru temui Luhan-eonni di kamarnya."

"Jadi istriku ada di kamar?" Sehun meminum tehnya. "Dia tidur? Tidak biasanya dia tidur pada jam ini."

Secangkir teh langsung kandas dalam sekali teguk. Sehun menyerahkan cangkir teh pada Baekhyun. Gadis itu menaruhnya di atas kereta makan.

"Luhan-eonni ingin menyambut Sehun-oppa dengan cara yang berbeda," Baekhyun menaikturunkan kedua alisnya. Dia hendak menggoda Sehun. Yang digoda hanya menghela nafas.

"Luhan sudah makan malam?"

"Sudah. Oppa juga harus makan malam sebelum ke kamar Luhan-eonni. Hitung-hitung tambah energi."

"Hah?" Dahi Sehun mengernyit dalam. Lalu matanya terpicing, balik menggoda Baekhyun dengan senyum sok detektifnya. "Baekki sudah bisa berpikiran mesum, ya?"

Pipi Baekhyun memerah malu. Beginilah dia. Baekhyun bereaksi terlalu jujur terhadap sesuatu.

"T-tidak!"

"Sudahlah, mengaku saja... Aigoo, adikku bertambah dewasa."

Dan Baekhyun meninju manja lengan Sehun lalu pergi meninggalkan sang kakak yang masih asyik tertawa.

"Tuan Muda."

Sehun menghentikan tawanya.

"Ya, Yuri?"

Yuri sudah datang dengan kereta makan lain. Kali ini tersaji berbagai menu makan malam ekslusif di atasnya.

"Anda makan malam terlebih dahulu."

"Tapi--"

"Tidak ada tapi-tapian. Lady Luhan memerintahkan kami yaitu memastikan makan malam anda habis..."

"Tapi, aku sungguh tidak nafsu ma--

"...Tak bersisa."

Yuri berkacak pinggang. Sebagai Kepala Pelayan Mansion Xi, dia paham suami majikannya susah dibujuk makan kalau sudah lewat jam tujuh malam.

Sehun mendengus jengah. Dia menggerutu. Bibirnya manyun persis paruh anak ayam, "aku bukan anak kecil. Sampai kapan istriku memperlakukan suaminya seperti ini?"

"Lihat-lihat! Tuan Muda Sehun kalau merajuk imut sekali..."

"Hust! Kita harus fokus mengawasinya makan."

"Kuharap Tuan Muda menghabiskan dessert buatanku."

"Yuri-eonni, jangan memarahi Tuan Muda Sehun kami yang imut!"

"Jika Lady Luhan mendengar ucapanmu, kau akan mati terpenggal."

"Eh?"

Bisik dan pekikan tertahan entah dari mana menggerayangi indera pendengaran Sehun.

Sontak Sehun melirik para juru masak Mansion Xi. Mereka mengintip di balik dinding, atau punggung sofa ruang tamu.

My Jerk Wife (HUNHAN GS) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang