(22). Apakah Benar Rindu?

230 36 5
                                    

Maafkan jika ada typo:v

Alangkah baiknya vote dulu sebelum baca

Jangan jadi siders ya cantik dan ganteng:)


Happy reading:)

"Pikirku berubah menjadi rindu yang datang beriringan antara nyata dan semu"

"Pikirku berubah menjadi rindu yang datang beriringan antara nyata dan semu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini Mira sedang berada di kafe dekat apartementnya. Di pagi ini, ia sudah ada janji dengan Haru. Haru sangat ingin bertemu dengan Mira, alasannya hanya rindu karena sudah lama tidak menemui temannya.

Mira juga sama, sudah sejak lama ia jarang nongkrong bersama Haru. Terakhir kali mereka bertemu saat di kantin kampus. Itu pun sudah sekitar dua minggu lalu.

Entah kenapa disaat waktu dua minggu itu, Mira rasanya ingin menyendiri dari dunia luar. Dunia luar yang dimaksud adalah dunia yang berkaitan dengan beberapa orang.

Tapi keinginannya ini tidak berjalan sepenuhnya. Pasalnya, di setiap Mira akan pergi keluar Mira selalu bertemu manusia bernama Choi Soobin. Entah itu di kafe, perpustakaan ataupun wahana permainan. Entah apa yang menjadi dasarnya. Mira juga tidak mengetahui itu.

Sambil menunggu Haru yang belum juga datang, Mira memesan makanan dan minuman terlebih dulu. Perutnya juga sudah mulai bergejolak karena lapar. Karena setelah Haru mengabarinya untuk bertemu pagi ini, Mira langsung pergi ke kafe tempat mereka berdua janjian. Mira melewatkan sarapan paginya di apartemen, pergi ke kafe sama saja ia akan memesan makanan. Jadi ia memilih sarapan di kafe saja.

Mira mengangkat satu tangan, mengisyaratkan kalau ia ingin memesan sesuatu. Tidak lama, seorang pelayan datang menghampiri mejanya.

"Mau pesan apa?" Tanya pelayan itu dengan ramah.

Mira melihat-lihat isi menu di dalamnya. Ia memilih sarapan yang cocok untuk ia makan.

"Saya pesan dutch baby pancake dua dan Jus strawberry"

"Ada lagi?"

"Sudah itu saja"

"Baik. Mohon tunggu sebentar ya" Pelayan itu menunduk lalu kembali ke arah dapur. Memberikan pesanan Mira kepada chef yang ada di kafe.

Selagi menunggu makanan dan minumannya siap, Mira memainkan handphone miliknya. Dilihatnya beberapa akun dari media sosialnya. Hanya melihat-lihat saja. Mira terus menscrol sampai ke bawah, hanya mencari kabar atau hal menarik yang dapat ia temui.

Sibuk untuk beberapa lama ia memainkan benda pipih itu, sampailah pesanan Mira yang dibawa oleh pelayan tadi.

"Ini pesanannya" Pelayan itu meletakan pesanan Mira dengan hati-hati di atas meja. Satu persatu diturunkan. Mulai dari pancake terlebih dulu, lalu disusul oleh jusnya.

My Beloved Psychopath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang