(23). Kebetulan

184 33 4
                                    

Maafkan jika ada typo:v

Alangkah baiknya vote dulu sebelum baca

Happy reading:)

"Kebetulan atau bukan aku juga tidak tahu. Yang aku rasa, waktu datang dengan tepat di saat kau perlahan datang"

 Yang aku rasa, waktu datang dengan tepat di saat kau perlahan datang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Loh bukannya itu-"

Mira melihat ke arah seorang laki-laki yang memasuki kafe. Matanya menyipit untuk melihat jelas siapa sosok yang baru datang itu. Sepertinya ia mengenali siapa orangnya. Mira mengenali betul siapa orang tersebut sekarang.

"Soobin" Ucapnya tanpa sadar.

Haru yang semula sedang meminum menghentikan gerakan mulutnya. Kini ia menatap Mira yang ada di hadapannya.

"Soobin?" Haru melihat tatapan Mira yang mengarah ke belakangnya. Ia pun ikut menoleh ke belakang, melihat apa yang Mira sedang lihat. Dan ternyata benar apa yang di katakan benar.

"Itu Soobin bukan?" Kata Haru yang masih menghadap ke belakang.

Setelahnya Haru berbalik menghadap ke arah Mira. "Kau menghubungi dia?" Lanjut Haru.

Mira tersadar, memutus pandanganya ke arah laki-laki itu. "Tidak. Aku tidak menghubungi dia sama sekali" Jelas Mira.

Memang benar ia tidak menghubungi Soobin. Jangankan untuk menghubungi, melihat kontaknya pun tidak sama sekali.

"Kebetulan sekali dia malah datang" Haru mengambil minuman yang sempat ia taruh, lalu kembali meminumnya.

Mira tidak menanggapi ucapan Haru. Kini ia kembali melirik ke arah laki-laki yang berada di belakang Haru. Laki-laki itu berjalan setelah selesai memesan makanan di meja kasir tadi. Ia berjalan pelan menuju meja yang tersedia. Dan yang dipilihnya adalah meja yang ada di ujung sebrang Mira. Jaraknya sekitar tiga meja dari tempat Mira sekarang berada.

Walau dengan topi dan jaket yang terbalut di badan lelaki itu, namun Mira bisa mengenalinya dengan jelas. Mengenali kalau dia adalah Soobin. Tapi sepertinya Soobin tidak menyadari kalau Mira ada di tempat ini.

Mira menutupi wajahnya dengan papan menu yang ada di atas meja. Sesekali ia mencuri pandang untuk melihat ke arah orang yang ia percayai kalau itu Soobin di sebrang sana. Mira bukan mencuri pandang karena genit, Mira hanya memastikan kalau lelaki itu benar siapa dan sedang apa ia di kafe ini.

"Kenapa kau menutupi wajahmu?" Haru bertanya saat melihat Mira di hadapanya yang aneh. Menutupi sebagian wajahnya dengan papan menu.

Mira meletakan jari telunjuknya di bibir. Mengisyaratkan agar Haru tidak terlalu berisik. "Diam, aku sedang memantaunya"

Haru hanya menggeleng melihat sahabat satunya ini. Entah kenapa Mira justru terlihat seperti seorang mata-mata yang mengintai targetnya. Atau juga seperti seorang
yang mengintai pacarnya.

My Beloved Psychopath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang