Buat Pidato?

1.5K 55 5
                                    

Deru langkah kaki itu selalu dinikmati oleh semua orang yang tak sengaja melintas.

Ah. Jangan lupakan seorang lelaki tampan yang selalu berjalan disebelah nya.

Tangan Sora tak tinggal diam, dirinya menggandeng tangan kekar milik Jeno itu.

"Ra, ini disekolah loh. Bisa-bisa gue ditebas sama fans-fans lo!" Peringat Jeno dengan raut wajah khawatir.

"Semua orang udah tahu kali, kalau kita iti emang sering bareng-bareng kayak gini!" Elak Sora.

"Gue mau ke ruang kepala sekolah, kak Jungkook manggil gue." Ucap Sora sembari menggandeng tangan Jeno dengan lebih erat.

Jeno selalu berada di dekat Sora, alasan nya adalah karena itu tugas nya. Lelaki itu harus siap membantu Sora kapan saja.

Beberapa pasang mata membuang tatapan tak suka nya, terutama para lelaki. Mereka iri kepada Jeno yang sesuka hati bisa berdekatan dengan Sora.

"Kenapa kak?" Tanya Sora sambil duduk pada sofa berwarna hitam itu.

"Anak dari teman nya papa akan bersekolah disini besok, jadi gue mohon lu nyambut dia pakai pidato lo!" Titah kak Jungkook sembari menyeruput cangkir kopi milik nya.

Sora menatap bingung, ia memang terbiasa menyampaikan pidato nya karena ia merupakan anak dari pemilik sekolah sekaligus primadona disini.

Namun kali ini rasanya agak aneh, jantung nya berdetak lebih kencang. Ia seperti baru pertama mendapat tugas ini.

Jeno menatap Sora dengan tatapan sayu nya. Ia kasihan terhadap Sora yang selalu melakukan public speaking di depan semua orang dan selalu memamerkan senyum palsu nya.

"Ta-tapi kak, kenapa harus gue? Kenapa gak kakak aja? Kak Jungkook kan kepala sekolah nya!" Tolak nya sedikit ragu.

Jeno menggenggam tangan Sora, berharap gadis itu tetap merasa tenang.

"Gue akan bantu lu!" Ucapnya dengan lembut.

Jungkook mengerutkan dahi nya ketika melihat sikap Jeno kepada Sora. Ia berharap jika Jeno tidak menaruh rasa pada adik perempuan nya itu.

"Lo belum tahu kan siapa yang akan sekolah disini?" Tanya Jungkook sembari mengangkat satu alisnya.

Sora berdiri dari duduk nya. "Gue juga gak berharap tahu!" Ucap nya penuh penekanan.

Jungkook memberikan tatapan tajam kearah Sora. Semakin hari gadis itu selalu saja seperti ini jika bertemu dengan dirinya.

"Jeon Sora, gue harap lo gak nunjukin wajah lo yang sekarang ini ke semua orang!" Peringat lelaki itu dengan tegas.

"Lo tuh primadona disini, lu harus senyum sama semua orang. Jangan pernah tunjukin wajah judes lo itu ke semua orang!" Imbuh Jungkook.

Tidak boleh sedih, harus selalu tersenyum. Tidak boleh kelihatan kurang, harus selalu sempurna.

Nilai tidak boleh turun, harus selalu tinggi. Tidak boleh kelihatan gendut, harus seimbang.

Sora melakukan semua larangan itu, menjadi primadona bukan pilihan nya, namun nasib yang membawa nya.

***

Gadis dengan kaos hitan itu tidak akrab dengan yang nama nya istirahat.

Bagaimana tidak? Setelah makan malam ia masih sibuk akan menulis pidato yang besok akan ia bacakan kepada seluruh warga sekolah.

"Lo kata mau bantuin gue, tapi lo nya malah rebahan!" Protes Sora yang masih menulis pidato nya.

Jeno memainkan ponsel nya. "Ya kan gue kagak punya skill buat bikin gituan, lagian primadona nya siapa?" Sahut Jeno enteng.

Jeno memilih untuk menaruh ponsel nya disamping nya lalu memejamkan kedua mata nya.

Menikmati kamar gadis itu yang dirasa sangat nyaman, terlebih lagi wangi kamar ini sama seperti wangi parfum yang Sora kenakan setiap hari nya.

Keadaan menjadi hening, hanya ada suara jangkrik. Sora masih saja beradu pada pikiran nya yang saat ini seperti tidak ingin berpikir lebih dalam lagi.

Sedangkan Jeno? Sora rasa jika lelaki itu telah meninggalkan dunia dan memasuki alam mimpi nya.

"Kenapa disaat kayak gini gue malah buntu!" Racau nya sembari mengacak-acak rambut nya frustasi.

"Otak pintar gue dimanakah diri lo berada?" Sora jadi terpikir jika pidato ini tidak selesai, pasti kak Jungkook akan memarahi nya habis-habisan.

Pandangan Sora beralih pada bingkai foto yang terdapat foto nya dengan foto Jeno sewaktu kecil.

Sejak kecil ia memang tumbuh bersama Jeno, berhubung kedua orangtua Jeno mengabdikan dirinya pada keluarga nya sehingga membuat lelaki itu juga mengabdi pada nya.

"Dari kecil lo emang kayak pangeran ya!" Ucap nya sembari meletakan kepala nya diatas meja.

"Gue harap lo selalu jadi pangeran gue, Lee Jeno!" Lirih nya yang langsung memutuskan untuk masuk ke dalam mimpi.

¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
XRAEX_



  -Azura L.

06.Jun.2020

Primadona; Lee Haechan ft Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang