Cahaya ku?

62 8 0
                                    


Hargai aku dengan vote ya <3
Makasih ♡


Happy reading!♡

Sepeninggalan Sora, Haechan melirik sekilas kearah Jeno yang saat ini duduk lemas tersungkur pada lantai.


"Lo jadi pangeran nya Sora kagak guna banget sih, heran deh gue!" Protes Haechan sembari menatap Jeno sangat tajam.


"Lo belum pernah lihat loker Sora?" Tanya nya yang hanya dijawab dengan gelengan.


"Tuh kan lo gak guna banget!" Cicit Haechan lagi.



"Denger gue ya Jen, Sora dibully sama murid-murid di sekolah ini. Yah, mungkin sia bersifat biasa-biasa aja tapi dalem hati nya dia sakit Jen.... tingkah yang dia tunjukin ke semua orang itu palsu!"


Jeno tertegun mendengarnya. "Gue udah tahu, tapi kalau yang soal bully itu gue belum tahu. Gue pikir semua murid suka sama dia."


"Terus sekarang gimana, kalau kita bilang ke kak Jungkook apa dia bakal-"


"Kalian mau bilang apa ke kakak gue?" Tanya Sora yang keluar dari kamar mandi lengkap dengan kaos olahraga nya.


"I-ini gue sama Jeno mau bilang sama kak Jungkook kalau kita punya opini, kita mau kalau bulan depan diadain kegiatan belajar di luar sekolah!" Jelas Haechan agak ragu.


"L-lo gak kenapa-kenapa kan? Gak ada yang sakit?" Tanya Jeno khawatir sembari menatap gadis itu dari atas sampai bawah.


"Gapapa, cuma kedinginan doang mah!" Alibinya.


Bohong, nyatanya gadis itu ingin sekali melampiaskan rasa sakit hati nya dengan menangis sepuasnya dan sekencang-kencangnya.

***


"Lo pulang sama gue!" Titah Haechan yang saat ini tengah berada pada motor ninja berwarna merah milik nya.


"Gu-gue sama Je-"


"Gapapa Ra, lo sama Haechan aja." Sahut Jeno sembari tersenyum lebar.


Jujur saja saat ini ia tengah menahan rasa cemburunya. Waktu gadis itu kini bukan sepenuhnya menjadi milik nya, kini waktunya terbagi dengan dirinya dan Haechan.


"Jangan ngebut lo!" Ancam Sora sembari menaiki motor besar milik Haechan.


Setelah dirasa Sora telah duduk pada motornya, Haechan mulai menjalankan nya.


"Tunggu gue dirumah!" Ucap Sora sembari melampaikan tangan nya kearah Jeno yang saat ini masih berdiri menatap dirinya yang lama-kelamaan menjauh.


Motor lelaki itu berhenti pada sebuah taman yang tidak begitu ramai, bahkan bisa dibilang jika ini sangat sepi dalam ukuran taman.


"Kenapa tempat sebagus ini sepi sih?" Gerutu Sora.


Kedua insan itu saat ini tengah berjalan kearah bangku taman yang sedang kosong.


"Haechan lihat deh ada Merpati, punya makanan nya gak lo?" Tanya Sora yang hanya mendapat jawaban berupa gelengan.


"Tempat ini bagus banget, Chan. Kayak nya gue bakal ngajak Jeno kesini deh!" Pekik Sora yang langsung mendapat tatapan sendu dari Haechan.


"Jeno lagi Jeno lagi, lupain Jeno lah demi gue!" Itu bukan kalimat permintaan atau semacamnya itu merupakan kalimat perintah.


"Dia temen kecil gue, yakali gue ngehapus dia dari hidup gue!" Elak Sora sembari melipat kedua tangan nya.


Mendengar itu, Haechan jadi mengingat teman masa kecil nya itu.


"Ra, kenapa sih lo selalu terlihat baik-baik aja? Kenapa lo gak bilang sejak awal kalau lo dapet bullying dari murid-murid?!" Haechan menatap miris kearah Sora.


"Gue ngerasa gak guna tahu gak jadi tunangan lo. Lo selalu ngehadepin ini sendiri!" Imbuh Haechan sambil memberantakan rambut nya sendiri.


Sora tersenyun tulus, dia bisa merasakan kalau apa yang diucapkan Haechan itu tulus.


"Lo tahu gak...." Tanya nya yang sengaja memberikan jeda untuk omongan nya.


"Gue adalah manusia paling gagal di dunia. Gue selalu nunjukin senyum palsu gue ke semua orang tapi hati gue sendiri itu rapuh. Bertahun-tahun gue selalu berusaha kuat dalam tekanan ini. Mungkin gue terlihat kuat, tapi gue mulai hancur di dalan."



Haechan langsung memasukan gadis itu kedalam pelukan nya. Dia ingin memberitahu kepada Sorakalau dia gak sendiri, karena Sora masih punya dirinya.


"Lo sekarang punya gue sama Jeno, jangan pernah ngerasa sendiri lagi ya, calon istriku!" Ucap Haechan sambil mengecup sekilas pucuk kepala Sora.

***

"Aku adalah bunga yang gugur saat angin darimu berhasil menerbangkanku. Aku adalah bunga yang layu saat tak mendapatkan sinar cahaya mu." Ucap seorang lelaki sembari tersenyum lebar kearah bocah perempuan dengan kepangan dikepala.

"Kau adalah cahaya yang dikirim tuhan hanya untuk ku. Dengarkan hatiku yang menyatu dengan hatimu."

Bulir keringat berhasil jatuh dari dahinya menuju bawah. Sora mendudukan dirinya pada ranjang nya sembari menetralkan suara jantung nya.


Mimpi yang tidak tahu tujuan nya itu berhasil membangunkan Sora pada pukul sebelas malan.


Pandangan nya beralih kearah pigora yang terdapat fotonya dengan Jeno sewaktu kecil. "Cahayaku?" Lirihnya sambil mengingat-ingat kejadian mimpi nya.



Haechan tidak kian tertidur. Dia menyandarkan kepala nya pada kursi kamar nya sembari menatap lekat-lekat kalung berbentuk kunci dengan warna perak nya dengan ukiran tulisan latin.


"Tempus fugit, amor manet!"


"Bahasa apaan sih ini?!" Racau nya sembari memberantakan rambut nya.


"Sebenernya nih kalung darimana sih? Gue tanya papa, dia nya bilang gak tahu. Gue tanya mama katanya biar gue cari tahu sendiri." Dengus nya.


Keadaan menjadi hening, Haechan masih mempertanyakan tentang kalung ini kepada dirinya sendiri. Dia mencoba mengingat-ingat namun hasil yang ia dapat nihil.


¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
¦
XRAEX

-Azura L

Hai semua, aku harap keadaan kalian baik baik aja ♡

Makasih banget buat kalian yang udah baca sama yang udah ngevote (: <3

Hope u like it! Vote ya, gratis kok! (:

Primadona; Lee Haechan ft Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang