[4]DANIEL LYRA MAHENDRA

170 93 11
                                    

"Lo kira cucu gue robot, pakek di nonaktifin segala." Jawab kakek Melodi.

Cowok yang di bogem Melodi tadi hanya diam, menyimak obrolan absurd kakek kakek itu.

"Jadi kenapa saya di panggil ya pak." Tanya cowok itu ke pak Kumar.

"Jadi nak Daniel, saya tadi mendapat laporan bahwasanya, nak Daniel ini di pukul sama Melodi, apa itu benar." Ya, yang di tonjok Melodi adalah Daniel Lyra Mahendra, siswi pindahan dari Bandung.

"Ben..." Sebelum melanjutkan kalimatnya, Melodi tiba-tiba Memotong nya.

"Betul kok kek Kum, eh salah maksudnya pak Kum." Ujar Melodi yang diakhiri dengan kekehannya.

Pak Kumar, dan Kakek Melodi hanya bisa menatap kesal Melodi.

"Kenapa kamu menonjok Daniel, Melodi dia kakak kelas kamu." Tanya Pak Kumar.

"Jadi tu pak gini ceritanya, saya kan mau ke toilet, terus tiba-tiba si kakak kelas songong ini nabrak saya, Sampek saya jatuh ke lantai,bayangin pak seorang Melodi, cucu tersayang pemilik sekolah terjatuh dengan tidak elitnya. Terus nih ya pak, masak dia..." Ujar Melodi menghentikan ucapannya sejenak sambil menatap Daniel kesal. ".. Gak ada niatan menolong saya pak, ya udah saya kesal dong, terus saya tonjok aja tu perut nya." Lanjut Melodi .

"Hmm.. jadi kalian berdua sama-sama salah disini." Kata Pak Kumar.

"Dia yang salah pak." Ucap tak terima Daniel.

"Elo ya yang salah, bukan gue." Melodi juga tidak terima disalahkan.

"Elo."

"Elo."

"Elo."

"Elo."

"Sudah cukup-cukup, kalian berdua tetap salah, dan sebagai hukuman kalian bersihkan toilet di samping lab Fisika."

"Jangan toilet yang itu dong pak, toilet nya kan kotor banget." Protes Melodi.

"Tambahin aja hukumannya mar, biar tau rasa ni cucu gue." Ucap kakek Melodi.

"Ish, kakek kok tega banget sih." Rajuk Melodi.

"Cepat kalian kerjakan hukumannya, atau hukumannya saya tambah membersihkan seluruh koridor sekolah."

Glek..!
Melodi dan Daniel menelan salifanya, membayangkan jika harus membersihkan koridor seluas Dunia oren itu.

"Baik, saya kerjakan sekarang pak, saya permisi." Ujar Daniel sambil menarik tangan Melodi keluar.

"Woe, Jan narik gue, lo kira gue kambing." Kesal Melodi.

"Sebelas dua belas lah." Jawab Daniel.

"Ngeselin banget sih lo."

Pak Kumar dan Kakek Melodi hanya menatap mereka berdua dengan senyum penuh artinya.

"Cucu gue dah besar Mar." Ujar Kakek Melodi.

"Gue kira cucu lo udah ganti gender, ternyata kagak." Celetuk Pak Kumar, yang langsung mendapat pukulan keras dari Kakek Tiyo.

"Cucu gue tu masih normal perempuan ya."

**

Ditempat lain, tepat nya di toilet.

"Ck! Gara-gara lo sih, ngapain lo ngadu segala kalo gue tonjok."

"Gue gak ngadu, tiba-tiba gue di panggil."

"Bohong kan lo, ngaku aja kalo lo ngadu terus biar di hukum bareng gue terus bisa cari kesempatan deket sama gue, modus lo mudah ketebak."

M E L O D I (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang