\22/RUMAH POHON

78 32 3
                                    

Hari ini adalah hari minggu, hari yang di tunggu para pemuda pemudi untuk merefresh kan pikirannya dari pelajaran sekolah ataupun pekerjaan.

Hari minggu kali ini berbeda dari hari minggu biasanya bagi Melodi, karena biasanya yang dia gunakan hari untuk tidur sepanjang hari kini dia gunakan untuk berjalan-jalan bersama sang pacar.

Siapa lagi jika bukan Daniel yang memaksa Melodi supaya keluar bersamanya.

Jam menunjukan pukul 9 pagi Melodi dan Daniel sudah berada di Bandung, padahal hanya berniat joging di taman tadi, tapi Daniel malah membawa nya ke Bandung.

Melodi dan Daniel duduk di kursi di bawah rumah pohon itu, karena Melodi masih kesal dengan Daniel yang tiba-tiba membawanya ke Bandung, mana pakai alasan ngajak joging segala, tau gitu kan dia bisa siap-siap dulu kalau tau bakalan di bawa ke tempat ini lagi.

"Jangan cemberut gitu dong." Bujuk Daniel kepada Melodi yang masih memanyunkan bibirnya

"Paan sih?." Ketus Melodi.

"Jangan ngambek gitu dong." Pinta Daniel melas.

"Ck! Salah sendiri ngeselin." Kesal Melodi.

"Iya iya ini terakhir deh, janji."

Melodi menatap Daniel dengan datar.
"Janji ?, gak percaya gue." Jawab Melodi.

"Maafin dong, entar aku tlaktir deh." Bujuk Daniel.

Melodi menatap Daniel dengan berbinar.
"Beneran?."

"Iya bener." Jawab Daniel.

"Nah gitu dong, kalo sama pacar ." Ujar Melodi dengan senang, membuat Daniel tersenyum lega, meskipun sebentar lagi dompetnya akan terkuras abis.

"Lo ngapain bawa gue kesini lagi sih?." Tanya Melodi.

"Pengen aja gitu bawa pacar ke tempat bersejarah gini." Jawab Daniel.

"Hah bersejarah darimananya sih?." Bingung Melodi.

"Ini kan dulu tempat mami papi gue jadian sampek jenjang pernikahan, gue pengen suatu saat kita kayak mereka." Jawab Daniel, membuat Melodi terdiam sesaat.

Ya, mereka sedang berada di rumah pohon Bandung yang mereka datangin tempo hari, tapi sekarang udah berbeda status, dulu mereka yang masih pacaran bohongan, sekarang udah pacaran resmi.

"Jangan terlalu serius, kita kan gak pernah tau takdir Tuhan," Balas Melodi sambil menatap Daniel lekat.

"Apapun caranya gue bakal berusaha buat bikin takdir kita sama."

"Lo tau gak kak?." Ucap Melodi, membuat Daniel menggeleng kan kepalanya.

"Gue baru kali ini ngerasain nyaman sama seseorang, dan ngerasain takut kehilangan selain ke kakek gue."

"Dan lo satu-satu nya orang yang bisa bikin gue kesel plus (+) jantung gue berdebar dalam waktu yang sama." Ucap Melodi.

Daniel tersenyum tipis menanggapi ucapan Melodi, dia benar-benar tersentuh mendengar kejujuran Melodi.

"Lo orang pertama yang bikin gue salting Mel." Ucap Daniel dengan tampang senyum bodohnya, membuat Melodi tak segan-segan ingin menjitak kepala Daniel, tapi masih dia urungkan, karena tidak mau merusak suasana ini.

"Dan lo orang yang bisa bikin gue ngerasain jatuh cinta sejatuh ini, eh maksud gue sedalam ini."

"Lo copas ya?." Selidik Melodi.

"Bukan copas kok, cuma di ajarin sama Aldo aja, tapi tadi agak lupa gitu." Jawab Daniel sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"pantes ancur." Ejek Melodi, Daniel hanya menyengir kuda.

M E L O D I (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang