-07-

38 3 6
                                    

- Denila -


Semua yang terjadi belakangan ini, membuat gue kembali tersadar kalau gue belum sembuh sepenuhnya.

Sembuh dari segala kesedihan yang datangnya selalu gak bisa gue tebak.

Sembuh dari seseorang yang bahkan saat gue udah melupakannya begitu sulit dia malah datang lagi.

Gue hanya menatap langit-langit kamar sambil beberapa kali menghela nafas berat mengingat semua yang terjadi.

Arvan yang hilang dan Arvan yang datang.

Diri gue yang hilang dan diri gue yang semakin rumit.

Tau apa yang lebih bikin gue sakit dari kehilangan dia?

Saat hati gue bilang, gue perlu untuk lepasin dia karena gue terlanjur sakit. Tapi suatu sisi, hati gue bilang kalau gapapa untuk menerimanya kembali sekalipun gak ada jaminan kalau nantinya gue gak akan sakit lagi.

"Haaaaaa," gue menghela nafas berat untuk kesekian kalinya.

Gue mengambil handphone gue untuk bermain game. Terakhir, gue main game beberapa hari yang lalu saat Arvan datang menemui gue.

Itu juga agak bikin kesal karena ketemu pemain acak yang lumayan nyebelin.

Walaupun nyebelin, dia beberapa kali menolong gue saat gue kena tembak sama musuh.

Gue gak ngerti waktu itu kenapa gue menyalakan mik gue disaat biasanya gue gak pernah ngomong sama pemain acak.

Males aja.

Tapi entah kenapa, waktu itu gue cuma mau ngomong apa yang gue mau.

Makanya wajar waktu pemain acak gue malam itu bilang kalau gue bawel.

"Suara lo lucu hahaha," katanya disela-sela gue dan dia main bareng.

Gue sempat tersentak, "Hah? ngomong apaansi lo."

Dia cuma diam. Diamnya juga membuat gue heran kenapa dia bilang suara gue lucu padahal pas awal setelah dia diam mendengarkan gue yang banyak omong, dia bilang kalau gue bawel.

Lucunya, waktu gue mulai diam karena gak tau mau ngomong apalagi dia dengan tiba -tiba nya menanyakan kenapa gue diam aja.

"Kok... diem...?" dari nada suaranya dia berbicara lebih hati-hati. Mungkin takut kedengeran aneh atau gue bakal nyangka kalau dia ada maksud lain.

Padahal gue sekuat tenaga buat nahan ketawa karena.. gak tau buat gue lucu aja caranya dia yang nanya kenapa gue diam.

Padahal orang di sekitar gue gak pernah nanya kenapa gue bisa jadi bawel disuatu waktu dan bisa jadi pendiam disuatu waktu.

"Tadi katanya bawel,"

Gak bisa dipungkiri waktu beberapa menit bermain dengannya kala itu membuat gue lupa kalau tadinya pundak gue berat. Kalau tadinya, dada gue sesak dipenuhi kalimat yang gak pernah terucap.

Lucunya lagi, waktu gue membuka aplikasi game PUBG lagi untuk bermain, ada sebuah notifikasi.

Gibrandilo meminta permintaan pertemanan

Playing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang