Lapak ini tuh udah macam lahan sengketa. Pernah ditempati Altara, pernah berjudul Monokrom, dan sekarang udah ganti kepemilikan lagi, jadi lapaknya si Private Bodyguard.
Buat yang pernah baca Monokrom, Private Bodyguard isinya sama, hanya ganti judul saja (Tapi memang versi yang lebih rapi)
Selamat membaca ❤️
***
1. Monokrom
Monokrom : Having only one color, Having no color, typically grayscale or in black and white, Boring or severely lacking in interest.
Hidup Trivanya terlalu kosong melompong untuk ukuran seorang selebriti populer. Tidak punya minat, tidak tahu tujuan, dan tidak pernah bermasalah dengan siapa-siapa, bahkan haters sekalipun. Bagaimana mau bermasalah? Baca komen di medsosnya saja tidak pernah, cemoohan langsung saja tidak dia tanggapi.
Riv, begitu dia dipanggil, tidak memiliki dendam dan beragam jenis lika-liku perasaan yang kebanyakan wanita seusianya rasakan, tetapi Riv juga asing dengan sesuatu bernama bahagia.
Hidup Riv itu lempeng, cenderung hampa. Pokoknya, kalau diibaratkan, Riv itu jenis manusia tanpa warna. Putih bukan, hitam bukan, apalagi merah kuning hijau. Pokoknya bukan. Eh, tapi jangan salah. Meski hidupnya tanpa warna, Riv punya satu warna kesukaan, yakni monokrom. Apa saja, selagi warna itu masih masuk dalam skala monokrom. Hitam, putih, abu-abu, cokelat, dan lain-lain. Yeah, seperti itulah. Cukup senada, kan, dengan warna hidupnya?
Riv juga punya sahabat baik, plus asisten kesayangan yang kerap melaksanakan lebih dari job desc yang seharusnya. Semisal, mengatur jadwal kencan butanya, membangunkan tidurnya yang seperti orang mati, menasehatinya yang kelewat suka-suka gue, juga menimpuknya dengan lembaran script saat dia berulah. Namanya Peni. Bisa dibilang sih, Peni itu asisten terkurang ajar yang pernah Riv miliki, tapi juga yang paling dia sayangi.
Eh, eh tapi jangan salah juga! Kendati terasa hambar dan monoton, hidup Riv tidak membosankan. Kenapa? Karena Riv punya hobi, yakni baca webtoon. Cukup seharian terpekur melototin hape, hidupnya sudah segalanya.
Tapi ... hidup Riv tidak mungkin seperti itu selamanya, kan?
**
"Ngapain lo melipir ke sini sih!?"
Riv, duduk santai, memelototi gawainya sambil sesekali menyeruput frafuccino. Tidak ditanggapinya kedatangan Peni yang mendumel sebal.
"Udah nemuin Romeo?"
"Udah."
Peni menyipit. "Ditegur apalagi kali ini?"
"Jangan terlalu cantik."
Plak!
Bahu kanan Riv pun kena timpuk.
Mengusap-usap bahu, Riv mendelik pada Peni.
"Apa?? Gak sakit juga."
Riv berdecak. Namun secepat kesalnya datang, secepat itu pula hilang. Riv meraih lagi gawai yang sedang menampilkan tokoh-tokoh beda dimensi kesayangannya, yang tentu lebih menyenangkan ketimbang beradu argumen dengan Peni. "Gue free sampai kapan?"
"Dua jam-an lagi lah."
Riv mengangguk sambil lalu.
Peni memanggil pelayan kafe untuk memesan minuman. "Kayaknya nyokap lo ada benernya juga deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Private Bodyguard
RomanceHidup Trivanya terlalu kosong melompong untuk ukuran seorang selebriti populer. Tidak punya minat, tidak tahu tujuan, dan tidak pernah bermasalah dengan siapa-siapa, bahkan haters sekalipun. Bagaimana mau bermasalah? Baca komen di medsosnya saja tid...